Pertengkaran

108 27 9
                                    

"Get lost! I don't wanna see you!"

Yoo Jung menepis atau lebih tepatnya menghempaskan tangan Jin Goo dengan kasar. Sengaja ia memasang musik sekencang-kencangnya, lalu menyumbat lubang telinga dengan headset andalan.

Jin Goo menahan kesal. Ingin rasanya mengetuk kepala gadis itu. 

Janji sepihak di dalam SMS Yoo Jung, seharusnya bukan salahnya. Tapi aksi marah-marah si gila itu memojokkan dirinya. Seakan-akan dia sudah membuat janji jauh-jauh hari dan tanpa pemberitahuan mengingkari.

Tapi bukan Yoo Jung namanya kalau tidak menyalahkan Jin Goo untuk urusan begini. 

Kadang sifat semena-mena Yoo Jung membuatnya geram. Apalagi tiga tahun belakangan ini, si gila itu semakin menjadi-jadi. 

Hal-hal sepele bisa berujung fatal. Perdebatan sederhana bisa berujung ledakan dahsyat yang disusul diam berminggu-minggu. 

Dan parahnya ya, tak peduli kesalahan dari pihak siapa, untuk urusan meminta maaf terlebih dulu, mutlak adalah bagian Jin Goo.

Melelahkan. Mengesalkan. Bahkan Shanon dan beberapa gadis lain di kelasnya mengatai Yoo Jung tak tahu diuntung. Tak sedikit dari mereka yang menasehati Jin Goo untuk segera mengakhiri pertemanan yang mereka labelin "Toxic". 

Keegoisannya begitu mendominasi. Kata-kata yang seenak jidat tak jarang melukai. Begitu kata mereka.

Jin Goo sadar betul, judgement dari Shanon terhadap Yoo Jung merupakan buah kecemburuannya. 

Dari yang dibacanya, Shanon menganggap Yoo Jung adalah batu penghalang kedekatannya dengan Jin Goo. 

Betapa tidak? 

Dirinya bak tak dianggap kalau sudah disandingkan dengan Yoo Jung. Banyak janji yang harus terlewatkan karena si gila itu. 

Pernah sekali, Shanon sangat dongkol. Saat itu dirinya, Jin Goo dan beberapa teman lain, sudah berada di ambang pintu bioskop. Mereka ingin menonton Narnia. Belum sempat mereka melewati pintu itu, Jin Goo tiba-tiba izin cabut, demi menghamipiri Yoo Jung ke gedung olah raga tempat mereka selalu bermain tennis. 

Tak hanya itu. 

Ketiaka mereka sedang ada acara pesta, bisa-bisanya Jin Goo langsung pulang tanpa menyalami Sia yang saat itu berulang tahun, dengan alasan Yoo Jung ingin diantar ke perpustakaan kota. Keterlaluan gak sih? 

Mungkin benar, kemarahan Shanon tidak hanya merupakan buah kecemburuannya. Bisa jadi itu adalah fakta yang sebenarnya terjadi. Bahwasanya Yoo Jung memang egois. Hanya mementingkan diri sendiri.

Jin Goo kadang tak paham dengan dirinya sendiri. Entah sejak kapan dia menjadi sangat menurut ke Yoo Jung. 

Ya benar. 

Awalnya itu dilakukan hanya demi menghindari perdebatan yang tak ada habisnya. 

Yoo Jung itu ya, kalau maunya tidak dituruti, maka ia bisa diam hingga berminggu-minggu. Memusuhi Jin Goo. Dan anehnya, si gila itu baik-baik saja. Hidup tak berteman bukan masalah besar baginya. Justru Jin Goolah yang tidak betah. Sehari saja ia tak bertegur sapa dengan si gila itu rasanya seperti makan sayur tanpa garam. Suka citanya tak sempurna.

"I'm sorry!!!"

Jin Goo melakukan kewajibannya. Meminta maaf. Meskipun tidak salah sama sekali. Ia menahan lengan Yoo Jung yang sudah bersiap-siap meluncur dengan skateboardnya.

Persahabatan ini sangat berharga. Pertalian itu harus dijaga sampai kapanpun. Ya, karena memang entah sejak kapan urusan minta maaf sudah mutlak menjadi bagiannya, maka inilah dia, berusaha menghibur wajah yang geram itu.

Find Me √ (Completed)Where stories live. Discover now