"Gue jugaa." Kayla ikut menyahut.

Rika mengambil handphone-nya den men-charger handphone itu. "Hm, gue juga."

"Me too!"

"Bukannya lo suka sama Kak Lirdan Na? tanya Naysa mengintimidasi.

"Lah, enggakk! Yakali."

Naysa masih menatap Keana curiga. "Hmm, yaudah deh terserah.

"Kalo lo Sel?" Rika menatap Sela dengan sebelah alis yang terangkat.

Sela tidak terlalu mendengarkan dengan jelas apa yang mereka bicarakan karena sedaritadi Sela sibuk dengan dunianya sendiri.

"Hm?"

"Ada cowok yang lo suka di sekolah nggak?" ulang Rika bertanya.

"Nggak ada."

"Yakin?" Sela menaikkan alisnya sebelah karena ucapan Rika yang membingungkan.

"Maksud lo?"

"Nggak. Forget it."

"Emm udah-udah. Ayo kita lanjuttt! Sekarang gue mau nanya nih. Benda atau hal apa yang paling berharga bagi lo semua saat ini?" kini giliran Keana bertanya.

"Kalau gue ... lightstick sama stok cemilan gue!" ucap Naysa. Memang Naysa ini sangat rakus jika membahas masalah makanan. Dan masalah lightstick, Naysa memang memiliki banyak lightstick yang berjejer rapi di kamarnya.

"Gue game." Rika melirik handphone-nya yang sedang dicharger di sampingnya.

"Gue ... gelang." ucapan Kayla membuat semuanya menatapnya bingung. "Gelang pemberian kakak gue," lanjut Kayla dengan raut wajah sedih karena mengingat bahwa gelang itu kini hilang.

"Jangan sedih Kay, lo pasti beruntung banget punya kakak sebaik dia," ujar Keana tersenyum hangat pada Kayla. Hal yang membuat Kayla jadi tertular tersenyum.

Teman-temannya tidak tahu bahwa gelang itu hilang. Kayla pun tidak mau membebani temannya hanya karena masalah gelangnya yang hilang.

"Emm, hal yang paling berharga bagi gue adalah ... sahabat yang saat ini ada di hadapan gue." Aina menatap semua sahabatnya dalam-dalam.

"Uwaa, Ainaa!" teriak Keana penuh haru.

Semuanya terharu dengan ucapan Aina. Mereka berpelukan penuh haru, kecuali Sela dan Rika. Mereka tentu tidak mau ikut dalam hal yang terlalu dramatis itu.

Keana melepaskan pelukannya lalu berucap, "Oke, kalau gue banyak sih hal yang berharga, tapi gue punya dua hal yang selalu gue simpen dan jaga. Yaitu penjepit rambut dan gelang."

Semuanya terdiam menatap Keana dengan raut wajah meminta penjelasan lebih.

"Hehe, penjepit rambut sama gelang itu dari pangeran gue waktu kecil. So sweet parahh! Gue nggak nyangka dulu gue punya dua pangeran yang baik sama gue! Kalau diinget-inget gue jadi malu sendiri haha." Keana sangat antusias menceritakan hal tersebut.

Semuanya tertawa kecil.
"Terus pangeran lo sekarang ke mana?" tanya Aina.

"Ada kok, tapi gue nggak tahu mereka sekarang ada di mana. Soalnya waktu kecil gue pindah rumah hehe."

Keana's Life GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang