13

7.3K 734 29
                                    

Pagi ini Lisa sedang berdiri di balkon kamarnya, diam tanpa kata menatap langit dan hanya helaan napasnya yang terdengar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini Lisa sedang berdiri di balkon kamarnya, diam tanpa kata menatap langit dan hanya helaan napasnya yang terdengar.

Lisa memandang kearah bawa disana ada Wendy, Jennie, rose, joy dan Yeri yang sepertinya akan joging bersama, Lisa tersenyum saat melihat mereka bercanda bersama, hatinya sedikit iri melihat kedekatan mereka

Lisa kembali menghela napasnya dan menatap langit, mencurahkan isi hatinya tanpa suara seolah-olah langit mendengar semua yang dia ucapkan.
Dia sedikit tersentak kala mendengar suara seseorang dari belakangnya

"Lagi ngapain?"

Dia tersenyum melihat seulgi yang sedang berjalan kearahnya

"Ada apa kak?"

"Kita mau ke dufan nanti, Lo ikut ya udah lama kan kita ga liburan bareng"

Jujur Lisa ingin banget liburan bareng, ini juga yang Lisa tunggu tunggu dari dulu. Tapi mengingat keadaan yang udah ga sama kaya dulu lagi, Lisa takut mengacaukan semuanya

"Gak deh kak, gue udah ada janji sama Boby dan june"

"Boby yang nolongin Jennie? Lo kenal sama dia?"

Lisa mengangguk "dia temen sekolah gue kak"

"Pas Jennie hampir kena rampok Lo tau, kenapa ga dateng ke rumah sakit?"

"Maaf kak"

Seulgi menghela napasnya "yaudah ga masalah toh udah lewat juga, tapi Lo ikut ya nanti"

Lisa tersenyum menggeleng pelan "ga bisa kak kalian aja ya"

"Yaudah kalo gitu gue juga ga ikut nanti"

Lisa memandang teduh mata seulgi yang tajam "Lo di kantor pusing kan, Lo butuh refreshing. Jadi pergi lah kak, gue gapapa"

Lisa bener akhir akhir ini seulgi memang sedikit pusing mikirin masalah dikantornya

"Tapi gue ga bisa ninggalin Lo sendirian"

Lisa terkekeh "Gue ga sendirian, ada Boby sama june yang selalu nemenin gue"

Hati seulgi sedikit tersentil mendengar nya, memang benar bukan dirinya yang selalu ada untuk Lisa bahkan seulgi gak tau gimana kehidupan Lisa selama ini.

Seulgi memegang pundak Lisa dan memandang mata hazel Lisa yang sedikit sayu "Lis, gue kakak Lo. Kalo ada apa-apa gue mohon cerita ya sama gue, jangan pernah sembunyiin apapun dari gue"

"Gue juga pingin denger keluh kesah lo, cari gue di setiap Lo butuh sesuatu dengan senang hati gue bakal lakuin"

Lisa tersenyum mendengar penuturan kakak keduanya "peluk gue kak, cuma itu yang gue butuhkan sekarang"

Dengan senang hati Seulgi menarik Lisa kedalam pelukannya, mereka berpelukan tanpa kata. Tapi seulgi dapat merasakan baju yang dia kenakan kini basah, dia yakin Lisa tengah menangis di dalam pelukannya.

Blackvalvet

Kini Lisa berdiri di hamparan yang luas dan hijau, dia berjongkok dan memegang nisan didepannya. Choi Seung Hyun

"Hay ayah, Lisa datang lagi"

"Lisa kangen. Ayah apa kabar disana, pasti ayah lagi berduaan sama bunda ya" Lisa terkekeh dan menghapus bulir air mata yang mulai berjatuhan

"Lisa juga kangen sama bunda, nanti setelah Lisa lulus Lisa bakal nemuin bunda"

Makam bundanya ada di Korea.
Bunda mereka meninggal setelah melahirkan Yeri, setahun setelah kematian sang bunda, ayahnya membawa mereka pindah ke Indonesia

Tangan Lisa tak hentinya mengusap nisan ayahnya, seolah dia sedang mengusap sang ayah.
Lisa terdiam memikirkan kembali perkataan dokter tempo lalu

"Chondrosarcoma stadium 3a, jenis kanker tulang yang bersarang pada lengan mu, kenapa kau baru membawanya kemari Lisa"

Jelas Lisa terkejut mendengan penuturan sang dokter

"Lalu aku harus apa dok"

"Kau harus melakukan kemoterapi, tapi aku masih bingung kanker ini biasanya menyerang orang dengan usia lanjut, kenapa bisa kau mengalaminya padahal usiamu masih remaja"

Lisa mengingat ingat sepertinya dia sedikit familiar dengan jenis penyakit ini

"Bundaku, bundaku mengalaminya dok"

Lisa teringat waktu usianya menginjak 7 tahun, ayah dan kakak pertamanya pernah membahas ini dan tidak sengaja Lisa mendengarnya

"Apa dengan kemoterapi, aku bisa sembuh dok?"

Sang dokter menatap mata hazel Lisa dengan lekat "kemoterapi ini dapat mencegah penyebaran ke arah otak, dan sekitar 65% Pasian dengan jenis kanker stadium 3a dapat bertahan hidup selama 5-6 tahun. Dan jika ada keajaiban sel kanker itu dapat hilang asal kau menjaga pola makan, menjaga pola tidur, hidup sehat, tidak kelelahan dan tidak merasa stres"

"Tapi tetap saja kau harus melakukan kemoterapi ini, Lisa" lanjut sang dokter

"Dengan ini aku memutuskan tidak akan melakukan kemoterapi"

"Kau gila Lisa?!"

Lisa meringis mengingat nya, dia kembali memandang nisan ayahnya "apa keputusan Lisa sudah benar, ayah?"

Lisa menunduk membiarkan air matanya lolos begitu saja

"Lisa hanya tidak ingin terus-terusan hidup dalam kebencian, Lisa lelah jika harus menanggung semua kebencian mereka lebih lama"

"Lisa tidak sekuat itu untuk terus memendam rasa sakit ini sendirian, Lisa juga manusia yang ingin merasakan kasih sayang dari mereka"

Lisa menarik napasnya panjang, dan kembali menatap nisan ayahnya

"Jika dulu Lisa selalu berjuang untuk menemukan waktu, dimana semua akan menerima Lisa kembali. Maka sekarang saatnya Lisa menyerah"

"Maaf sekali lagi Lisa menyerah, Lisa kalah, ayah"

Lisa terdiam, membiarkan air matanya mengalir. Dia menangis tanpa suara

Setelah dirasa hatinya sedikit membaik, dia menghapus air matanya dan menarik napasnya panjang

"Lisa pamit, nanti Lisa kesini lagi"

_______________________________

Lampung, 27 February 2021

SISTER | BLACKVELVET [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang