"Nggak ngaruh kali! Yang ada kalo lo sering mandi malem bisa kena rematik! Bukannya malah dibelain 3 Most Wanted." Jiana jadi ngegas seperti Mila.

"Ya, maaf. Gua kalo kembung gini jadi bego." Lamera mengusap perutnya.

"Nggak kembung juga lo udah bego." Sinis Mila.

"Oh, ya besok kita ke museum kan buat tugas sekolah. Siapa yang mau bawa kamera?" Tanya Risa.

"Gua bawa cemilan." Jiana mengangkat tangannya.

"Gua bawa makeup." Mila mengangkat tangan.

"Gua bawa Mang Uyat." Lamera mengangkat tangan.

"Buat?" Tanya Mila heran.

"Buat gua suruh jualan es teh manis di depan museum."

"Lo mau bikin Mang Uyat digusur gara-gara jualan sembarangan di museum?" Sewot Mila.

"Gua serius. Siapa yang mau bawa kamera, siapa yang nyatet, siapa yang wawancara?" Tanya Risa. Sepertinya temannya tidak ada yang normal.

"Lagi buat apa sih kita ke museum? Kenapa nggak ke mall aja?" Tanya Lamera tidak semangat.

"Mau jualan lemper lo di mall?" Cibir Mila.

"Ke museum biar lo lebih tau tentang seni lukis." Kata Jiana.

"Oh, ya, babang Liam sama Alskara juga bakal ada di museum, kan?" Mila tersenyum genit.

"Iya, juga ya. Semua murid wajib ikut. Termasuk anak kelas 12." Ujar Jiana.

"Oke, gak apa-apa besok gua ikut ke museum demi lihat cogan." Kata Lamera semangat.

"Demi cogan.....demi kelompok! Lo mau buat kelompok kita hancur cuma gara-gara nggak lengkap?" Mila kalo tidak ngegas kurang afdol.

"Lo juga senang kan bisa lihat cogan?" Lamera menunjuk Mila.

"Iyalah senang!" Jawab Mila tanpa tahu malu.

Mereka berempat tertawa. Namun tawa itu tidak bertahan lama karena sebuah suara menginterupsi masuk ke dalam lingkup mereka.

"Kamu.....anak yang waktu itu, kan?"

Lamera dengan mulut terbuka mendongak menatap Reyza yang kini berdiri di depannya, mengenakan kemeja biru dongker, sedang menunjuk Lamera. Tidak tahu sejak kapan Reyza ada di sini. Apa Reyza terbang, ya? Atau ngesot? Makanya Lamera tidak sadar.

"Siapa?" Tanya Jiana berbisik ke Lamera.

"Mantan gua." Jawab Lamera, berbisik.

"Anjir, ternyata benar lo main Om-Om kayak yang di gosip-gosip itu?" Mila terkejut.

"Lo percaya gosip?" Tanya Jiana.

"Maksud gua kalo beneran si siluman kampret ini main Om-Om. Gua mau minta bayarannya cap dua sama gua."

"Kampret! Lo pikir gua jalang?" Sewot Lamera.

"Gak apa-apa. Gua mah senang lo bisa hasilin duit. Asal bagi 2 duitnya sama gua." Mila membentuk dua jari, menaik-turunkan alisnya.

"Sopankah begitu Markonah? Dimana otak mu Markonah?" Lamera menatap datar Mila.

"Ya, kan lo sendiri yang bilang dia mantan lo." Bisik Mila.

"Maksud gua. Dia mirip mantan gua. Gitu dah pokoknya." Lamera berusaha menjaga omongannya agar tidak keceplosan.

"Uhuk!" Jiana batuk sambil melirik Reyza. "Ada baiknya kalian jawab pertanyaan Om ini. Bukan bisik-bisik kayak gitu." Sindir Risa sambil tersenyum.

Risa malu sama kelakuan ketiga temannya. Apalagi sekarang Reyza tersenyum kaku dengan tangan terangkat menunjuk Lamera. Ekspresinya bingung karena dianggap patung dan justru ketiga gadis itu bisik-bisik sambil meliriknya. Terlihat jelas kalau sedang bergosip tentangnya.

"Iya, om. Nama aku Lami. Om bisa panggil aku Lami." Kata Lamera, akhirnya menjawab.

"Ah, oke. Lami. Saya Reyza." Reyza tersenyum, menurunkan tangannya.

"Om, Om, saya cantik ya makanya Om masih ingat saya?" Lamera sangat percaya diri. Jiana dan Mila langsung memukul bahu Lamera. "Aw! Apaan sih lo berdua?" Tanyanya bingung.

"Malu-maluin banget lo!" Pekik Mila.

"Kebetulan saya punya daya ingat yang kuat jadi bisa ingat kamu." Tutur Reyza sopan.

"Udah yok balik, udah sore." Kata Jiana berdiri dari duduknya.

Sebenarnya Lamera masih mau melihat Reyza. Pasti menyenangkan kalau mengobrol sebentar dengan Reyza. Hitung-hitung reuni sama mantan di kehidupan kedua. Namun Lamera harus ingat, sekarang ia Lami bukan Mira. Dan Reyza adalah mantan Mira bukan Lami.

"Iya." Dengan tak semangat Lamera bangkit dari duduknya.

"Ayok." Risa juga sudah berdiri.

"Mil, lo yang bayarin sono. Lo kan kalah suit." Titah Lamera.

"Iya, bawel!"

"Gimana kalo saya aja yang bayar sekalian?" Tawar Reyza, membuat keempat gadis itu menatapnya terkejut.

"Nggak usah, Om. Nanti ngerepotin." Tolak Lamera.

"Oh, iya, Om makasih banyak." Mila menarik tangan Lamera agar berhenti menolak.

"Sekarang siapa yang malu-maluin kampret?"

"Sekarang siapa yang malu-maluin kampret?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bonus Reyza

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bonus Reyza

Gimana chapter ini?

Spoiler : next chapter ketemu Hauri, Alskara, Liam di museum🔥

Mau ngomong apa sama lami?

Mau ngomong apa sama reyza?

Mau ngomong apa sama dinar?

Mau ngomong apa sama ezhar?

Mau ngomong apa sama akthar?

Mana shipper ezhar?

Mana shipper dinar?

Mana shipper akthar?

Siapa shipper reyza?

Jangan lupa spam komen sebanyaknya yaa dan vote sebanyaknya biar aku semangat🔥🔥🔥

Jangan lupa follow :

@palupiii07

Terimakasih

Back to School (TAMAT dan SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang