xvi . perihal inisial bernamakan sesal [epilogue]

34 10 5
                                    

sisi dari sang pembuat harapan hilang..

tidak pernah sebelumnya aku mengharapkan akhir yang seperti ini. kau berjanji padaku untuk selalu menemaniku hingga ajal kita datang menjemput. kau berjanji padaku untuk membesarkan hujan bersama-sama.

tapi mengapa kau lebih dulu pergi meninggalkan aku dan hujan sendirian disini?

kau bilang kau akan pulang dengan membawa kabar gembira untukku dan hujan. tetapi mengapa para lelaki berseragam polisi inilah yang mengantarmu pulang?

tubuhmu nampak hancur. luka-luka yang tersebar si seluruh tubuhmu, kulitmu yang semakin memucat, serta bibirmu yang membiru membuat air mataku terjatuh.

rasa bersalahku semakin membesar saat tanpa sengaja aku mendengar hujan yang bertanya kepadaku ;

"..ayah, kenapa tante jean tidur selama perjalanan pulang?"

maaf, aku benar-benar menyesal. seharusnya aku segera membuat hujan sadar jikalau kamulah ibu kandungnya. seharusnya aku berhenti melakukan hal yang tidak seharusnya aku lakukan padamu sejak lama. seharusnya aku mencabut gugatan ceraiku padamu dan hidup layaknya keluarga harmonis lainnya bersamamu. seharusnya aku lebih dulu mengerti jika perlakuan jujurmu jauh lebih penting dibandingkan nafsu duniawiku.

aku benar-benar minta maaf. bisakah kau kembali bangun dan dengarkan seluruh penyesalanku, jean?

hujan kembali mendekat kearahku dan bertanya perihal dirimu yang tak kunjung bangun dari tidur lelapmu. sungguh, lidah ini rasanya kelu untuk sekedar berucap satu kata yang bersangkutan denganmu.

rasanya begitu menyakitkan, dan dadaku terasa sesak.

"ayah, kenapa tante jean belum bangun? apa tante capek sampai tidur nyenyak dan gak mau main sama hujan? apa tante jean bosen sama hujan?"

aku menggelengkan kepalaku. hujan, seandainya kamu tau betapa besarnya rasa sakit ibu sewaktu kamu memanggilnya dengan sebutan tante, mungkin kamu akan merasa sama sedihnya seperti ayah sekarang.

"bunda harus pulang, hujan."

hujan memiringkan kepalanya kebingungan, dan kembali bertanya ;

"kenapa ayah panggil tante jean bunda? hujan cuman punya mama chantika. dan kenapa tante jean harus pulang? bukannya ini rumah tante? apa hujan juga bisa berkunjung ke rumah tante jean jikalau tante gak pulang ke sini lagi, ayah?"

aku segera merengkuh tubuh mungil hujan. membiarkan hujan mendengar isak tangisku dan mengetahui seberapa sedih diriku saat kehilangan sosok manis yang sempat membuat hatiku terasa hangat.

"maaf. maafin ayah, hujan. ayah bukan orang tua yang baik untuk hujan. selama ini ayah terus menutupi fakta dan bohong sama hujan. ayah minta maaf.

hujan, bunda bukanlah manusia biasa yang selama hidupnya terus melakukan sebuah kesalahan. bunda lahir sebagai malaikat yang diberi tugas untuk hadir di kehidupan kita berdua."

kulihat hujan masih diam tidak berkutik dihadapanku. aku mencoba untuk tersenyum dan melanjutkan perkataanku sebelumnya.

"dan karena bunda bukan seorang manusia, maka bukan bumi lah tempat bunda untuk tinggal. bunda harus tinggal di surga. bunda hanya tinggal sementara disini dan sudah saatnya bunda untuk pulang sekarang."

aku terkekeh kecil saat hujan meraih tangan dingin jean lalu mengusapnya secara perlahan.

"makhsud ayah, tante jean yang melahirkan hujan ke dunia, dan kasih hujan nama 'hujan nareswara adhitya'? tapi kenapa ayah gak pernah bilang sama hujan kalau selama ini bukan mama satya ibu kandung hujan? kenapa ayah gak pernah berangkat kerja sama bunda? kenapa ayah gak pernah cium kening bunda sama seperti ayah cium kening mama chantika? kenapa ayah terus pukul bunda sementara ayah gak pernah pukulin mama chantika?"

air mata hujan jatuh, aku mengerti, hujan juga sama kecewanya padaku. ia kehilangan sosok ibunya karena diriku. ia kehilangan titik pusat semestanya karena ulahku.

tuhan maafkan aku, tidak bisakah aku memutar waktu? biarkan aku bertanggung jawab atas kesalahanku dan membuat jean hidup bahagia tanpa adanya luka di tubuhnya. aku bukanlah umatmu yang baik. mohonku hanya satu, tolong buat tempat yang paling pantas untuk istriku tuhan.

bahagiakan ia disana, biarkan ia mengukir sebuah senyuman tanpa harus menutupi sebuah luka.

bahagiakan ia disana, biarkan ia mengukir sebuah senyuman tanpa harus menutupi sebuah luka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

selesai..

ps . dalam proses revisi, mungkin akan ada perubahan yang akan kalian lihat nanti, tapi tak lupa ku ucapkan terima kasih 'tuk apresiasi yang kalian berikan untuk karyaku yang satu ini!

sekadar informasi. untuk kisah rajendra dari mulai kilas balik hingga masa sekarang sudah dapat kalian baca dalam buku bertajuk 'ruang' mooon-day  ya! dadahh kita ketemu di series berikutnya!

2O21 @ PUPPY-MING ,
proudly present.
ft . nct jenolee
KELABU IS OFFICIALY END!
[comming up next : chandra]

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 02, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

kelabuWhere stories live. Discover now