🐝 Devaul • 15

1K 113 18
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Laura menangis, untuk pertama kalinya di depan banyak orang. Cewek itu berlari sekuat tenaga, tak memperdulikan telapaknya yang masih terluka.

"Semua itu karna kamu!"

"Pembawa sial!"

"Saya tidak suka ada seorang pembawa sial di keluarga saya!"

"Kalo lo pergi, gue sama yang lain pasti bahagia."

"Please, come on, bertahan." gumam Laura sambil meremas kuat tali tasnya.

"Ka–"

Plak

Selin menatap Laura penuh benci. "Yang saya bilang betul, 'kan?! SEMUANYA BAKAL KACAU KALAU MASIH ADA DIA!" Selin menunjuk Laura dengan dada naik turun.

Laura mendongkak, membuat mereka bisa melihat jelas sorot putus asa di mata cewek itu. Lena menunduk, cewek itu sibuk menangis.

"La-u minta maaf," ucap Laura pelan. Tangannya terulur untuk memegang tangan Selin tapi langsung ditepis kasar.

"Jangan sentuh saya dengan tangan kotor kamu!" desis Selin.

"Cukup, Selin!" tegur Carrisa yang sedang menenangkan dirinya dan juga Lena.

Selin melengos keras. "Gara-gara kamu, orang tua kamu kecelakaan!" seru Selin.

"Lau minta maaf!" Laura berlutut di depan Selin dengan tangan yang disatukan di depan dada.

Farhan dan Arki membuang muka, sedangkan Selin menatap Laura dengan tatapan yang sama. Tatapan penuh kebencian.

"Kamu tau? Saya sudah melarang mereka untuk tidak melakukan ini, tapi mereka keras kepala, dan itu semua karna kamu. Mereka kabur membawa uang dan memilih pergi keluar kota untuk tinggal bersama dengan kamu! Tapi naasnya, mereka malah kecelakaan hanya karna kamu!"

Dada Laura terasa sesak, Laura memejamkan matanya erat. "U-untuk apa?"

"Untuk kamu si pembawa sial ini!"

"TERUS AKU HARUS APA?!" Laura berteriak keras.

Hening.

Tak ada yang membuka suara lagi. Selin menatap Laura dengan tatapan terkejut, sebelum berganti dengan tatapan tajam lagi di beberapa detik setelahnya.

"Apa aku harus ngemutar waktu lagi, biar Ayah sama Bunda gak kecelakaan? Apa di sini Lau yang salah? Ini bukan salah Lau ...." Laura menggeleng pelan.

"Ini udah menjadi perjanjian dari sana. Kalo akhirnya begini, kenapa dari awal gak usah lahirin Laura aja? Laura juga sakit di sini. Apa kalian tau itu? Kalian hanya menyalahkan Lau atas semua yang terjadi. Apa kalian tau? Lau, dibenci satu sekolahan."

Laura terkekeh pelan, cewek itu mengelap air matanya yang menetes.

"Lau dibenci karna sering dibilang pembawa sial. Mereka ngebully Lau, karna katanya, karna Lau, orang tua Lau cerai. Satu-satunya orang yang Lau percaya juga ngebenci Lau. Apa kalian tau sesakit apa Lau di posisi itu?"

Devaul • completedWhere stories live. Discover now