viii . terlahir kembar

24 9 11
                                    

"..lahir dalam satu warsa yang sama
dianggap selalu serupa meski jelas berbeda
saling menggenggam tangan demi menjemput kata bahagia bersama
dengan berbekal petuah ayah dan bunda
semoga kita dapat tetap bersandingan meski hanya berdua."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"..hujan udah gede aja, je. perasaan baru kemarin aku sama kamu nemenin hujan yang gak bisa tidur sampe tengah malem."

sosok puan dengan surai panjang kehitaman itu mendudukan daksanya sembari memanggil nama hujan yang tengah asik bermain di teras depan rumah. petang ini terasa cerah, nabastala dengan semburat jingga kemerahan membuat bandung nampak lebih cantik dipandang oleh retina. cahya sang fajar yang teramat cerah namun sama sekali 'tak menyakiti retina.

aku dan sean berbincang santai ditemani dengan sepiring kue buatan bunda yang ia bawakan dari rumah. sesekali melirik kearah hujan yang nampak girang bermain dengan setumpukan tanah basah. biarlah ia bermain sesukanya, aku lebih senang ketimbang harus melihat tatapan sendu milik hujan.

"kamu sama jirga.. kabarnya gimana?"

hening menyelimuti kala bibirku usai mengutarakan pertanyaan. mendadak canggung hadir yang mana membuat kami diam tanpa suara. ia meremat kemejanya kuat. seakan berusaha menahan sesuatu yang sudah lama ia tutup erat-erat.

"bingung, je. entah karena aku yang terlalu naruh harap sama yudha atau jirga yang tak kunjung beri kepastian. tapi nyaman yang hadir justru datang kala aku bersama keduanya."

aku menyesap teh panas dalam cangkir yang berada tak jauh dari bangku. berusaha untuk berpikir pasal solusi yang mana kala dapat membuat sean merasa terbantu. namun yang kudapat hanyalah bayang-bayang semu di masa lalu.

"kita terlahir dalam keadaan kembar, sean. tumbuh dan bangkit selalu bersama-sama. bahkan terkadang, jalan hidup yang kita lalui pun turut serupa. tapi untuk kali ini, kumohon untuk berpikir setidaknya dua kali. asbab aku tak ingin kisah asmaraloka kita jatuh dalam takdir yang serupa pula. cukup aku, rajendra dan jumantara. jangan kamu dan jirga juga."

ia menitikkan air matanya kala aku selesai berbicara. isaknya terdengar menyakitkan, aku mengerti bagaimana rasanya menaruh harap tanpa diberikan kepastian. kuharap ia mendapat kisah yang dikaruniai dengan kebahagiaan. juga mendapat seseorang yang dapat memimpinnya dengan penuh kasih sayang.

 juga mendapat seseorang yang dapat memimpinnya dengan penuh kasih sayang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

bersambung..

buana jirgantara tamawijaya
Bandung, 13 Agustus 2000

buana jirgantara tamawijayaBandung, 13 Agustus 2000

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

taruna kelahiran warsa kosong-kosong. mahir dalam menyembunyikan rasa dari si puan warsa kosong satu. katanya tidak memberi kepastian, namun pada dasarnya memang seannya saja yang masih labil atas rasanya pada jirga.

laskar yudha tamara
Jakarta, 10 Oktober 2000

laskar yudha tamaraJakarta, 10 Oktober 2000

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

sering kali disapa yudha atau tamara. katanya biar lebih mudah saja. dulunya sempat menjadi taruna incaran puan-puan disekolah. namun sekarang malah berubah profesi jadi mahasiswa hobi tukar-tukar pacar.

kelabuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang