xiv . selamat datang dan selamat tinggal

16 8 4
                                    

"..aku dan kamu sempat bersama hingga terikat dalam sebuah hubungan
namun kamu pergi setelah hati ini berhasil kau hancurkan
tidak masalah akan aku rapikan
kamu fokus saja untuk mencari kebahagiaan."

❝ k e l a b u ₊˚

aku berdiri dihadapan sebuah pintu besar yang terhubung langsung dengan kediaman orang tua jumantara

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

aku berdiri dihadapan sebuah pintu besar yang terhubung langsung dengan kediaman orang tua jumantara. jemariku menekan tombol bel yang terletak pada dinding disampingku.

pintu terbuka, sebuah pelukan hangat menjadi sambutan pertama saat aku menginjakkan kakiku di kediaman orang tua jumantara. aku tersenyum saat menemukan nyonya adhitya yang terisak dihadapanku.

"..sudah lama kamu gak berkunjung kemari, nak. apa karena jumantara terlalu sibuk sampai lupa untuk mengunjungi orang tuanya? atau karena hujan yang sekarang mulai bersekolah di taman kanak-kanak?"

aku menggelengkan kepalaku dan tetap tersenyum saat mendengar isakan nyonya adhitya semakin mengeras.

"lalu kenapa? mama khawatir, sayang. mama dengar semua yang kamu alami selama tinggal bersama jumantara dari jendra yang semalam berkunjung kesini. bilang sama mama, yang jendra katakan itu bohong kan?"

aku mengangguk. entah apa yang rajendra katakan pada nyonya adhitya semalam, tetapi rasanya, bukan sekarang waktunya keluarga adhitya tahu mengenai perlakuan jumantara padaku.

"tapi dengan melihat luka di tubuh kamu, mama merasa semua yang rajendra ucap benar adanya, jean."

dapat kulihat tuan adhitya keluar dari ruang kerjanya dan berjalan menuju kearahku. aku tersenyum dan terkekeh kecil saat tuan adhitya mencoba melepaskan nyonya adhitya dari tubuhku.

"jumantara sama sekali tidak pernah buat jean kecewa, ma. jumantara tumbuh menjadi sosok yang baik, sebagai buktinya, ia merawat hujan dengan baik hingga sekarang usianya menginjak empat tahun."

maaf, aku tidak ingin kalian kecewa. sebelum akhirnya aku benar-benar pergi, kuucapkan terima kasih karena sudah peduli dengan keadaanku saat ini. karena mungkin inilah saatnya untukku pergi dan membiarkan kalian bahagia tanpa hadirnya diriku sebagai penghalang kebahagiaan kalian.

 karena mungkin inilah saatnya untukku pergi dan membiarkan kalian bahagia tanpa hadirnya diriku sebagai penghalang kebahagiaan kalian

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

bersambung..

kelabuWhere stories live. Discover now