Rayland, pemuda ini memang sangat meresahkan bagi kaum hawa di sekolahnya. Bukan berarti meresahkan dalam artian yang negatif, tetapi meresahkan karena dirinya yang hampir mendekati kata sempurna. Tampan, pintar, tajir, bijaksana dan bertanggung jawab sebagai ketua, katanya sih begitu. Anin tidak terlalu memusingkan hal itu.

Namun minusnya, sikapnya yang dingin dan datar kadang membuat para gadis di sekolahnya merasa segan. Kendati demikian, tak mengurangi popularitas Rayland di sekolah maupun di luar sekolah. Beberapa guru perempuan juga ada yang sampai suka dengan Rayland.

Rayland menaikkan sebelah alisnya mendengar jawaban singkat Anin.
"Gue mau ke kelas, bentar lagi bel."
Tatapan datar Rayland menatap punggung kecil namun terlihat tegas milik Anin yang perlahan mulai menghilang.

•••
Saat ini Ray dan beberapa anggota Argos sedang berada di Warung Mbak Mina.

Plak!

"HEH JANGAN AMBIL BAKWAN GUE!" Naden menampar kecil punggung tangan Alex yang hendak mencomot bakwan jagungnya.

"Pelit amat," Cibir Alex sembari memutar bola matanya malas.

"Ray, barusan Hero ngirimin gue chat katanya mau ngajak Stelios dan Argos buat kumpul bareng. Udah lama juga kita ngga kumpul kumpul sama mereka." Athan memberi tahu pesan yang ia dapat kepada Rayland.

"Kasi tau anggota yang lain kalo kita bakal kumpul bareng Stelios. Untuk waktu dan tempat gue serahin sama Leo." Leo menganggukan kepalanya tegas.

Stelios bisa dibilang adalah sahabat Argos. Kedua geng itu selalu saling membantu jika salah satunya ada yang membutuhkan. Stelios juga termasuk geng yang kuat dan anggota mereka juga cukup banyak. Maka dari itu, Rayland menyetujui usulan ini sekaligus untuk mempererat tali persaudaraan di antara kedua geng ini.

"AKHIRNYA GUE BAKALAN KETEMU SOULMATE GUE!" Athan berteriak kegirangan dan tak lupa menggoyangkan bokongnya  untuk menyalurkan kesenengannya. Para anggota yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya karena sudah terbiasa melihat kelakuan childish Athan.

•••

Weekend, waktu yang tepat untuk bermalas malasan. Namun untuk hari ini, Anin memutuskan untuk pergi ke salah satu shooting club terkenal di kotanya. Ia merasa bosan di rumah sendirian. Daddy nya yang sedang perjalanan bisnis keluar kota.

Setelah sampai dengan mengendarai mobilnya, Anin melangkah masuk ke dalam shooting club yang dimana letaknya adalah outdoor. Ia menaruh tas nya disalah satu bangku lalu memakai perlengkapan yang sudah di sediakan seperti ear plug dan kacamata pelindung.

Anin memilih senjata dan pilihannya jatuh kepada salah satu jenis senapan yang terlihat sangat tampan pikirnya, maka dari itu Anin memilihnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Anin memilih senjata dan pilihannya jatuh kepada salah satu jenis senapan yang terlihat sangat tampan pikirnya, maka dari itu Anin memilihnya. Ia menatap senapan itu dengan tatapan kagum, untuk pertama kalinya ia memegang senapan ini.

Tak lama kemudian ia mencoba membidik sasarannya menggunakan senapan tadi. Matanya memicing dengan fokus.

Dor!

Bidikannya tidak meleset dan tepat mengenai sasarannya. Wah, sepertinya dia harus pamer kepada Daddy nya.

Tepukan tangan terdengar ditelinganya dan membuat Anin menoleh ke sebelah kanannya. Disebelahnya terlihat sosok pria paruh baya yang umurnya mungkin tidak beda jauh dengan Daddynya.

"Kamu keren sekali, dalam satu bidikan bisa mengenai sasaran dengan tepat. Saya harus mengulang setidaknya 3 kali agar bisa mengenai tepat sasaran," Pria paruh baya itu tersenyum lembut dan terlihat sangat bangga. Padahal mereka baru pertama kali bertemu tetapi Anin sudah memberikan kesan yang bagus terhadapnya.

"Ah thankyou so much! " Anin memberikan senyuman dan mengucapkan terimakasih sembari membungkukan sedikit badannya.

"Jadi siapa namamu? kenalin nama uncle Arion." Arion menjulurkan tangannya bermaksud untuk mengajak salaman.

"Anin, uncle." Anin menyambut uluran Arion dengan baik.

"So Anin sampai jumpa, uncle harap kita bisa bertemu lagi di lain waktu." Arion menatap arloji yang melingkar rapi di pergelangan tangannya, ia harus kembali untuk melanjutkan beberapa pekerjaannya. Sayang sekali ia harus kembali secepat ini, padahal ia masih ingin melihat kemampuan Anin lebih jauh.

"See u uncle!" Anin melambaikan tangannya yang dibalas dengan acungan jempol dari Arion.

•••
Anin saat ini sudah sampai dirumahnya, tubuhnya terasa sangat pegal karena bermain berjam jam. Anin membersihkan dirinya dan bersiap untuk tidur.

I'm sour candy....

Dering ponselnya menunda kegiatan Anin untuk menuju ke alam mimpinya. Ternyata daddynya sedang melakukan video call dengannya.

"MUKA LO NAPA LEMES AMAT DAH!"

Sabar, sabar inget Nin dia itu daddy lo, bapak lo.

"Apasih dad, dateng dateng malah ngatain." Anin menjawab Vano dengan nada sinis.

"Heh sama bapak sendiri juga, ga kangen apa lo sama gue? Ni anak ye mentang mentang ditinggal ga ada nanyain kabar daddy sama sekali, tampol nih."

"Ya maap dad, aku sibuk." Anin menampilkan cengiran khasnya menyadari kesalahannya tidak menanyakan kabar daddynya semenjak pergi.

"Sibuk sibuk ndasmu!" Sepertinya Vano masih merasa jengkel karena anak gadisnya ini terlampau sangat cuek.

"Yaudah, kabar daddy gimana?" Anin mengalah.

"Kibir diddi gimini." Anin rasanya ingin menghajar Vano saat ini juga setelah mendengar nada mengejek itu.

"Bercanda anakku, kabar daddy baik. Disini banyak bule cantek loh, kalo daddy comot satu kayaknya boleh kali ya?!"

"HEH?!" Anin memelotokan matanya mendengar perkataan daddynya itu. Saat ini daddynya sedang berada di Bali. Vano tertawa mendengar nada bentakan dari Anin bukannya terlihat seram, malah terlihat menggemaskan.

"Bercanda sayang, kamu gimana kabarnya? ada yang ganggu ga? baik baik aja kan?" Kali ini Vano bertanya dengan nada serius.

"Hm, aku baik baik aja. Daddy kapan pulang?"

"Lusa daddy pulang kok say, tunggu gue ye. Dah sekarang lo tidur, jangan lupa pintu, jendela di kunci. Good night anak daddy!"

"Iya, good night too daddy." Anin memutuskan panggilan dan melanjutkan aktivitas tidurnya yang sempat tertunda.

TBC!
Untuk cast Anin, aku masih belum nemuin sosok yang pas buat jadi tokoh Anin☹️

Jangan lupa vote dan commentnya kalo kalian suka sama cerita ini!❤️ See u next part!

RAYAN ✔️ [TERBIT]Where stories live. Discover now