akhir

1.1K 106 33
                                    

Caca melepaskan pelukan nya, lalu membelai pipi Yuta dengan tangan nya yang terbebas dari infusan "Ini beneran kamu kan?" katanya masih tidak percaya dengan kenyataan yang ada dihadapan nya.

Yuta mengangguk dan menggenggam tangan Caca yang tadi membelai pipi nya "Menurut lo aja gimana?" jawab nya.

Caca mencubit pipi Yuta dengan keras "By heh sakit ini apaan sih maen cubit segala" keluh Yuta saat Caca mencubit pipi nya sangat keras dan sampai memerah.

Caca kembali lagi menangis ia menutup wajah nya dengan kedua tangan nya.

"Gue belum apa apain lo padahal" gumam nya dengan nada pelan.

Caca terus menangis dan Yuta tak ada niat untuk memberhentikan tangisan Caca ia sengaja membiarkan Caca menangis agar suasana hati nya lebih membaik.

"Kenapa bisa disini?" tanya Caca sembari sesegukan.

Yuta menggeser tempat duduk nya agar lebih dekat dengan Caca "Emang gue harus nya ada dimana? Di pesawat yang tempo hari jatuh itu?" tanya Yuta.

Caca menggeleng keras "Bukan gi---

Cup

Tangisan Caca berhenti saat Yuta mencium bibir nya, ia melumat bibir Caca dengan penuh rindu, mereka sama sama menikmati lumatan tersebut menyalurkan ribuan rindu di setiap kecupan satu sama lain.

"Masih kurang nyata kalo gue ada di hadapan lo?" tanya Yuta tepat saat ia melepaskan pangutan tersebut lalu mengusap bibir Caca yang basah akibat ulah nya.

Cup

Caca mengecup singkat bibir Yuta lalu membelai pipi nya dengan satu tangan nya "Makasih udah mau nepatin janji kamu buat aku" ucap nya dengan jarak mereka yang cukup dekat.

Yuta mengangguk lalu mengusap lembut pipi Caca "Makasih selalu bertahan dalam situasi sulit sekalipun" balas Yuta.

Caca mendorong kening Yuta agar jarak diantara mereka tidak terlalu dekat seperti sekarang, jarak diantara kedua nya sangat dekat bahkan Yuta berbicara tepat di bibir Caca dengan mata yang terus menatap Caca dan hidung mereka yang bersentuhan satu sama lain.

"Jauhan nanti khilaf lagi di rumah sakit" ucap nya yang mengubah posisi tidur nya menjadi duduk bersandarkan bantal di punggung nya.

Yuta berdecak "Gue pengen cium lo lagi padahal" ucap nya dengan nada pelan dan langsung membantu Caca yang sedang kesusahan karena mencari posisi nyaman untuk duduk.

"Lo gak sakit duduk kaya gini?" tanya nya saat ia telah selesai membantu Caca.

Caca menggeleng "Aku pegel kalo tidur terus, punggung aku kerasa panas" jawab nya.

Setelah posisi nya sudah nyaman Caca kembali menanyakan hal yang sama yang belum sempat Yuta jawab.

"Kak ko bisa disini gimana cerita nya?" tanya Caca lagi dengan ekspresi penasaran.

Yuta berdecak "Ya terus gue har----

Caca mencubit lagi lengan Yuta dengan keras "Bukan itu maksud aku".

Yuta terkekeh lalu mencubit pelan pipi Caca "Lo mau tau keajaiban apa yang gue alamin sampe akhir nya gue bisa duduk menenin lo disini?" tanya Yuta.

Caca mengangguk "Kenapa?" tanya nya.

Yuta menggenggam kembali tangan Caca lalu dikecup nya satu kali "Salah satu nya doa lo. Sebelum pulang gue emang beli tiket pesawat Japan Airlines gue kira penerbangan nya itu pukul 04.00 sore makanya gue dateng ke bandara sejam sebelum keberangkatan, tapi nyata nya gue malah ketinggalan pesawat, gue sempet panik karena itu tiket terakhir penerbangan ke Indonesia, sebetul nya masih ada satu tiket lagi namun penerbangan nya mundur satu jam karena berita kecelakaan pesawat tersebut, setelah mendengar berita itu gue bersyukur karena tuhan masih sayang sama gue, tuhan masih mau liat gue ngebahagiain lo sama si kembar" jelas Yuta sambil membayangkan situasi tempo hari yang ia alami.

Random | Nakamoto Yuta [book 2] ✔Where stories live. Discover now