"..datangmu yang berhasil menghapus seluruh sendu
dan kini perlahan menjadi candu
sorot matamu yang teduh seakan mengerti dengan hidupku yang penuh dengan lika liku
membuatku sontak bahagia dan sedikit terpaku."❝ k e l a b u ₊˚
"..sampai kapan kamu mau nutupin semua ini, jean?"
rangkaian kata yang sukses membuatku terbujur kaku dilontarkan oleh pemuda tinggi yang sekarang berdiri di hadapanku, rajendra. sosok yang sudah lama sekali ku bangga-banggakan dan ku jadikan panutan.
aku kembali memasang raut tenang dan mencoba untuk tersenyum teduh padanya.
"sampai hujan tau, kalau akulah ibu kandungnya. dan sampai jordan sadar, jikalau amarah tidak seharusnya dilampiaskan dengan sebuah pukulan atau cambukan."
tubuhku tenggelam dalam rengkuhan eratnya. tangisannya pecah hingga membuatku terkekeh karena kurasa seharusnya akulah yang menangis saat ini.
"seandainya tuhan izinin aku untuk menikah sama kamu, mungkin kamu gak akan tau rasa perihnya cambukan dan rasa sesak saat anak kandungmu sendiri bahkan tidak mengetahui jikalau kamulah ibu kandungnya."
aku mengangguk samar. bukan semesta yang sedang bermain-main, hanya saja aku yang terlalu naif untuk mengakui jika sebenarnya hatiku telah lama terjatuh pada sosok yang kini menangisi keadaanku saat ini.
bersambung..
YOU ARE READING
kelabu
Fanfiction☾ semesta diam tak berkata, menyaksikan si puan yang perlahan t'lah kehilangan harsa. - lee jeno (✓) [ selesai // short story ] © puppy-ming 2O21