Meniti Arah

91 22 3
                                    

"Jadi, boleh aku menemuinya?" Yoo Jung mengerjap-ngerjapkan netranya di hadapan Soo Hyun. 

Pagi ini langit begitu cerah tapi masih kalah oleh keceriaan Yoo Jung. Setelah sekian lama, dia berani bertingkah aneh-aneh di hadapan sang kakak. Pose-pose imut sengaja dilemparkannya demi merayau Soo Hyun.

"Dia tidak akan menyukai kedatanganmu, pasti dianggapnya sebagai pengganggu" tegas Soo Hyun. Tangannya sibuk menata rambut adiknya itu. Mengikatnya dalam gulungan simpul sanggul. Ini adalah hobi barunya sejak kedatangan Yoo Jung di Korea.

"Akut tidak peduli dia. Sekarang jawab saja. boleh atau tidak? aku hanya butuh izinmu" cetus Yoo Jung. Sesekali menelengkan leher agar Soo Hyun lebih muda menata rambutnya. 

"Sudah. You look gorgeous!" bisik Soo Hyun tepat di telinga.

Yoo Jung membalikkan badan. Menyelami manik mata Soo Hyun yang tertuju padanya. Hanya padanya. "Boleh?" pintanya lebih ke rengekan.

Kim Soo Hyun menukik membidik netra sang adik. Seketika Yoo Jung mengatupkan bibir rapat-rapat. Takut kalau sebenarnya Soo Hyun sudah mengetahui perbuatannya. Mungkin saja Soo Hyun sebenarnya tahu kalau dia sudah bertemu dengan Lee Ji Eun secara diam-diam.

"Ya sudah.. Tapi jangan komplain kalau dia galakin kamu ya.."

"Siap bos!" tegas Yoo Jung. Merapatkan jemari, menempelkannya di pelipis. Lalu melayangkan salute  ke udara.

Diam-diam Soo Hyun berharap kunjungan Yoo Jung membuahkan hasil. Hasil yang akan menguntungkan dirinya. Memperbaiki hubugannya kembali dengan Lee Ji Eun.

Kim Soo Hyun tidak bisa berbuat banyak. Dia tentu sangat merindukan kekasih hatinya. Tapi ada sesuatu yang tidak bisa didesak. Lee Ji Eun memutuskannya sepihak bukan tanpa alasan. Alasannya mungkin lebih sulit dari yang diduga. Tapi satu yang pasti. Perasaan gadis itu tidak berubah. Gadis itu masih mencitainya, begitupun sebaliknya.

Selama ini ia sadar. Diam-diam Ji Eun mengamatinya dari jauh. Tersenyum saat melihat dirinya tertawa. Mendatanginya ke kantor walau tak berdekatan. Ada rasa rindu yang tak bisa dielak gadis itu. Tapi masalah yang muncul saat ini mungkin menghalanginya untuk kembali.

***

"Aku kembali lagi ke sini!" bisik Yoo Jung ke diri sendiri. Menengadah, ia menatap logo rumah sakit yang megah. Rumah sakit tempat Ji Eun bekerja.

Baru saja kakinya ia melewati ambang pintu masuk yang terbuka lebar. Tiba-tiba seseorang menyenggolnya. Hampir ia terjerambap. Bahkan tas yang tersampir di bahu hampir saja melayang. "Ouch!" pekik Yoo Jung. Tatapan bengis dilemparkan seketika kepada si terdakwa.

Pupilnya melebar menemukan si buaya darat. Matanya menyipit, bibirnya tersenyum jahil. Dia sengaja!

Refleks ia melayangkan tinjuan ke lengan si tersangka. Sudah sekuat tenaga ia memukuli lengan itu. Bukan meringis kesakitan, malah tawa riang yang ia dapatkan.

"Kau sinting ya?! Gimana kalau aku jatuh tadi?"

"Intinya tidak sampai jatuh kan? Aku sudah menimbang, memperkirkan kekuatan jangan sampai kau jatuh terluka" jawab Tae Hyung cuek. "Ada apa ke sini? Kau merindukanku?"

Astaga! Lagi! PD tingkat surga.

Yoo Jung mencebik. Menjulurkan lidah seakan memperjelas ekspresi muak ingin muntah. Aksinya itu justru mengundang tawa Tae Hyung. Tawa yang bahkan lebih bersemangat dibanding tadi. Wajahnya yang berseri-seri matanya yang berbinar-binar, tak ayal mengajak Yoo Jung melebur bersamanya.

"Kau sudah makan?" tanya Tae Hyung natural. Memimpin langkah seakan mereka datang bersama, seperjalanan ke rumah sakit. Anehnya Yoo Jung mengikut begitu saja. 

Find Me √ (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang