SAGAREA 23

767 50 0
                                    


Mereka semua sudah pulang dan kini yang tersisa hanyalah Sagara dengan Rea. Keduanya tak mengeluarkan suara, masih diam dan saling melirik satu sama lain. Karna bosan diem-dieman akhirnya Sagara angkat bicara.

"Re... kamu masih nggak mau pulang?"tanya Sagara dengan wajah melas. Rea yang mulanya tertunduk kini beralih menatap Sagara. Rea tersenyum, sebuah ide jahil terlintas di pikirannya.

"Ehmm... nggak mau ah.."Sagara melotot mendengarnya.

"Kenapa?"tanyanya, "hmm nggak mau aja"kekehnya.

"Re... aku serius", "iya-iya Sagara ganteng... aku mau pulang. Tapi ada syaratnya!". Sagara menggeleng pelan, "apa?"tanyanya.

"Beliin gulali!"ujar Rea dengan wajah semringahnya. Sagara tersenyum dan mengangguk lalu pengelus puncak kepala Rea. Karna senang Rea langsung memeluk Sagara dan dibalas langsung oleh Sagara. "Aku kangen sama kamu Re.."lirihnya Sagara, "aku juga Sa.."keduanya kini hanyut dalam pelukan.

_________________________________________

Setelah berpamitan dengan mami Calista, Sagara dan Rea langsung bergegas untuk membeli gulali. Keduanya kini sudah sampai di sebuah taman. Sagara membangunkan Rea yang tertidur. Mungkin ia lelah, menangis dan teman-temannya yang datang. Sagara mamanggil-manggil nama Rea namun tak ada sahutan. Sagara memberanikan diri untuk menepuk pelan pipi Rea. Rea yang merasa terganggu kini mengerjapkan matanya. Ia menoleh pada Sagara yang tengah tersenyum padanya.

"Kita udah sampe?"tanyanya. Sagara mengangguk mengiyakan.

"Kok nggak bangunin dari tadi?"Sagara tersenyum lalu mencubit pipi Rea pelan. "Udah, tapi kamu nggak bangun-bangun"ujarnya. Rea meringis pelan karna dicubit. "Yaudah yuk turun!"ujar Rea.

Keduanya kini turun lalu membeli apa yang diinginkan Rea. Setelah membeli gulali mereka duduk di salah satu kursi di taman itu. Suasana sore hari disana juga mendukung keduanya. Sagara lega karna Rea sudah tak marah lagi, ia tersenyum melihat Rea yang sedang memakan gulali dengan lahap. Rea yang merasa diperhatikan beralih pada Sagara.

"Kenapa senyum-senyum?"tanyanya.

"Cantik"jawabnya. Satu kata yang membuat pipi Rea merah merona. Ia kemudian memukul lengan Sagara pelan. "Gombal"kekehnya. Sagara ikut terkekeh lalu menyenderkan kepala Rea pada bahunya.

"Re..."panggil Sagara. Rea membalasnya hanya dengan deheman.

"Nanti setelah lulus kuliah kamu bakal gimana?"tanya Sagara. "Gimana apanya?"tanya Rea balik.

"Apa kamu mau kerja?"

"Kalo kamu izinin aku mau-mau aja"

"Kalo aku nggak izinin?"

"Ya... aku diem dirumah aja, jaga anak, terus masak-masak sama temen-temen"jelas Rea.

"Anak!?... kamu mau punya anak berapa?"tanya Sagara.

"Hemm... nggak tau, satu aja deh, tapi kembar"ujar Rea. Sagara terkekeh pelan.

"Maaf ya Sa.. aku belum bisa kalo sekarang"

"Nggak papa, aku paham"

"Makasih..."ucap Rea sambil memeluk erat Sagara. "Yaudah yuk pulang, pasti ayah sama Kenzie udah nunggu"sambungnya. Sagara mengangguk lalu menggandeng tangan  Rea. Keduanya lalu pergi darisana.

Seseorang yang memperhatikan keduanya sedari tadi menatap kesal keduanya. "Gue nggak akan biarin lo bahagia sama dia Re.. gue akan rebut lo. Tapii ini bukan saatnya. Tunggu 2 tahun lagi"~uknown.

_________________________________________

Setelah melalui perjalan yang tidak terlalu ramai kini Sagara dan Rea sudah sampai di rumah Sagara. Saat memasuki rumah, mereka disambut oleh ayah Revan dan Kenzie yang langsung memeluknya.

SAGAREA  [ Complated ]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt