Bagian || 6

77.5K 7.3K 62
                                    

Vote dan komen guys. Typo tolong tandakan...

Happy Reading 📖

Pagi ini Revan sedang olahraga, dia memang rutin berolahraga di tengah kesibukan yang melanda. Jadi jangan heran kalau ototnya kekar meski tidak sekekar Om Deddy dan perutnya six pack seperti ladang sawah.

Neira yang suka sama oppa-oppa korea ya jelas mudah banget jadi jelly kalau suaminya lagi ga pakai baju.

Sudah satu jam pria itu melakukan aktivitasnya, akhirnya ia duduk untuk mengatur nafas. Sambil duduk dia melihat Neira dan Ares yang sedang bersantai di gazebo dekat kolam renang.

Ares sedang asyik menggigiti mainannya sampai air liur bayi mungil itu memenuhi sekitar mulutnya.

Revan langsung mengeluarkan smirk-nya. Bangkit setelah keringat sudah tidak bercucuran, ia bergerak menuju tempat dimana istri dan anaknya itu berada.

"uuuu tdatdatda awawaawaa," oceh Ares saat Revan tiba - tiba mengangkat dan menciumi perutnya.

"Ya ampun, Mas. Ngagetin tau ga sih kamu." Neira yang asyik membaca novel tidak menyadari Revan yang tiba - tiba berada di dekatnya.

Revan ikut beegabung duduk di gazebo dengan Ares dipangkuannya yang sibuk memanjat tubuh sang papa.

"Mas, Ares udah mau dua bulan tinggal sama kita. Berarti dia udah mau satu tahun."

"Hmm."

"Gimana kalau kita rayain ulang tahunnya. Ga ngundang banyak orang juga gapapa, Mas. Kita rayain sama anak - anak panti aja. Sekalian ngenalin Ares sama Bunda Duri juga," ujar Neira antusias.

Semenjak lulus Neira kebanyakan mengisi waktunya dengan belajar menjadi mama yang baik untuk Ares. Ia menonton video yang berhubungan dengan bayi dan parenting.

Sebenarnya, Neira juga rindu hangout bersama sahabat - sabatnya. Ada rasa suntuk memang. Karena itu dia ingin mulai memperkenalkan Ares kepada dunia.

Meskipun baru dunianya yang sederhana.

Neira juga ingin bekerja tapi ia dan Revan belum membahas hal ini lagi. Biarpun Neira tidak yakin Revan menganggapnya sebagai istri, dia tetap menghormati suaminya.

Seperti nasehat Bu Duri, seorang istri jika keluar rumah atau ingin mengambil keputusan maka harus izin dan mendiskusikan terlebih dahulu dengan suaminya.

"Atur saja. Nanti aku coba hubungin mama dan papa," jawab Revan tanpa memandang istrinya. Biasalah.

Neiar mengangkat kepalanya naik turun. Ia kembali bersuara, "Mas, mau dibikinin es jeruk?," tawar Neira. Jika sedang libur, Revan memang kerap meminum es jeruk atau jeruk hangat jika cuasa sedang dingin.

"Ya, jangan terlalu banyak gula."

"Iya, Mas," sahut Neira, ia menatap Ares yang sedang menatapnya. "Ares, mau sama mama, Sayang?" tanyanya sambil mengangkat tangan, gestur ingin menggendong.

Ares malah mengeratkan pelukannya di leher Revan sambil mengeluarkan rengekan kecil, tanda menolak. Wajar Ares sepertinya sedang merindukan papanya karena Revan sedang sibuk jadi jarang mengajak Ares main. Dia lebih sering lembur dan saat pulang Ares sudah tidur.

Neira tersenyum kemudian mengelus rambut Ares. Ia lalu berdiri dan melangkah menuju dapur untuk membuatkan es jeruk pesan suami kulkasnya.

Jika ditanya apakah pernah Neira bosan menikah dengan Revan karena interaksi mereka yang memang sangat minim. Maka, jawabannya pernah. Bagainana pun dia adalah perempuan. Dia ingin merasakan dicintai, dilindungi oleh suaminya.

PARENTS [END]Where stories live. Discover now