Alteir hendak berdiri dan mengikuti kedua lelaki itu, hanya saja Isse menahan lengannya agar tetap diam ditempat.

"Apaan sih?!" Alteir menyahut ketus.

Isse menyodorkan sebotol air mineral dingin. "Sensi banget. Minum dulu nih,"

Alteir tidak mau. Ia memilih untuk mengamati ponselnya yang sedaritadi tidak ia sentuh didalam saku celana.

"Nggak mau?" Isse memastikan kembali. Karena Alteir tidak menjawab maka ia kembali melanjutkan. "Yaudah kalo nggak mau," sekarang Isse hanya bisa bertumpu dengan menempelkan dagu pada botol mineral miliknya.

Tatapannya tampak menerawang diisi kepala yang terus berputar untuk melancarkan aksinya. Isse sedang berusaha untuk memahami Alteir lebih dalam. Jangan salah paham, ini memang sebagian dari rencana Mars yang menginginkan Alteir untuk lebih terbuka terhadap beberapa hal. Mars ingin Alteir tidak hanya menjalankan pengobatan ke psikiater melainkan ingin membuat Alteir agar bisa lebih rileks dan memberikan kepercayaan pada dunia luar.

Mendengar jika kondisi mental dari sang kakak yang semakin memburuk membuat Mars kepalang khawatir dan bingung mau melakukan apa. Selama ini Mars hanya tahu perihal kakanya yang mengalami Did (Dissociative Identity Disorder) atau orang awam menyebutnya dengan berkepribadian ganda. Akan tetapi Mars tidak tahu lebih jelas mengenai seluk-beluk penyebab hal itu terjadi, selain kejadian besar yang terjadi setahun belakangan.

Mars pikir, ada hal lain yang mengganggu kehidupan sang kakak. Atau trauma masalalu yang sangat membekas ketimbang ditinggal pergi jauh oleh kedua orang tuanya.

"Mereka lagi pdkt?" Mars yang sedang melamun mendadak terkejut. "Ngagetin aja," katanya sambil menggeplak punggung James yang ada disisi. James meringis kecil. "Lagian, maneh ngapain ngelamun anjir? Ntar kesambet tau rasa,"

"Setan mana yang berani rasukin model goodlooking kaya gini?" Itu Julian. "Aturan kalo setannya cewe pasti klepek-klepek,"

"Kalo laki?"

"Auto insecure. Kaya gue,"

Sontak ke-4 lelaki yang diantaranya adalah Brian, Mars, Theo dan James tertawa serempak mendengar gurauan dari Julian. Terlebih, jarang-jarang seorang Julian menistakan dirinya sendiri, padahal lelaki itu biasanya adalah sosok paling percaya diri dan narsis diantara anggota GrifinnestX lainnya. Sementara sisanya ada Julian yang merasa ternista karena ucapannya sendiri dan Prince yang hanya menyunggingkan senyum tipis.

Omong-omong soal GrifinnestX adakah yang ingin mengenal karakter mereka lebih dalam? Sedikit informasi GrifinnestX adalah nama club basket yang dimiliki oleh GrifinnestHS. Berisikan kurang lebih 30 anggota dari 3 angkatan. Tiap angkatan memiliki masing-masing kapten dan beranggotakan 10 orang.
Walau begitu dari keseluruhan mereka juga memiliki satu orang induk kapten yang tidak lain adalah Alteir Clavertoon.

Cukup mengenai GrifinnestX, lain kali kita bahas lebih dalam.

Sekarang mari kembali pada 2 sejoli yang masih saja bungkam dan sibuk dengan isi kepala masing-masing.

"Alteir kalo mau diem aja mending pergi deh,"

Seakan lupa dengan siapa ia berurusan Isse langsung menutup mulutnya panik.

"Enggak-enggak. Maksud Isse, Alteir mau makan apa?" Isse memilin jemari telunjuknya sendiri dibawah meja lantaran merasa salah bertindak. Jika saja ia tidak buru-buru menarik ucapannya, sudah dipastikan ia betul-betul akan ditinggal oleh Alteir sendirian. "Hari ini Isse traktir,"

Untold The DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang