Bagian || 16

63.1K 6.6K 80
                                    

Hai.

Happy 1k+ votes🔥. Makasih kalian yang sudah mau baca dan mengapresiasi ceritaku 🧡.

Maaf yaw lama gak update.

Yukk ramaikan part ini 📌.

Sung ja.

Happy Reading 📖

"Kamu bawa aku ke Jeju Island, Mas?!"

"Hm."

"Ya ampun, Mas. Ini tempat yang pengen banget aku kunjungin," ucap Neira dengan mata yang berkaca-kaca .

"Ck, jangan nangis," decak Revan sebal. Kenapa pula istrinya itu harus menangis. Apa sebahagia itu hanya karena datang ke tempat ini?

Tentu saja Revan jadi iri dengan Pulau Jeju.

"Gak bisa, aku maunya nangis," cicit Neira, ia menghapus air matanya dulu baru melanjutkan ucapannya. "Aku gak nyangka bisa pergi ke sini beneran. Makasih banyak, Mas."

Revan menyerahkan tisu pada Neira. "Ya, nikmati saja liburanmu di sini. Impianmu satu per satu akan terwujud."

Neira mengangkat wajahnya dan menatap suaminya lama. Ada binar ketulusan di sana. Tanpa sadar, Neira melangkah untuk memeluk Revan.

"Terima kasih, aku bahagia," tuturnya lembut.

Revan membalas pelukan itu, menaruh telapak tangannya di belakang kepala Neira dan mengelus rambut hitam panjang itu.

"Maka jangan pernah lari dariku."

Debaran jantung Neira menggila sampai Revan bisa merasakannya, dan dia menikmati itu.

Neira menggelengkan kepalanya, "Aku gak pernah lari kalau kamu gak nyuruh aku lakuin itu."

"Bagus," sahut Revan sambil mengeratkan pelukannya.

Mereka baru saja menikmati makan malam. Neira ingin sekali bertanya pada Revan sejak tadi tapi ia tahan karena Revan malah sibuk dengan pekerjaannya. Barulah setelah selesai makan, Neira memberanikan diri bertanya apakah benar mereka di Pulau Jeju.

Tadi mereka sampai di Jeju, saat malam hari. Revan langsung membawanya ke salah satu villa yang Neira rasa lebih cocok untuk dijadikan tempat honeymoon. Bagaimana Neira tidak berpikir begitu. Saat melihat kelopak bunga mawar yang bertebaran di beberapa tempat.

 Saat melihat kelopak bunga mawar yang bertebaran di beberapa tempat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Cr: Google

Neira tidak ingin berpikir terlalu jauh jadi ia mengabaikan tebakannya. Lagipula, Revan sendiri yang bilang ini adalah liburan.

Mereka belum mandi dan berganti pakaian karena Revan menyuruh Neira menikmati hidangan yang telah dipersiapkan untuk mereka. Hanya makan malam biasa, bukan dinner romantis.

PARENTS [END]Where stories live. Discover now