SAGAREA 08

915 77 10
                                    

Rea dan para rombongan kini memasuki rumah sakit yang ditempati oleh Bundanya Saga.

Tok... tok... tokkk

"Masuk!"titah seseorang dari dalam.

Rea, Saga dan orangtua mereka memasuki ruang rawat Bundanya Saga.

"Assalamualaikum Anggun!"ucap Mami Rea.

"Waalaikumsalam!"

"Udah baikan?"tanya Calista. Anggun tersenyum simpul.

"Bunda? Ada yang sakit?"tanya Rea. Anggun tersenyum lalu memeluk Rea.

"Karna udah disini semua, aku mau kasih tau sesuatu"ujar Anggun. Semuanya menjadi serius.

"Jadi begini, dokter mendiaknosa bahwa umurku kurang lebih satu bulan lagi, aku khawatir tidak bisa melihat anakku satu-satunya ini menikah"lirihnya "aku berencana untuk menikahkan mereka setelah ujian mereka, itupun kalau mereka mau"ujar Anggun sambil mengelus dan tersenyum pada Rea dan Saga.

"Aku tidak akan memaksa mereka, jika mereka tak mau tak apa, yang penting Sagaku tidak kecewa denganku, begitu juga dengan Rea"sambungnya. Calista sudah tidak bisa membendung air matanya begitu juga dengan yang lainnya.

"Saga..... Bunda nggak maksa kok, kalau Saga mau Bunda seneng banget, tapi kalau Saga nolak, nggak papa kok"ucap Anggun sambil mengelus tangan Saga. Anggun beralih menatap Rea, ia tersenyum lalu mengambil tangan Rea dan disatukan dengan tangan Saga. "Rea.... Bunda nggak maksa kok, jadi Rea jangan merasa terbebani ya?"ujar Anggun sambil mengelap jejak air mata di pipi Rea. Rea mengangguk sebagai jawaban.

Hening. Tak ada seorang pun yang ingin memulai peecakapan. Tiba-tiba suara monitor terdengar tak beraturan. Semua panik, Saga menekan tombol darurat. Anggun terlihat kejang-kejang, Calista dan Rea sudah tak bisa lagi membendung tangisnya. Karna berada di samping Rea Saga memeluknya dan mengelus rambut Rea untuk menenangkannya. Begitu juga dengan Daniel ia memeluk istrinya erat. Revan menggenggam tangan Anggun yang pucat dan lemas. Tak berselang lama dokter datang dan semuanya diharapkan untuk menunggu diluar.

Rea masih berada dalam pelukan Saga.

Setelah menunggu beberapa menit, dokter pun keluar.

"Dok! Gimana keadaan istri saya dok?"tanya Revan.

"Begini pak, kondisi istri bapak semakin hari semakin lemah. Kanker darah yang diidapnya sudah merusak organ vitalnya pak"jelas dokter.

"T-tapi ia masih bisa bertahankan?"ujar Calista.

"Untuk saat ini bisa buk, jika ada wasiat atau keinginan beliau yang belum tercapai mohon segera dilaksanakan pak, karna saya takut jika kankernya menyebar dengan cepat. Saat ini kami sudah memberi obat agar penyebaran kankernya melambat"jelas dokter lagi "kalau begitu saya pamit dulu pak"sambungnya.

"Iya dok, terima kasih"ucapan Revan diangguki oleh sang dokter.

Revan berbalik dan menatap Saga penuh harap. Saga menatap Ayahnya itu dengan tatapan sendu. Sedangkan Rea ia sangat bingung, di satu sisi ia tak ingin menikah di usia yang sangat dini ini namun di sisi lain ia tak tega melihat Bunda Saga yang ingin sekali melihat anaknya menikah.

"Ayah..... Rea boleh ketemu Bunda?"tanya Rea pada Revan. Revan mengangguk.

Rea masuk ke dalam ruangan Anggun. Air mata Rea tumpah, ia melihat Anggun yang terbaling lemah dan ditambah lagi dengan Anggun yang tersenyum ke arahnya. Rea menggenggam tangan pucat ibu dari tunangannya itu.

"Bundaa......"lirih Rea dan memeluk Anggun.

"Rea mau kok jadi istrinya Saga, siapa sih yang nggak mau sama Saga udah ganteng, pinter terus tampan, tapi ada syaratnya Bunda sembuh dan biar bisa hadir nanti di pernikahan kita"ucap Rea sambil terisak, Anggun juga meneteskan air mata.

"Makasih ya nak sudah mau menikah dengan Saga, dan maaf karna bunda kalian jadi kehilangan masa remaja"ucapnya.

"Nggak kok Bun... Rea ikhlas, ini juga atas kemauan Rea sendiri bukan karna paksaan dari siapapun"Anggun tersenyum mendengar penuturan Rea. Lalu memeluknya.

"Makasih ya nak...."Rea mengangguk dalam pelukan.

"Yaudah ini udah malam, Rea sama yang lain pamit ya Bun"ujar Rea.

"Iyaa... kalian hati-hati"

"Bunda istirahat ya biar cepet sembuh! Ok?"ujar Rea dengan jari membentuk ok.

"Assalamualaikum Bunda"

"Waalaikumsalam"jawab Anggun sambil berdadah.

Rea keluar dari ruangan Anggun. Disana ia bisa melihat Mami Papi dan Ayah Revan sedang berbincang lalu tatapannya belarih pada laki-laki yang kini sedang menatap kosong. Rea berjalan menuju Mami Papi dan Ayah Revan.

"Eh Rea! Gimana? Bundanya udah istirahat?"tanya Calista.

"Udah Mii"jawabnya.

"Yaudah kita pulang sekarang, sudah larut besok juga kalian sekolah juga"ujar Daniel.

"Saga!"panggil Calista. Saga menoleh kala namanya dipanggil.

"Pulang ya! Besok kita jenguk Bunda lagi, soalnya sekarang Bundanya butuh istirahat"ujar Calista.

"Tapi Mii, Saga mau disini"lirihnya.

"Besok 'kan Saga sekolah"ujar Calista. Calista memegang bahu Saga dan menhadapkannya ke arahnya.

"Denger kata Mami! Mami tau perasaan Saga kayak gimana Mami paham, paham banget malah, kamu mau 'kan liat Bundamu bahagia di akhir hidupnya?"tanya Calista, Saga mengangguk. "Kalau Saga mau liat Bunda bahagia, turutin kemauan Bunda kamu karna cuman itu yang ia inginkan"ujar Calista lalu membawa Saga dalam pelukannya dan mengelus pelan punggung Saga.

"Yaudah sekarang kita pulang ya, si ganteng gak boleh nangis nanti gantengnya nambah"ucapnya sambil menghapus jejak air mata Saga.

"Nih orang nggak tau udah punya suami kali ya"~ ujar Daniel.

"Mami kok genit sih sama calon mantu! Eh... keceplosan"~ ucap Rea dalam hati sambil menutup mulutnya.

"Yaudah yuk!"ujar Calista.

Kini mereka semua meninggalkan rumah sakit. Karna masih dalam keaadaan sedih Saga tidak menyetir dan Daniel yang menggantikannya. Keheningan melanda dalam mobil sampai mereka tiba di rumah Rea. Saga dan Revan tidak mampir karena sudah larut malam dan besok Saga juga akan bersekolah. Di dalam mobil tinggal Revan dan Saga.

"Saga!"panggil Revan, Saga menoleh.

"Nak! Ayah tau perasaan kamu, pasti berat ditambah lagi umur kalian yang terbilang masih sangat muda, tapi apa kamu nggak mau turutin apa yang bundamu inginkan?" Saga menunduk. Tak tau harus menjawab apa.

"Ayah dan Bunda nggak maksa kalian, semua keputusan ada ditangan kamu nak"ujar Revan.

"Saga akan fikir-fikir dilu Yah..."ucap Saga. Revan tersenyum lalu kembali menyetir.

__________________________

Saat ini Rea sedang mengingat kejadian dimana saat Saga membawanya dalam pelukannya. Pipi Rea memerah. Jantungnya berdebar saat wajah tampan Saga terlintas di pikirannya.

"Aaaaaaa .... "pekiknya.

"REA KAMU KENAPA?"teriak Calista yang mendengar pekikan anaknya.

Rea tersadar ia merutuki dirinya karna sudah berteriak dan mimikirkan Saga.

"Nggak papa Mii, Rea lagi nonton film horor"ujar Rea berbohong.

"Duhh... gara-gara Saga nih"ujarnya kesal tapi sedetik kemudian malu-malu karna kembali mengingat perlakuan Saga.

"Mending tidur siapa tau nyantol dalam mimpi"ucapnya sambil terkekeh.

Selanjutnya Rea mengambil posisi untuk tidur.

_____________________________

Happy reading guys🤗🤗

Semoga kalian suka sama ceritanya☺☺

Maaf ya kalo ada typo🙏

Jan lupa vote sama commentnya🤩

SAGAREA  [ Complated ]Where stories live. Discover now