vii . pelik antara jean dan si tuan

22 9 2
                                    

"..kujadikan kau sebagai titik semesta
tak peduli dengan seberapa banyak luka
yang kurasakan hanyalah harsa dari rasa suka
asbab semua itu berbekal dari senyumanmu
memang duniaku sesederhana itu
tapi duniamu tak akan pernah jadi milikku."

❝ k e l a b u ₊˚

satu persatu harapanku hilang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

satu persatu harapanku hilang. layaknya hujan yang tidak berhenti turun dari atas cakrawala, setelah satu harapan menghilang kini beribu masalah kembali datang hingga membuatku kembali meringkuk kesepian.

sebuah amplop cokelat kini berada di atas meja bekerja milik jumantara. aku enggan untuk menyentuhnya dan memilih untuk tidak membukanya sama sekali.

dua sosok yang selama ini menjadi sumber ketakutanku datang sembari berpegangan mesra. menatapku seolah-olah akulah yang menjadi tersangka dalam hubungan keduanya.

"sudah saya bilang tanda tangani suratnya! saya hanya ingin hujan hidup bahagia dengan hadirnya ibu sebagai tempatnya untuk beristirahat!"

kalau begitu, lalu aku ini apa? apakah sampai sekarang masih kurang jelas jikalau akulah yang telah melahirkan hujan ke dunia? apakah sampai sekarang perlakuanku pada hujan masih kurang hingga membuatnya berpikir jikalau hujan harus memiliki ibu yang jauh lebih pantas dari pada ibu kandungnya?

aku hanya bisa berserah tanpa bisa melawan. tuhan telah menyuruhku untuk berhenti berdiri ditengah-tengah badai yang terus menerus menghantam tubuhku. sebait doa ku lontarkan dalam hati ;

"tuhan, tolong buat anakku bahagia. jangan buat ia merasakan rasa sakit yang selama ini kurasakan. karena sesungguhnya, suara tawa hujan adalah satu-satunya sumber kebahagiaanku berasal."

bersambung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

bersambung..

kelabuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang