Terlantar

87 24 6
                                    

Sudah tiga hari sejak Kim Yoo Jung kembali dari Filipina. Selama itu pula dia tidak mendengar kabar apapun dari Jae Suk. Sempat terfikir olehnya untuk melaporkan orang hilang ke polisi. Tapi niatnya itu diurungkan. 

Koper biru favorit Jae Suk dan beberapa pakaian tidak berada di tempat. Jae Suk tidak hilang. Tapi pergi. Tidak tahu kemana. Yang jelas bukan untuk urusan kerja. Yoo Jung sudah memastikan itu ke rekan kerja ayahnya. Jae Suk meninggalkan rumah. Entah untuk sementara atau untuk selamanya.

Selama tiga hari ini Yoo Jung tidak makan dengan baik. Ia hanya minum susu dan makan sedikit buah yang tersisa di kulkas. Dia masih punya persediaan uang, tapi tidak berselera. Baik untuk makan maupun untuk melakukan aktivitas.

"Yoo Jung-aa. Aku baru kembali dari Spanyol dua hari lalu, aku langsung ke rumah, tapi tak ada yang membukakan pintu. Kau dimana?" Suara Jin Goo di telepon menyerang telinga sangat tiba-tiba. Kim Yoo Jung tidak bisa mendengar satu kata pun dari seberang.

Padahal tadi Kim Yoo Jung sangat berharap bahwa telepon barusan datangnya dari Jae Suk. Bukan Jin Goo.

"Jin Goo-ya.." suara Yoo Jung masih terlalu pelan untuk bisa didengar oleh Jin Goo di seberang.

"Hei.. kau dimana? Aku bawa oleh-oleh.. Aku mau antar.. kapan kau ada di rumah? Atau besok saja di sekolah??"

Benar. Besok ia harus sekolah untuk mengikuti ujian akhir. Memikirkan itu benar-benar menguras sisa energi yang tersisa di tubuh Yoo Jung. Ia melepaskan gagang telepon dari genggaman, menggantung begitu saja di atas meja. Ia tidak menghiraukan Jin Goo yang terus-menerus memanggil namanya dari seberang.

***

"God, Kim Yoo Jung! What happened to you?"

Mrs Femming berhambur memeluk Yoo Jung begitu melihat penampilannya bak zombie. Mata gadis itu kehilangan cahaya. Tubuhnya merosot tak bertenaga.

Help!

"Saya kurang tidur" lirih Yoo Jung.

Bohong!

"Apa kau sanggup mengikuti ujian hari ini? Aku bisa memintakan izin agar kau susulan saja"

Help!

"Tidak.. Terimakasih!"

Mrs Femming menuntun Yoo Jung ke dalam kelas. Memastikan gadis itu sampai dan duduk di kursinya. Belum ada satu siswapun saat itu. Hanya dia seorang duduk dalam hening. Kim Yoo Jung menyandarkan kepala di atas meja begitu Mrs Femming meninggalkannya sendirian.

"Kim Yoo Jung!" Mrs Femming kembali ke kelas membawa serta secangkir cokelat panas dan roti yang masih hangat. "Yuk makan dulu.."

Kim Yoo Jung mengangkat kepala perlahan. Wajahnya menghadap Mrs Femming. Begitu maniknya bertemu dengan mata Mrs Femming, seketika itu juga ia air matanya luruh membanjiri pipi.

"Hei.. what's wrong??" Mrs Femming membelai lembut rambut hitam legam Yoo Jung. Tangan kanannya bergerak menyeka air mata di pipi muridnya itu.

Yoo Jung menggeleng lemah berkali-kali. Derai air mata tak kunjung berhenti mengalir di pipi. Ia tak sanggup berkata-kata. Ia ketakutan, Ia menderita, Ia butuh pertolongan. Tapi tak satu katapun yang bisa ia lontarkan untuk menjelaskan keadaanya.

Mrs Femming beringsut demi menarik Yoo Jung ke dalam dekapannya. "Everything is gonna be alright!!" Mrs Femming menepuk-nepuk punggung Yoo Jung. Memberinya ketenangan.

"I just.. came back from Phillipine.." Yoo Jung berusaha tegar, sengaja ia mengalihkan pembicaraan.

Mrs Femming tersenyum pahit. Ia hanya menjadi pendengar. Mendengarkan semua cerita Yoo Jung. Apapun itu. Sampai anak itu tenang.

Find Me √ (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang