16

7.4K 743 18
                                    

Nyatanya seribu kebaikan akan kalah dengan satu kesalahan

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

Nyatanya seribu kebaikan akan kalah dengan satu kesalahan

.

.

Hari sudah malam dan Irene baru keluar dari kantornya dia melewatkan waktu makan malamnya, untungnya Naya sekertarisnya membawakan makanan.

Irene tersenyum ketika mengetahui makanan itu dari seulgi, tiba-tiba Irene teringat kata-kata Naya tadi sore

"Ren Lo punya adik yang berponi kan? Waktu itu gue liat dia dari dokter"

Irene menggeleng pelan, ada sedikit rasa khawatir didalam dirinya dan lagi-lagi dia tepis begitu saja

"Masa bodo ah" gumamnya lalu masuk ke mobil

Irene memandang lurus jalanan yang sedikit padat, dia menghela napasnya kasar. Hari ini cukup melelahkan untuk Irene, ditambah lagi dia masih memikirkan mimpinya yang seperti nyata

Didalam mimpinya, Irene sedang demam dan Lisa datang untuk mengompres nya, sentuhan yang Irene rasakan waktu itu seperti benar-benar nyata dan membuatnya nyaman

Lagi lagi Irene menghela napsanya bersamaan dengan rasa khawatir dan penasaran itu muncul. Lain dimulut lain dihati itu lah yang Irene rasakan sekarang, dia memang membenci Lisa dan bahkan mengatakan ingin Lisa pergi dari dunia ini tapi dihati kecilnya dia tidak rela jika harus benar-benar kehilangan Lisa

Irene memberhentikan mobilnya disebuah kedai yang menjual makanan Korea —kedai langganan ayahnya dulu.

"Selamat malam, ada yang bisa kami bantu" ucap seorang wanita paruh baya, mungkin umurnya sudah memasuki kepala 6

Irene tersenyum ketika melihat wanita tersebut "bibi son, apa kabar"

Wanita yang dipanggil bibi son itu mengerutkan alisnya "baik nona, maaf apakan sebelumnya aku mengenalmu?"

Irene terkekeh, bibi son tidak pernah berubah dari dulu "bibi, ini aku Irene"

Bibi son terdiam dan berfikir sejenak "astaga, kau Irene anak dari Seung-hyun?"

Irene hanya mengangguk

"Astaga, kau sudah besar ya ayo duduk dulu biar bibi buatkan makanan dulu" ucap bibi son mempersilahkan Irene duduk

Saat Irene ingin memberitahu apa yang ingin dia makan, tetapi didahului oleh bibi son

"Kimchi Sujebi dan kimbap bukan?" tebak bibi son

"Ah kau masih mengingat nya, bibi"

"Itu makanan kesukaan keluarga kalian, dan bagaimana bisa aku lupa setiap Lisa datang, dia selalu memesan itu"

Lisa lagi Lisa lagi, kenapa hari ini selalu dipenuhi dengan Lisa

Bibi son meletakkan makanan di meja Irene, dan dia ikut duduk menemani Irene makan

"Sudah lama sekali aku tidak melihat mu dan yang lain, yang masih sering kesini hanya Lisa" ucap bibi son

Irene terdiam memandang bibi son "maafkan kami bibi, aku tidak tau jika Lisa masih sering kesini"

Bibi son tersenyum "Lisa tak pernah absen kesini, dia menuruni bakat ayahmu —melukis"

Irene tak menyangka jika Lisa bisa melukis, saat Irene diam-diam masuk kedalam kamar Lisa dia tak melihat ada alat lukis satupun

"Apakah Lisa sering bercerita kepadamu bibi?"

"Tidak banyak, Lisa hanya bercerita tentang kalian yang menyayangi nya. Kau tidak salah mendidiknya Irene, lisa —dia tumbuh menjadi anak yang ceria"

Irene menunduk mendengar, sekarang perasaannya bercampur aduk dan juga banyak pertanyaan yang tiba-tiba muncul dibenaknya.

Blackvalvet

Irene memarkirkan mobilnya, hari ini Lisa benar-benar sudah memenuhi isi kepalanya. Baru saja turun dari mobilnya, Irene mendengar ada keributan di rumahnya tanpa pikir panjang Irene langsung berlari

"Apa apaan ini Wendy!"

Teriakan Irene berhasil menghentikan aksi konyol Wendy, Irene merebut pot bunga kaca yang Wendy pegang dan memandang Lisa yang sudah terduduk dilantai. Lisa lagi Lisa lagi

"Jawab gue!"

Wendy menghiraukan ucapan Irene, dia terus memandang Lisa yang masih terduduk dilantai. Irene memandang Lisa, dia tidak menangis malah tersenyum, senyum yang susah diartikan.

Wendy mendekat dan mencengkram bahu Lisa "Dulu ayah, seulgi dan sekarang Chanyeol, nanti apa lagi yang mau Lo ambil lalisa?!"

"Brengsek, jawab gue!!"

Cengkraman Wendy semakin kuat, tapi anehnya Lisa justru tersenyum

"Jangan berfikir Lo bisa ambil Irene dan yang lainnya dari gue, ga akan gue biarin itu terjadi brengsek!"

Lisa memandang Wendy dan tersenyum "Lo tenang aja gue ga akan ngelakuin itu, karena gue udah nyerah"

Wendy melepaskan kasar cengkraman nya dan tersenyum sinis "gue bakal tenang kalo Lo ga ada lagi di hidup kita"

Lagi-lagi Lisa tersenyum "dan sebentar lagi keinginan Lo bakal terwujud —ah lebih tepatnya keinginan kalian semua"

Kini Lisa memandang ke arah Irene "lain kali biarin dia ngelempar pot bunga itu ke kepala gue, toh itukan yang kalian mau. gue ga butuh belas kasian dari Lo"

Setelah mengucapkan itu Lisa langsung masuk ke kamarnya, tapi disaat Lisa ingin masuk ke kamarnya dia melihat Joy dan Yeri yang sepertinya melihat semuanya dari awal.

Lagi-lagi Lisa tersenyum, senyum yang tidak bisa diartikan, Joy dan Yeri melihat itu semua.

Bahkan disaat dirinya hampir dilukai oleh kakaknya, mereka tidak ada niat untuk membantu atau melerainya, sungguh malang nasib mu Lisa

Setelah mengunci kamarnya, Lisa langsung merosot dan memeluk kedua lututnya. Lisa menangis, air mata yang sedari tadi dia tahan akhirnya lolos juga

"Tuhan, aku mohon hentikan hukuman mu, aku sudah tidak kuat lagi"

"10 tahun, bukankah itu sudah cukup kau menyiksa ku tuhan. Bawalah aku bersamamu, aku ingin bebas dari semua ini, a-aku ingin mereka bahagia tanpa ku"

Lihat lah betapa kejamnya orang-orang itu, mereka terus mengingat satu kesalahan seseorang tanpa mengingat seribu kebaikan orang tersebut

SISTER | BLACKVELVET [END]Место, где живут истории. Откройте их для себя