Hubby and Wifey!

23.2K 1.4K 311
                                    

Jennie POV

Drrtt! Drrtt!

Drrtt! Drrtt!

Drrtt! Drrtt!

"Ouughh! Damn it!!!"

Aku benci sekali suara dering ponsel itu yang selalu berbunyi tiap pagi.

Itu bukan ponsel siapa-siapa, tapi memang ponsel milikku sendiri.
Tapi aku benci suaranya karna selalu mengganggu jam tidurku yang baru kumulai tidak lebih dari satu jam yang lalu.

Ya, aku penderita imsonia akut.

Bulan adalah temanku, sedangkan matahari seperti musuhku.

Dan sahabatku yang terus saja tak pernah bosan menggangguku dengan panggilan telepon darinya itu, benar-benar membuatku naik darah.

Dia adalah Roséanne Park.
Namun aku biasa memanggilnya Rosie.

"Kapan manusia ini berhenti merusak pagiku?? Grrhh!!"

Dengan memaki sendiri, akhirnya aku terpaksa mengangkatnya juga. Atau gadis itu akan melakukan hal yang lebih gila lagi, misalnya mencabuliku di ranjang.

Oke, aku tidak serius.
Dia tidak benar-benar melakukan itu.
Tapi, Rosie memang cabul.
Trust me!

"Can you just stop to doing that?! God, aku benar-benar baru bisa tidur, Rosie."
Umpatku kesal saat pertama kali kujawab panggilannya.

"Yeah! Dan membiarkanmu untuk bolos kuliah lagi?? Ya Tuhan, Jennie. Aku bahkan sudah jadi dokter, dan kau masih saja menjadi mahasiswa abadi. Apa kau tidak malu, huh?"

"I really don't care about that! Aku akan menjadi model, oke? Dan berhentilah menceramahiku soal perkuliahanku yang salah jurusan itu."

"Salah jurusan bagaimana? Kau tidak punya pilihan selain menjadi dokter. Atau kau benar-benar ingin didepak dari keluarga Kim, lalu berubah menjadi gembel?"

Seketika kepalaku berdenyut keras memikirkan apa yang baru saja diutarakan oleh sahabatku ini.

Aku tidak mau jadi gembel.
Tidak akan pernah.

"Kalau kau jadi gembel, aku tidak mau berteman lagi denganmu. Eeiiuuww!"

Dia bersuara seolah aku ini calon pengais makanan ditempat sampah.

"You bitch, Rosie." umpatku kesal.

"Hahaha... Oke. Sudahi perdebatan ini. Lalu cepat mandi, karena dalam lima menit aku sudah akan sampai diapartemenmu."

Klik!

Dan dia langsung menutup teleponnya, bahkan sebelum aku menjawab 'ya'.

"Huuftt!"

----------

Jika Rosie bilang lima menit, maka itu benar-benar lima menit.
Dia masuk ke kamarku saat aku baru membuka baju dan hampir saja telanjang sebelum aku beringsut ke kamar mandi.

Ceklek!

"Jesus Christ!! Manner please, bitch!"
Umpatku kesal karna dia masuk tanpa mengetuk pintu.

Dan dengan cengiran bodohnya dia hanya menjawab, "Salahmu sendiri, selalu lupa kunci pintu."

"Fine! Aku akan mengganti password apartemenku agar kau tidak bisa masuk seenaknya lagi, Roséanne!"

Woman Like MeOnde histórias criam vida. Descubra agora