29 - Mengungkap

475 94 24
                                    

.... Kali ini saja, tolong bantu aku."

So Hyun memejamkan matanya erat, semakin tak mengerti dengan apa yang sebenarnya dituju oleh pria di hadapannya.

"Kau diam, aku anggap kau setuju. Sekarang aku akan menjelaskannya-" Ucap Seokjin,

Meski tak suka dan ingin segera pergi, tapi hati So Hyun mengatakan kalau dia harus tetap disana, mendengarkan semua hal pahut yang akan Seokjin katakan.

"Tolong pastikan, jauhkan kakakmu dari Irene, jangan sampai Jungkook benar-benar melayangkan gugatannya, karena kalau sampai itu terjadi, posisimu tak akan aman, So- Jungkook akan terus mengejar mu. Dia masih sangat terobsesi padamu. Salah satu alasan dia menceraikan Irene juga karena mu, dia ingin kembali bersamamu. Jadi kali ini kumohon, jangan terima dia apapun yang dia lakukan. Dan- pastikan point pertama tadi untuk selalu kau ingat. Maaf karena bicara begini padamu, aku putus asa, So. Aku sangat putus asa bicara pada adikku sendiri. Dia seperti orang gila! Bahkan selama dia tinggal di AS pun, dia selalu menyempatkan diri mencari mu, dia berkeliling kerumah semua orang yang di anggap akan mengetahui keberadaan mu. Dia tak menyerah, bahkan setelah ada Irene disampingnya."

Jantung So Hyun berdebar semakin tak normal, saat melihat tatapan sendu dari yang lebih tua, dia tak percaya, tak ingin percaya kalau Jungkook benar-benar mencarinya selama itu. Tapi kenapa???? Cinta? Bukankah itu tak masuk akal??

So Hyun bergegas bangun dari duduknya, menatap Seokjin kosong. Mengatur ekspresi nya sedatar mungkin.

"Kurasa ini sudah lebih dari 30 menit sajangnim. Kau harus memberikan sambutan mu pada staf ku. Kami akan menunggumu di ruang tengah. Permisi" Wanita itu membungkuk hormat, meninggalkan Seokjin bahkan tanpa menatap matanya. Dia tak bisa, dia sudah tak sanggup.
.
.
.

'Tenangkan dirimu So Hyun, tenang. Tenanglah kumohon.'

Wanita itu terus membatin, menyemangati dirinya sendiri. Getar ponsel diatas nakas kamar mengaburkan lamunan kegelisahan So Hyun yang sudah hampir gila. Wanita itu bisa dengan mudah terkena serangan panik jika terlalu berada dibawah tekanan pikiran seperti sekarang ini.

'Baby Tae is Calling'

"Ne?" Sahut So Hyun masih dengan suara yang bergetar, semoga Taehyung tak menyadarinya.

"Sayang? Ada apa? Kau baik-baik saja?"

Sial, dia memang tak pernah bjsa mengelabui Taehyung. Pria diseberang sana seakan tahu jika ada kekacauan yang sedang So Hyun rasakan. Wanita itu sudah akan menangis saat mendengar suara Taehyung yang terdengar khawatir.

"Sayang? Jawab aku, kau kenapa? Apa semuanya baik-baik saj--??"

Klik.

So Hyun terpaksa mematikan sambungan teleponnya, dia tak bisa lagi menahan isakkannya. Entah apa persisnya, yang jelas saat ini dia sedang merasa kecewa.

Sementara di sebrang sana Taehyung benar-benar merasa khawatir dengan keadaan sang calon istri.

'Ada apa? Kenapa dimatikan?'

"Waeyo?"
Itu Yoongi, baru saja tiba di kediaman Kim Namjoon untuk memenuhi undangan makan malam sahabatnya.

"Ah- hyung, So Hyun, tiba-tiba saja memutus panggilan teleponku. Entah kenapa-- perasaanku jadi tak enak. Suaranya, seperti bergetar saat bicara tadi."

"Kalian sempat bicara?"

"Eoh, hanya sedikit, saat dia menjawab panggilanku. Setelahnya tak berkata apa-apa. Argh! Aku jadi berpikir aneh-aneh."

"Tenanglah Tae, So Hyun tak sendirian di sana, ada si pria berambut biru itu, siapa namanaya?"

"Ah! Madda! Aku akan menghubungi Yeonjun."

Betwēn (Between) [END]Where stories live. Discover now