Fucked up!

7K 1K 176
                                    

Brak!

Rosie melempar kunci mobilnya kasar ketika ia baru saja sampai di ruangannya.
Wajahnya nampak kusut.
Bukan hanya karna ia memang belum mandi pagi ini, tapi juga akibat masalah baru yang tengah dihadapinya saat ini.

Tidak pernah ia bayangkan sebelumnya, dari sekian banyak wanita yang ia tiduri, bisa-bisanya yang terakhir kali ini malah pacar kakaknya sendiri.

Padahal Rosie hampir telah berjanji pada dirinya sendiri, jika Jisoo adalah mainan terakhir untuknya.
Bahkan andai ia akhirnya memutuskan untuk mundur dari Suzy, maka apapun caranya Rosie bertekad harus mendapatkan Jisoo.
Melakukan hubungan yang serius, sebab rasa klik pada hatinya itu sudah bisa ia temukan berlabuh pada boss Jennie tersebut.

Tapi fakta yang baru saja ia dapatkan pagi ini, praktis memporak-porandakan seluruh harapannya itu.

Tidak Suzy, juga tidak Jisoo, semua gagal ia miliki.

"Damn it!"

Meremas rambut grey nya kesal, Rosie merasa butuh berendam di bathub pagi ini untuk menormalkan kembali pikirannya.
Tapi tentu saja tidak mungkin dia lakukan, karna sekarang saja ia sudah berada di rumah sakit, mengingat jadwal prakteknya akan dimulai dalam waktu kurang dari setengah jam lagi.

Tok-tok-tok!

Seseorang mengetuk pintu ruangannya.

"Masuk!"

Pintu kemudian terbuka setelah izin dari Rosie. Dan muncullah wajah Dahyun, asistennya, disana.

"Selamat pagi, Dr. Park!" sapa Dahyun dengan senyum menyenangkan.

"Jangan meledekku! Aku tahu ini sudah hampir siang, Dahyun-ahh..."

Namun berbeda dengan Rosie, si dokter bedah tersebut membalas sapaannya dengan wajah kusut.

Dahyun lantas terkekeh. Ia yang sudah setahun lebih mendampingi Rosie di meja operasi, cukup kenal bagaimana karakter atasannya tersebut.
Pasalnya, yang bisa merubah mood seorang Roséanne Park menjadi buruk itu tidak lain adalah Bae Suzy penyebabnya.
Selebihnya, atasannya tersebut hampir selalu ceria dan bersemangat dalam suasana apapun.

Dan si perawat itu langsung yakin jika wajah kusut yang ditunjukkan oleh atasannya sekarang ini pasti karna ulah Dokter Jantung di rumah sakit tempat ia bekerja ini.

"Dokter Bae belum datang, tapi kenapa wajah Dokter favoritku ini sudah masam?"
Ucap Dahyun sembari meletakkan secangkir teh hangat untuk atasannya tersebut.

Rosie kemudian melirik.
Dan memperhatikan gerakan Dahyun yang kini menarik kursi didepannya, lalu membuka agenda catatan jadwal Rosie hari ini.

"Kau sangat memahami aku, Dahyun-ahh."
Ucap Rosie kemudian, yang menghasilkan tawa dari gadis yang berkulit putih itu.

"Bukan hanya aku. Bahkan seluruh pegawai di rumah sakit ini sangat paham betul bagaimana anda, Dokter Park."

Rosie tersenyum getir, sembari menyandarkan punggungnya di kursi kerjanya.

"Aku belum mandi." lanjutnya kemudian.

"Itu terlihat jelas, Dokter."

"Jinjja?"

"Eum! Bahkan ada aroma lain juga..."

Mendengar jawaban Dahyun, Rosie otomatis mencium jarinya. Dan lagi-lagi itu menghasilkan tawa dari perawatnya tersebut.

"Hahaha... Mianhae, Dokter. Sebenarnya aku bercanda..."
Jawab Dahyun dengan setengah malu, karna tindakan Rosie tersebut malah membuatnya berpikir jika Dokternya itu memang habis bercinta.

Woman Like MeWhere stories live. Discover now