Bagian || 7

72.2K 6.9K 102
                                    

Vote dan komen guys. Typo tolong tandakan yaa.

Happy Reading 📖

"Hai, guys."

Dena dan Flaya yang sedang mengotak-atik ponselnya pun mengangkat wajahnya mendengar suara Neira.

"Neira! Lo sa-ma si-apa?" jerit Dena terkejut. Saat ini tiga sahabat itu sedang berada disalah satu mall kawasan Jakarta. Mereka berencana hangout bersama, Neira yang sudah lama tidak keluar rumah tentu saja sangat senang.

Neira tersenyum kemudian manarik kursi dan duduk dihadapan Dena dan Flaya. "Anak gue," ujar Neira santai.

"Lo bercanda? Jangan bercanda anjir anak dari mana tbtb udah gede gini. Bunting aja kagak lo, yakali lo hamil gaib," cerocos Dena dengan blak-blakannya.

"Heh, sembarangan lo ya, Den. Anak gue beneran ini. Kenalin guys namanya Aresia Putra Aksara, dipanggil Ares. Ares, ayo sayang kenalan sama aunty," ucap Neira yang kemudian melambaikan tangan Ares ke arah sahabatnya itu, "Halo, aunty acu Ares."

Dena dan Flaya yang masih bingung melirik satu sama lain. "Ha? iya halo Ares, ini aunty Dena, ini aunty Flaya." Mereka masih mencerna kabar mendadak ini.

"Nei, lo beneran hamil gaib? Ga mungkin banget anak lo udah segede ini. Lo aja ga pernah ikut kumpul lagi dari 5 bulan lalu semenjak lulus pasti belum ngelahirin lah kalau lo hamil."

"Enggaa, mana ada hamil gaib sih. Waktu baru lulus kan kita teleponan tuh, di sana gue udah bilang padahal gue punya anak. Eh lo malah bilang gue halu," kata Neira.

"Ya iya gimana ga nyangka halu atuh, Neira. Lo aja ga ngasih penjelasan," ucap Flaya sedikit gemas dengan ucapan Neira.

"Hehehe, ya sori gais."

"Gua mau gendong dong, Nei. Gemes banget pipinya mbul mbul gitu," kata Dena yang gemas dengan Ares yang sedang mengempeng.

Dena mengambil alih Ares yang sekarang berada dipangkuannya, "gila bayi sehat banget ini mah, eh btw Nei anak lo make BTE?," tanya Dena ragu. Flaya yang mengelus rambut Ares juga baru sadar akan hal itu.

"Jelasin sama kita sekarang pokoknya," tuntut Flaya.

Neira tersenyum, "iya iya gue jelasin. Jadi malam pas hari wisuda kita gue keluar lah makan sama beli cemilan di luar komplek perumahan gue, nah gue nemu Ares di tanah kosong yang banyak pohon dan rumput liar, lo pada tau lah ya, biasa lo juga pasti ngerti apa maksudnya. Akhirnya, gue memutuskan untuk ngerawat Ares. Untungnya suami gue dan mertua gue ga keberatan, malah sayang banget sama Ares dan ya, lo bener Den anak gue agak terganggu pendengarannya itu alesan kenapa Ares sekarang bisa sama gue." Neira menatap sendu ke Ares yang mulai mengantuk di pangkuan Dena.

Sahabat - sahabat Neira itu terdiam. Siapa yang tidak ikut sedih sekaligus kesal jika ada yang tega seperti itu. Akhir - akhir ini manusia makin banyak yang ga waras, pikir kedua orang itu.

"Ares taro aja di stroller, Den. Kasian lo nanti pegel lagian bentar lagi lo mau makan 'kan." Dena mengangguk, dia dibantu Neira meletakkan Ares yang sudah tertidur ke dalam stroller-nya.

Pesanan mereka akhirnya datang, sebelum makan mereka tidak lupa update story --wajib bagi Dena-- kemudian mereka menyantap makanannya sambil bercerita.

"Nei, lo jadi mau ngajar di Aksara High School? Bareng Flaya?," tanya Dena.

"Hmm, gue ga enak sebenarnya masuk pake jalur hitam gitu. Sumpah ya, gue pengen banget kek Flaya ikut tes biar pake kemampuan gue sendiri gitu," ujar Neira.

PARENTS [END]Where stories live. Discover now