🐝 Devaul • 08

1.1K 119 2
                                    





Laura menatap kosong langit-langit kamarnya. Apakah ia salah? Apa ia harus keluar dan menghampiri semua yang sudah menungguinya?

Setelah cukup lama bergelut dengan pikirannya. Cewek itu memutuskan untuk keluar. Laura melepas seluruh alat yang melekat di tubuhnya secara kasar. Laura meringis. Memegang tiang infus untuk menjaga keseimbangannya lalu berjalan keluar dengan tiang infus sebagai pegangan.

"Hai," sapanya pelan dengan senyum tipis.

Semuanya mendongkak. Laura bisa melihat berbagai macam tatapan dari mereka. Tatapan khawatir, tatapan lega, tatapan bahagia dan lainnya.

Laura beruntung bukan?

"Lau," ucap Risa dengan suara bergetar. Ia dan Rehan lalu menghampiri Laura dan memeluk cewek itu erat.

Rehan mencium puncak kepala Laura penuh sayang. Lalu berbisik, "Ayah pikir kamu--"

"Aku masih ada, Yah. Untuk melanjutkan luka-luka yang belum selesai." balas Laura pelan. Cewek itu memejamkan matanya sejenak. Bertanya-tanya, akankah ia siap untuk kenyataan pahit yang tidak lama lagi akan menghampirinya?

Akankah Laura kuat? Atau mungkin ia akan menyerah di tengah jalan? Akankah semua yang saat ini ada bersamanya akan tetap begini? Atau takdir berkata lain?

"Maafin Ayah sama Bunda, Lau. Maaf...." lirih Risa.

Laura mengangguk. Melerai pelukannya dan mengelap air mata kedua orang tuanya lembut. "Ini bukan salah kalian. Takdir aja yang emang jahat. Ngebuat Laura jadi semenyedihkan,"

"Tapi Lau gak bakal marah kok. Laura bakal jalanin apapun itu. Karna sekeras apapun Lau ngebantah atau ngelawan, bakal tetap kalah sama takdir ...." lanjutnya dengan senyum lebar.

Senyum Laura ...senyum yang mungkin tidak akan pernah mereka lihat lagi nantinya.

✨✨✨

"Bun," panggil Laura.

Risa menoleh. Menyimpan mangkuk bubur di nakas lalu menatap Laura sepenuhnya. "Kenapa sayang?"

"Kak Lena mana?"

Risa terdiam sejenak. "Tadi Lena bilang dia pergi bentar sama Vanya."

"Bun, Bunda sama Ayah gak boleh cuek-cuek sama Kak Lena. Lau kasihan sama dia." ucap Laura.

Risa menyernit. "Lho, cuek gimana maksud kamu? Bukannya Bunda sama Ayah selalu kasih perhatian yang sama? Bunda sama Ayah gak pernah cuek kok sama Lena."

"Tapi emang kenyataannya gitu, Bun. Kak Lena sering cemburu karena Bunda sama Ayah kurang perhatian sama dia." balas Laura. "Dan karna itu juga Kak Lena benci Laura." cicitnya.

Risa menghela napas pelan. "Iya, Bunda juga mau minta maaf sama dia karna mungkin dia kurang perhatian dari Bunda." tutur Risa.

Laura mengangguk dan tersenyum simpul. "Iya. Bunda, Laura mau minta satu permintaan boleh?"

"Silakan, apapun itu bakal Bunda turutin selagi Bunda sanggup,"

"Gauusah lagi perhatian sama, Lau, yah? Lau mau coba mandiri, lau mau ngerasain di posisinya Kak Lena. Pokoknya sekarang Bunda fokus aja sama Kak Lena yah? Anggap aja gantian hehehe."

Devaul • completedWhere stories live. Discover now