EMPAT BELAS

65 13 0
                                    

Gadis itu frustasi dan marah hingga menangis. James tau itu. Karena itulah James sengaja menunggu di luar mobil saat Sana menundukkan kepala nya di atas kemudi. Sudah lebih dari lima menit James berdiri sambil bersandar pada pintu mobil Sana. Memberi waktu pada gadis itu untuk menata emosi nya. Sebagaimana Sana memberinya waktu padanya beberapa saat yang lalu.

Apakah James merasa bersalah? Shit. Tentu saja. It feels like hell. Terlebih setelah apa yang dilakukan Sana untuknya. Gadis itu telah memberikan waktu untuk nya saat emosi James bergolak karena pertemuannya dengan ibunya. Kemudian Sana juga mendengar kisah nya dengan penuh simpati tanpa menghakimi apa yang telah James dan ibunya lakukan. Meski Sana tidak mengatakan apapun saat James bercerita. James bisa merasakan empati dan kehangatan dari gadis itu untuknya. Mata cokelatnya menatapnya dengan hangat. Seakan memberitau James bahwa Sana bisa merasakan dan memahami luka yang pernah James rasakan.

Tapi sebagai balasannya, James justru membuat gadis itu frusatasi hingga menangis. Tidak hanya itu. Gadis itu juga berusaha mati-matian menyembunyikan tangisnya dari James. Meski James sempat melihat matanya berkaca-kaca. Karena itulah Sana buru-buru kembali ke mobil. Kemudian mengunci diri di dalam mobil dan menyembunyikan wajahnya dengan menelungkup di atas setir.

Hal itu tentu membuat James ikut frustasi. Di satu sisi James tidak ingin Sana dalam bahaya. Tapi di sisi lain James juga tidak ingin Sana kecewa dan frustasi seperti ini. Terlebih hingga gadis itu menangis seperti ini. Membuat gadis kuat seperti Sana menangis adalah perbuatan paling bodoh yang pernah James lakukan. Tentu saja James tidak ingin mengulangi hal itu lagi.

Dengan kepalan tangannya, James mengetuk-ketuk kepalanya. Mencoba memikirkan jalan keluar yang akan mengakomodasi dua masalah itu. Jalan keluar yang dapat memastikan James bisa menjaga Sana sekaligus menghilangkan rasa kecewa dan frustasi Sana. James mencoba memaksa otaknya berpikir rasional tanpa melibatkan perasaannya. Terutama ketertarikan James pada Sana.

Beberapa saat berlalu, tapi tidak ada satupun ide melintas. Hingga James hampir saja putus asa. Tapi pada saat itulah mata James menagkap sebuah kejadian yang memberinya inspirasi.

Dari arah pintu masuk parkiran, James melihat satu keluarga muda sedang berjalan masuk. Sang istri sedang menggendong dan menyuapi anak mereka. Sementara Sang suami berjalan di belakangnya dengan membawa tas perlengakpan bayi dan barang-barang lainnya. Keduanya tidak berjalan beriringan kemungkinan karena jalan masuk itu hanya cukup untuk satu mobil, dan mereka akan menghalangi jalan mobil jika melakukannya.

Tiba-tiba sang anak laki-laki yang kelihatanya bahkan lebih kecil dari Baby El itu, melemparkan mainan yang digenggamnya. Hingga mainan seperti jelly itu jatuh di tengah jalur masuk mobil. Tepat saat ibunya akan mengambil mainan berwarna merah itu. Sebuah mobil bergerak masuk setelah melewati palang parkir. Sang ayah pun dengan sigap memeluk ibu dan anak itu, dan menariknya dari lajur mobil. Hingga pada akhirnya tidak ada yang terluka. Dan sang ayah lah yang akhirnya mengambilkan mainan yang dijatuhkan anaknya.

Sebuah ide pun terbentuk di benak James saat dirinya mengamati kejadian itu. Ide agar James bisa menceritakan semuanya dan bisa melindungi Sana sekaligus. Ide untuk bisa menghilangkan rasa frustasi Sana yang membuat gadis itu menangis. Sekaligus dapat membuat James berhenti mengkhawatirkan keselamatan Sana, serta mendapatkan ketenangan disaat yang bersamaan.

Meskipun tidak yakin dengan tanggapan Sana atas ide nya kali ini. Tapi James tetap harus mencobanya karena inilah jalan keluar untuk masalah mereka. Meski, tentu saja James akan menyerahkan hasil dan keputusannya pada Sana. Karena memang ide itu hanya bisa berjalan kalau Sana juga setuju dan mau bekerjasama.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Sana tidak tau berapa lama dia menangis. Sana hanya tau bahwa saat terdengar ketukan di jendela mobilnya, airmata Sana sudah mulai mengering. Tidak lagi ada tetesan yang meluncur dari matanya. Dan kini Sana pun merasa lebih lega.

Out of The BlueWhere stories live. Discover now