Rumah Tanpa Keluarga

117 32 6
                                    

"Huh! Dia sama sekali tidak minta izin sebelum pergi. Makin ke sini bocah itu memang makin tak punya sopan santun"

Yoo Jung tiba di rumah. Membawa rasa dongkol dengan perlakukan Jin Goo di sekolah tadi. Dia prihatin terhadap temannya yang sudah seperti budak cinta. Kemana Shanon pergi kesitulah kakinya melangkah. 

Yoo Jung mengerti betapa cantiknya Shanon itu. Betapa kebanyakan cowok di sekolah diam-diam menyimpan perasaan ke dia. Kalau bukan perasaan, setidak-tidaknya mereka pasti menyimpan kekaguman yang mendalam.

Shanon adalah perempuan tercantik yang pernah dia temui. Yoo Jung mengakui itu meski tidak ikhlas. Tak hanya wajahnya, kepribadiannya yang manis- tidak kepada Yoo Jung tapi, kecerdesannya yang di atas rata-rata, semua itu membuat iri kaum hawa. 

Dia adalah seorang primadona. Pusat perhatian. Dan perempuan itu terang-terangan menunjukkan ketertarikannya ke Jin Goo.

Yoo Jung tak habis pikir dengan Shanon. Atau lebih tepatnya semua perempuan di sekolah yang begitu mengidolakan Jin Goo.

Ganteng? 

Sepertinya masih banyak yang lebih ganteng dari dia. Apalagi Drew yang wajanya mirip Tom Cruise. 

Cerdas? 

Well, Jin Goo anak dengan kemampuan di atas rata-rata, tapi dia bukan yang paling top di sekolah atau bahkan di tingkat kelas. Kennedy, Simon, Juan, dia bisa mendata lebih banyak nama anak laki-laki yang jauh lebih pintar dari Jin Goo.

Cool? 

Ah dia tak se cool dan sebeken Troy yang jago basket.

Keberadaan Shanon dan anak-anak perempuan lain membuatnya susah untuk pulang bersama Jin Goo. Padahal alangkah beruntungnya kalau tiap hari dia bisa nebeng, karena toh juga rumah mereka searah, dan Jin Goo harus melintasi rumah Yoo Jung. 

Tapi banyak ajakan jalan bareng ke cafe-cafe hits, diskusi soal pelajaran, atau hanya sekadar berbagi cerita tentang buku yang baru keluar di pasaran. Itu semua adalah hobi si nerdy itu. Hampir tidak pernah Jin Goo menolaknya, tidak peduli siapapun yang mengajak. 

Sok baik.

Yoo Jung menekan passcode rumahnya. Dia ragu untuk masuk. Tapi suara di dalam membuatnya terpaksa harus melakukan itu.

"KAU PIKIR HANYA KAU YANG BISA?? Aku juga punya banyak perempuan yang antri dan siap untukku kapan saja aku mau!"

"Hah! Baguslah.. itu yang kutunggu-tunggu!!"

"Benarkah ini yang kau inginkan? Kau tak memikirkan anak-anak sedikitpun?"

"Soal Yoo Jung, biar dia tinggal sama kamu, dan Soo Hyun biar samaku aja"

"Kau bercanda? Soo Hyun sama kamu? Dia sudah mandiri di Korea sana, bahkan tidak mau lagi tinggal bersama kita. Sementara Yoo Jung masih sangat belia. Perjalanannya masih panjang. Dia butuh butuh kasih sayang dari kita berdua, dia butuh penjagaan dan perhatian kita sampai dia tuntas bersekolah.. dia..."

Jae Suk terdiam begitu menyadari keberadaan Kim Yoo Jung di balik pintu.

"Yoo Jung-a.."

Yang dipanggil tersenyum pahit. Melihat keadaan rumah yang berantakan, Yoo Jung sungguh tak ingin membayangkan bagaimana kedua manusia itu berperang barusan. 

Ia meraih raket tennis yang tergantung di dinding dan mengalungkannya seraya berlalu.

"Yoo Jung-a, kau mau kemana?" Jae Suk berusaha mencegah.

"Aku mau main tennis. Aku juga ingin memukul sesuatu. Masih lebih baik kan daripada memukul perabotan seperti yang kalian lakukan"

"Sebaiknya kamu tinggal dulu sejenak. Omma dan appa ingin mengatakan sesuatu" Eun Bi akhirnya merasa perlu buka suara.

Find Me √ (Completed)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ