32. Salah Paham

43.2K 2.2K 34
                                    

Yang memulai
Yang harus menyelesaikan
-Kata orang-

"Emangnya nggak boleh ya, Mas Arkan?" Tanya Shasa berusaha bersikap tenang dan biasa saja.

"Boleh," jawab Arkan sambil mengulas senyum.

Shasa menoleh kesebelah Arkan, ia berdecak sebal. Bisa-bisanya masih santai saja setelah ia memergoki suaminya ini jalan dengan mantan atau mungkin sekarang sudah kembali menjadi calon istri.

"Jangan berpikir macam-macam," kata Arkan seraya mengelus puncak kepala Shasa lembut.

"Hai. Kamu istri Arkan, kan?" Tanya Karla.

Sekali lagi Shasa berdecak kesal. Kalau sudah tau kenapa bertanya, apalagi sedari tadi hatinya panas saat melihat tangan Karla masih bertengger di lengan suaminya.

"Iya," ucap Shasa tanpa repot menutupi raut ketidaksukaan di wajahnya.

"Bisa minggir, saya mau gandeng suami saya," ucap Shasa.

"Oh, maaf. Tapi saya masih ada perlu dengan Arkan, bisa kamu tunggu sebentar?" Tanya Karla dengan senyum yang belum luntur dari wajahnya.

Wah, lihat Shasa serasa istri pertama yang harus rela berbagi suami dengan istri kedua.

"Saya juga ingin bicara dengan SUAMI saya saat ini," ucap Shasa dengan menekankan kata suami agar perempuan ini sadar bahwa Arkan adalah suaminya.

"Bentar ya Kar, aku mau ngomong dulu sama istriku." Arkan menggandeng Shasa keluar kafe.

"Ya elah, tekor gue nih beli cookies taunya nggak jadi berantem," ucap Rani cemberut ditempatnya.

Shasa melepaskan tangannya dari genggaman Arkan. Ia menyilangkan tangan didepan tubuhnya sambil menatap sinis kearah Arkan.

"Mau comeback lagi sama mantan?" Tanya Shasa sinis.

"Denger dulu, kamu jangan mikir yang macam-macam." Arkan maju kearah Shasa, ia meletakkan kedua tangannya diatas pundak sang istri.

"Gimana nggak mikir macam-macam kalau si mantan kamu itu gelayutan kayak gitu, mana kamunya diem aja." Shasa memandang tajam kearah Arkan, "Atau kamu emang suka ya dia gelayutan begitu," sambung Shasa.

"Kamu kalau cemburu gemesin ya," ucap Arkan terkekeh. Ia membawa Shasa kedalam pelukannya seraya mengelus lembut rambut sang istri.

Shasa mendengus dalam pelukan Arkan, ia tak membalas memeluk. Masih kesal dengan pemandangan di dalam kafe tadi.

"Udah ya jangan marah." Arkan mengusap pipi Shasa lembut, "aku nggak mungkin balik ke mantan kalau punya istri gemesin kayak gini."

Hati Shasa berbunga-bunga pemirsa, tapi ia tak ingin menunjukkan hal itu. Ia masih setia mempertahankan ekspresi sinis walau jantung deg-degan.

"Aku udah punya istri, Karla juga udah punya tunangan." Shasa cukup terkejut mendengar hal itu, tapi kembali memasang wajah sinis. Bisa saja kan mereka menjalin hubungan diam-diam.

"Ya trus kenapa? Di luaran sana banyak kok yang masih bisa selingkuh."

"Aku bukan orang di luaran sana," ucap Arkan menghela napas frustasi, "Kalau kamu masih nggak percaya, ya udah ikut aku. Nanti kamu liat sendiri aku sama Karla ngapain aja," lanjut Arkan

Shasa mengangkat satu alis bingung, maksudnya dia menjadi saksi atas apa saja yang dilakukan suaminya dan mantannya itu.

Belum sempat Shasa ingin melontarkan kata-kata ketidaksetujuannya Arkan menariknya kembali kedalam kafe.

Pengantin Sementara (END)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ