Crush

6.8K 947 246
                                    

Flashback on

"Selamat sore, pacarku!"

Jisoo muncul tiba-tiba diruang praktek Roséanne bahkan tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

Suzy, yang berada disana dengan niat untuk mengajak Rosie makan malam, praktis mengurungkan niatnya ketika wanita itu berada diantara mereka.

Membuang wajah kesal, Suzy tak habis pikir bagaimana mungkin ada seorang wanita tanpa rasa malu seperti Jisoo.

Seketika Suzy tak bisa menyembunyikan raut muaknya.

"Jisoo?"
Rosie berkerut kening. Ia kaget akan kehadiran wanita Korea ini, padahal semula ia pikir Jisoo telah sepakat dengan keputusannya tadi pagi untuk mengakhiri kencan singkat ini karena tak ada respon apapun darinya.

"Kau sudah selesai bekerja?" tanya Jisoo dengan jemari yang kini menggamit lengan gadis Australia itu secara posesif.

Rosie semakin mengerutkan keningnya.
Sikap Jisoo tidak berbeda sedikitpun. Bahkan malah semakin agresif, lain dari biasanya.

Ekspresinya nampak riang seolah tak terjadi apa-apa.

"Anyeong, Dokter Bae." sapa Jisoo kemudian, ketika kini ia juga berhadapan dengan Suzy.

"Apa urusanmu sudah selesai? Karna aku ingin membawa pacarku pulang." lanjut Jisoo lagi dengan percaya diri.

Suzy memasang mimik tak percaya.
Ia menggeleng bersama tawanya yang mencibir.

Lalu dengan tanpa pamit, si dokter jantung itu meloyor pergi begitu saja. Ia keluar bersama ekspresi kesalnya.

Flashback off

Dan saat ini, Jisoo dan Rosie tengah menikmati makan malam mereka disalah satu restauran yang tak jauh dari rumah sakit.

Jisoo nampak menikmati menu makanannya dengan bersemangat.
Sedangkan Rosie, sedari tadi hanya mengaduk-aduk salad favoritnya saja.
Ia lebih memfokuskan pandangannya kepada wanita didepannya ini.

"Sayang, kenapa tidak dimakan saladnya? Bukankah kau bilang itu salad favoritmu?" ucap Jisoo pada Rosie.

"Hhh..." Rosie menghela nafas panjang sembari meletakkan garpunya.
Ia menatap lekat-lekat wanita didepannya ini.

"Kenapa kau bersikap seperti ini?" tanyanya kemudian.

"Eoh? Bersikap bagaimana?"

"Kau bahkan tidak merespon isi suratku."

Menghentikan kunyahannya sejenak, Jisoo kini mengambil air mineral untuk meloloskan sisa makanan yang berada dalam mulutnya.

"Kau bicara apa, sayang? Surat apa?" jawabnya bertanya balik.

"Uh-huh? Jangan bilang kau tidak membacanya? Aku meletakkan surat itu persis didekat bantalmu. Kau tidak mungkin tidak menemukannya."

Jisoo kemudian memasang ekspresi berpikir. Mencoba mengingat-ingat surat apa yang dimaksud oleh gadis yang masih ia anggap sebagai pacar wanitanya ini.

Dan Rosie berusaha menahan kekesalannya melihat tingkah Jisoo.
Ia tahu wanitanya ini hanya berpura-pura saja.

"Aaa... Maksudmu kertas berwarna biru itu? Kupikir itu catatan struk belanja, makanya aku langsung membuangnya. Hahaha..."

"Mwo?"
Rosie setengah melotot mendengar jawaban yang baru saja terlontar dari mulut kekasihnya ini.

"Catatan struk belanja, katamu? Yyakk! Haiistt!"

Woman Like MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang