22 - Haruskah Berpisah?

525 95 13
                                    

Jungkook tengah mengamati sang istri yang sibuk dengan pekerjaan rumahnya, lebih tepatnya pekerjaan dikamar nya, wanita itu memilih untuk membersihkannya sendiri karena tak ingin membuat Jungkook terganggu dengan kehadiran para pelayan. Irene selalu seperti itu saat Jungkook dirumah, dia selalu memperlakukan sang suami dengan sebagai mana mestinya, membuat Jungkook berkali-kali merasa bersalah karena tak bisa mencintainya, atau mungkin belum? Terlebih saat dia tahu Irene ternyata berselingkuh dibelakangnya.

Jungkook memejamkan matanya erat ketika ingatan pedih itu kembali terbesit di ingatannya. Saat pertama kali dia tahu kalau Irene memiliki hubungan dengan pria lain, Jungkook selalu bilang dia tak mencintai wanita itu, tapi kenapa? Kenapa dia merasa terbakar di dalam sana? Apa itu hanya sebatas perasaan tak terima karena merasa harga dirinya terinjak-injak? Atau mungkin ada sebab lain? Yang tahu pasti hanya Jungkook dan Tuhan.

"Sayang?"

"Oh! Ne? Wae?"

Sapaan Irene dari sebrang kamar menginterupsi lamunan Jungkook. Wanita itu berjalan menghampiri prianya. Mengecek suhu tubuh Jungkook dengan telapak tangannya.

"Ah, syukurlah demamnya sudah turun, apa masih ada yang sakit sayang? Hm?" Tangan halusnya membelai lembut sang suami, selalu bisa membuat Jungkook nyaman.

"Hum, aku sudah lebih baik"

Irene mendudukkan dirinya di tepi kasur, memandang pria yang sudah setahun lebih menjadi suaminya.

"Apa yang membuatmu begitu Kook? Kenapa kau mabuk-mabuk kan lagi seperti itu? Kau sudah lama tak melakukannya, kan? Kumohon jangan membuatku khawatir sayang"

Jungkook meraih tangan Irene yang berada di wajahnya, menatap manik sang istri begitu dalam, mencoba mencari kebohongan dari kalimat yang baru saja di dengarnya, tapi- mata itu terlihat begitu tulus, kasih sayang itu terasa sangat nyata, Jungkook yang sudah mulai bodoh karena tak bisa membedakan kepura-puraan yang mati-matian di carinya, ataukah memang Irene benar-benar bisa mencintai dua orang sekaligus dalam satu waktu. Jungkook dan Yoongi.

"Kita sudahi saja Irene. Berhentilah berpura-pura. Kau bisa pergi bersamanya- seperti yang selama ini kau lakukan."

Tubuh Irene membeku dan lemas di waktu bersamaan, senyumnya terlihat kaku, matanya terasa panas, jantungnya berdegup tak normal. Genggaman Jungkook pada tangannya perlahan mengendur. Tidak, ini tidak benar!

Irene merenggut tangan Jungkook kembali ke genggamannya, wanita itu bersimpuh dibawah kaki sang suami yang baru saja mencampakkannya.

"Ani- andwae. Sayang ku mohon. Ku mohon jangan seperti ini. Kumohon Kook, jangan. Jangan tinggalkan aku!" Irene tak lagi bisa menahan air mata yang mendobrak paksa pertahannya,

Jungkook merengkuh tubuh yang tengah gemetar itu kedalam pelukannya. Mengelusnya sayang.

"Maafkan aku karena tak memperhatikanmu dengan baik selama ini, sampai-sampai kau mencari perhatian pada pria lain Irene. Aku tak apa, sungguh. Kau bisa pergi dengannya dengan bebas sekarang"

Pelukan Jungkook erat sekaligus rapuh, Irene tak mau melepaskannya. Dia sangat takut. Yoongi sudah meninggalkannya, dia tak mau ditinggalkan lagi. Dia tak bisa.

"Kumohon Kook. Maafkan aku, biarkan aku memperbaikinya, hm? Tolong ampuni aku sayang" Lelehan bening itu tak kunjung mau berhenti, membuat Irene terlihat menyedihkan.

"Kenapa kau begini Irene? Bukankah ini yang kau mau? Tenang saja, aku akan memberikan semua harta yang menjadi hak mu sebagai istriku. Aku tak akan menahannya. Apakah masih kurang?"

Irene membeku, tak dapat membalas penuturan keliru sang suami. Bukan itu yang diinginkannya, Irene punya harta lebih dari cukup dari kedua orang tuanya, dia tak butuh milik Jungkook. Dia- dia hanya butuh pria itu ada bersamanya. Dia tak mau berpisah dengan Jungkook. Tak akan pernah.

Betwēn (Between) [END]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz