Pak Budi baru melepaskan tangannya saat sudah tiba di ruang BK. Telinga kanan Raffa terlihat memerah, gara-gara di tarik pak Budi tadi.

Pak Budi menulis nama Raffa di Buku kesiswaan, setelah selesai pak budi menyodorkan buku itu ke arah Raffa yang duduk di depannya sambil menggosok telinganya yang terasa sakit. Mungkin

"Silahkan tanda tangan seperti biasa."

"Ah si Bapak mah kebiasaan, setiap saya masuk ruang BK pasti minta tanda tangan saya, Bapak pas~," Ucapan Raffa terhenti saat pak Budi menatap nya dengan tatapan yang tajam. Setajam silet.

Raffa dengan cepat langsung menanda tangani buku kesiswaan. Dan menajalni hukuman yang di perintahkan pak Budi sampai bel istirahat berbunyi.

Setelah beberapa jam berlalu, bel istirahat pun berbunyi. Raffa sudah selesai menjalani hukuman yang di berikan pak Budi.

Tempat yang pertama di kunjungi Raffa setelah di hukum yaitu kantin. Saat sudah berada di kantin Raffa menghampirinya keberadaan Andra dan Alvaro di meja yang biasa mereka tempati saat ada di kantin.

"Dari mana aja lo." Tanya Andra.

"Yaelah kaya yang gak tau si Raffa aja." Lanjut Alvaro.

"Hobi banget sih lo sama hukum sekolah, heran gue." Celetuk Andra.

"Brisik, gausah nyinyirin gue. mending sekarang lo pesenin gue minuman deh dari pada ngebacot terus."

"Dih suka-suka gue lah, mulut-mulut gue ngapa lo yang sewot." Balas Andra yang membuat Raffa jengkel dan mengundang tawa bagi Alvaro.

Saat Raffa hendak berdiri untuk memesan minuman, tiba-tiba seorang cewek datang memeluk tangan kanan Raffa.

"Babyyyyy, apa kabar? Aku kira kamu gak hadir hari ini. Kamu tau gak sih, aku kangeennnn banget sama kamu." Kata cewek itu.

"Lohh, kok lo bisa ada di sini sih?" Tanya Raffa, bingung.

"Ya bisa lah, aku kan emang sekolah disini." Jawabnya.

"Bukan itu maksud gue, lo bilang lo ada acara keluarga dikanada selama dua minggu. Teruskan masih ada sisa satu minggu lagi, kok lo udah balik lagi ke indo sih?!" Tanya Raffa penasaran.

"Harusnya sih gitu, tapi aku minta sama papah buat balik duluan. Soalnya aku gabiasa nunggu lebih lama lagi kalo terus jauh dari kamu."

Raffa memutar bola matanya jenuh. Nyesel gue ngomong sama dia. Batin Raffa.

Mungkin mulai saat ini dan kedepannya Raffa harus sering berlatih petak umpat untuk menghindari Ghina, cewek yang naksir kepada Raffa sejak menduduki bangku kelas X. Ghina menunjukan rasa sukanya secara terang-terangan, hal itu yang membuat Raffa merasa terganggu saat berdekatan dengan Gina.

"Lo bener-bener cewek paling setia buat dampingin Raffa." Puji Andra pada Ghina sekaligus untuk mengejek Sahabatnya itu.

Raffa mencoba untuk melepaskan tangan Ghina yang menggandengnya. "Lepas! gue mau cabut." Datarnya.

"Kamu mau Kemana? Aku ikut ya!" Pinta Ghina.

"Gue kebelet, mau ketoilet. Masih mau ikut, Hah?!" Tantang Raffa, tanpa menduga jawaban yang di katakan Ghina.

"Boleh kamu kalo kamu izinin."

Raffa bergidik mendengar kata yang di Ucapkan Ghina, ia segera keluar dari area kantin. Andra dan Alvaro? Mereka tertawa puas melihat Raffa yang tidak merasa terganggu saat berdekatan dengan Ghina. Temen laknat emang mereka mah

Beberapa menit berlalu, bel pun kembali berbunyi menandakan jam istirahat sudah berakhir. Para siswa maupun siswi mau tidak mau harus kembali ke kelasnya masing masing untuk mengikuti pembelajaran selanjutnya.

RAFILLAWhere stories live. Discover now