menunggu

756 102 38
                                    

Hari ini adalah sidang terakhir untuk kasus Yuta, semalam Caca tidak bisa tidur nyenyak memikirkan banyak kemungkinan yang terjadi pada Yuta, jika ia dinyatakan bersalah mau tidak mau Caca harus siap berpisah untuk sementara dengan Yuta selama lima tahun, membayangkan nya saja membuat hati Caca sakit ia menggelengkan kepala nya membuang jauh jauh pikiran buruk mengenai suami nya, ia menguatkan hati nya jika Yuta tidak pernah terlibat dalam kasus itu.

Caca mengelus perut nya dengan satu tangan nya menenangkan si kembar yang terus menendang dari dalam sana, belum lagi ia semakin sering merasakan kontraksi palsu pada perut nya.

Malam tadi bunda nya Caca sudah pulang setelah ia mendengar semua pernyataan yang dilontarkan anak semata wayang nya, dan Rosa pun sudah menjelaskan semua masalah nya pada Rini tanpa ada yang di tutup tutupi.

"Sakit lagi?" tanya bunda Rini saat beliau masuk kedalam kamar nya sambil membawakan makanan untuk Caca sarapan pagi ini.

Caca yang sedang duduk di balkon pun melirik kebelakang lalu tersenyum sambil mengangguk "Iya, tapi udah ilang ko bun" jawab nya yang berdiri menghampiri bunda nya yang sudah duduk di sofa kamar tersebut.

"Makan dulu" ucap nya saat memberikan satu mangkuk yang berisi bubur kepada Caca.

Caca menerima mangkuk tersebut "Mami udah ngabarin bunda belum?" tanya nya tanpa mengalihkan pandangan dari bubur yang sedang ia aduk .

Rini mengelus rambut Caca dengan lembut "Belum, sabar sedikit yah, mungkin mami lagi sibuk, hari ini kan sidang terakhir buat kasus Yuta, Ca apapun yang terjadi siap gak siap kamu harus nerima semua apapun yang terjadi dalam rumah tangga kamu dan jangan pernah memilih untuk mundur" jelas bunda nya memberikan sedikit masukan untuk anak nya agar rumah tangga yang mereka jalani tidak berakhir di pengadilan, cukup Rini yang merasakan tapi tidak untuk Caca.

"Makasih bunda" ucap Caca

.
.
.

Siang ini Caca masih belum mendapatkan kabar apapun dari mami nya berulang kali ia mengecek handphone nya namun nihil pesan yang tadi ia kirimkan belum mendapat balasan dari mami nya, Caca semakin khawatir dengan keadaan Yuta.

Bagaimana jika Yuta terbukti bersalah?

Bagaimana jika Yuta Harus hidup dalam jeruji penjara selama lima tahun?

Bagaimana hidup nya dan si kembar jika Yuta dipenjara nanti?

Memikirkan semua itu membuat kepala Caca sakit belum lagi perut nya yang selalu memberikan kontraksi serta tendangan si kembar dari dalam perut nya, prediksi dokter masih sekitar dua mingguan lagi untuk Caca melahirkan, masih ada waktu lebih untuk menunggu kabar dari Yuta, semoga selalu ada kabar baik mengenai Yuta.

"Ca, duduk nanti kaki kamu pegel dari tadi kaya setrikaan banget bulak balik" ucap bunda nya saat mereka berdua sedang duduk di ruang tamu tepat nya hanya bunda yang duduk.

"Bun, mami udah ngasih kabar?" tanya nya yang menghampiri sang bunda yang sedang anteng membaca laporan hasil kerja nya.

Rini membuka kacamata nya lalu beralih menatap Caca yang kini sudah duduk disebelah nya "Tenang, kamu harus tenang, kamu lagi hamil Ca inget" peringat nya sambil mengelus perut buncit anak semata wayang nya.

Caca menghela nafas nya "Maaf bun, Caca takut, takut kalo emang kak Yuta dinyatakan bersalah" ucap nya berkaca kaca.

Rini mengelus pipi anak nya "Kalo kamu yakin Yuta gak bersalah, secepat mungkin ia akan mengabari kamu Ca, tenang yah bunda khawatir dengan kondisi kamu sayang" ucap beliau.

Menjelang malam pun belum ada kabar yang Caca terima mengenai putusan sidang terakhir Yuta, hati Caca semakin gelisah, pikiran nya semakin kacau.

Namun hati nya menjadi lega saat seseorang mengetuk dan membuka pintu kamar nya.

Random | Nakamoto Yuta [book 2] ✔Where stories live. Discover now