TIGA PULUH LIMA

176 18 2
                                    

Warren benar-benar berada di dalam kamar yang ditunjukkan Nathalie. Dalam keadaan hidup dan mengenali Sana. Kedua nya terlibat dalam pertemuan haru yang membuat Sana tidak berhenti sesegukan dalam pelukan ayahnya.

"Aku bertemu dengan Pak Wijaya saat dia menjadi korban tabrak lari." Nathalie mulai bercerita begitu mereka berada di lorong depan kamar Warren. Dengan alasan memberikan Sana dan Warren privasi. Nathalie mengajak James meninggalakan ayah dan anak itu, begitu Sana selesai mengenalkan James pada Warren.

"Pak Wijaya sempat koma selama dua minggu. Sebelum bangun dan kehilangan seluruh ingatannnya. Kecuali namanya sendiri." Lanjut Nathalie setelah James tidak memberikan komentar apapun. "Karena itulah Sana dan keluarganya tidak tau bahwa Pak Wijaya sebenarnya masih hidup. Dan menjadi ayah dari gadis lain yang sudah kehilangan ayahnya sejak kecil."

James benar-benar tidak dapat memilah dan membedakan mana kalimat Nathalie yang merupakan kebenaran, ataupun yang sebaliknya. Wanita berusia pertengahan empat puluh tahun itu benar-benar sudah terbiasa berpura-pura dan mengarang cerita. Sehingga tidak kalau Nathalie bisa berbohong dengan lancar seakan semua itu adalah fakta.

"Usaha kami untuk mengembalikan ingatan Pak Wijaya, baru membuahkan hasil beberapa bulan yang lalu. Setelah Pak Wijaya menajalani beberapa hipnoterapi."

Kewaspadaan James meningkat saat sudut matanya menangkap dua orang pria bermata sipit baru keluar dari lift tepat saat Nathalie melanjutkan ceritanya. Tapi James dengan sengaja berpura-pura tidak peduli.

"Terima kasih karena sudah menghubungi kami." Ucap James pada Nathalie meski kewaspadan nya tidak berkurang sedikit pun. "Terima kasih juga sudah mempertemu..."

Kecurigaan James benar. Satu diantar dua pria yang keluar dari lift itu menyerang leher kanannya dari belakang. Beruntung James sempat menggeser posisi berdirinya, hingga pukulan pria itu tidak mengenai area vital di leher James yang bisa membuatnya pingsan. Meski pada akhirnya James tatap berpura tersentak ke samping dan kehilangan keseimbangan dan akhirnya berpura-pura pingsan.

"Masukkan dia ke dalam kamar." Suara Nathalie terdengar memerintah.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Apa yang berlaku?" (Apa yang terjadi?)

Warren bertanya pada pria berwajah seperti orang Indonesia kebanyakan yang baru saja masuk ke dalam kamar, beberapa saat setelah James dan Natalie keluar. Tapi mendengar Bahasa melayu yang digunakan ayahnya. Sana tau bahwa orang itu bukanlah orang Indoensia.

"Bos marah, wangnya dicuri oleh Heung Chin." Pria yang tidak lebih tinggi dari Sana itu membuka tudung hoodie nya dan mengusap-usap kepala botaknya. Sementara Warren mendekat kearahnya "Kita mesti membawa gadis itu ke tempat letak kereta. Bos akan berjumpa dengan kita disana."

"Betulkah?" Dalam satu gerakan cepat, ayah sana mendaratkan pukulan akurat dan keras di pelipis pria itu. Hingga dalam waktu beberapa detik tubuh pria berbahasa melayu itu kehilangan keseimbangan. Sebelum akhirnya terjadi sesuatu dan pingsan.

"Ayah? Apa yang sebenarnya terjadi?" Sisa isakan Sana terhenti seketika melihat apa yang barusan terjadi di depannya.

"Tidak ada waktu untuk menjelaskan semuanya, Sana." Ucap Warren sambil mulai melucuti hoodie dan celana jeans pria yang tekapar dilantai itu. "Tapi aku akan menjelaskan sebisaku, sementara kamu berganti pakaian."

Out of The BlueDonde viven las historias. Descúbrelo ahora