62.

65.7K 13K 6.1K
                                    

Halooiii

Selamat menunaikan ibadan puasa buat yang menjalaninya dan mohon maaf lahir batin ya🙏🙏

Jangan lupa nabung geng. Insyaallah BTS terbit akhir mei atau awal juni🔥🔥

Aku baka sering up nih di bulan puasa. Mohon vote dan spam komennya yaa biar rencana aku terwujud hehehe

Sudah vote?

Spam komen 5K kuy. Ramaikan setiap paragraf.

Selamat membaca.......

❤️❤️❤️❤️❤️❤️

Lamera sedang memeluk Risa. Menangis histeris sambil cerita kalau dirinya ingin diracuni oleh tiga Most Wanted. Dia juga mendumel apa salahnya sampai diperlakukan sekejam ini? Salahkah dia terlalu mencintai es teh manis?

"Masa, Ris. Lo bayangin, Ris. Gua disuruh minum kuku bima energi, makan rujak sama bodrex barengan, Ris. Kalo gua mati gimana, Ris?" Lamera menangis histeris. Sebenarnya tidak menangis, ia cuma sedang lebay saja.

"Susah amat hidup lo, Lam. Kalo lo mati ya ntar malem gua sama Jiana tinggal pesen nasi kotak buat hajatan. Nggak usah lah dibuat ribet." Ledek Mila.

Lamera menjulurkan tangannya ke depan buat mencakar wajah Mila. "Sini lo, Milea. Biar gua tambahin lobang hidung lo jadi kembar lima." Sungut Lamera. Tapi sayang tangannya tidak bisa menggapai wajah Mila.

"Udah harusnya lo mati aja dengan tenang. Gua ntar manggil Sheila On Seven pas pemakaman lo. Lo suka Sheila on Seven, kan?" Mila mengacungkan jempol.

"So fun kah begitu miskah?"

"Kan lo suka Sheila On Seven."

"Ya, kan gua udah terbaring di dalam kuburan."

"Tinggal bangun bentar buat goyangin jempol lo apa susahnya?"

"Udah, udah, lo nggak usah ngerengek terus. Noh ada cogan noh lewat." Jiana berusaha menghibur Lamera.

"Siapa?" Tanya Lamera.

"Liam noh jalan sendirian." Bisik Jiana.

Lamera langsung melepaskan pelukannya dari Risa. Ia menoleh ke samping. Liam memang berjalan sendirian, memperhatikan Hauri yang sedang bicara dengan Alskara.

Alskara dengan usil meletakan bukunya di atas kepala Hauri. Hauri yang kesal menepis tangan Alskara. Namun Alskara tetap saja melakukan hal itu berulang kali.

"Al, diem sih iseng banget!" Omel Hauri.

"Lagian pendek sih kepalanya. Jadi enak buat naro buku." Alskara tersenyum usil.

"Iya, iya, besok gua beli obat peninggi badan biar gua tinggi dan bisa naro batu di atas kepala lo." Hauri memalingkan wajahnya.

Alskara tersenyum. Ia menyentuh pundak Hauri, memutar tubuh Hauri agar menghadapnya. Kemudian tangan kanannya melingkar di pinggang Hauri yang otomatis membuat tubuh Hauri maju mendekati dada bidangnya.

"L-lo mau ngapain?" Tanya Hauri panik, matanya sudah melotot.

"Hau, lo nggak perlu obat peninggi badan. Gua bisa kok gendong lo. Lo mau apain kepala gua? Mau dielus?" Alskara memamerkan smirk-nya.

Hauri yang sudah diambang batas pertahanan dirinya langsung menendang kaki Alskara. Sampai membuat Alskara melepaskannya, membungkuk mengaduh kesakitan.

"Rasain tuh. Wlee!!" Hauri menjulurkan lidahnya. Kemudian buru-buru pergi meninggalkan Alskara.

"Sopankah mereka ber uwu uwu di depan jomblo seperti gua?" Mila mulai dramatis. Menunjuk ke arah Alskara dan Hauri sambil menyentuh dadanya.

Back to School (TAMAT dan SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now