19. Jarak

1.6K 128 5
                                    

"Kata Papa kalau kita sedih orang yang kita sayangi juga ikutan sedih. Adzan gak sedih karena gak mau Papa ikut sedih. Tante jangan sedih yah, nanti Adzan nangis. Kalau Adzan nangis nanti Papa juga nangis."

-Adzan-

Pulang

Nrfitri

Bismillah

Koreksi typo

***

Kesehatan Eyang semakin hari, semakin membaik. Eyang sampai saat ini masih di rawat di rumah sakit, namun sudah di pindahkan ke ruang inap VIP. Eyang baru di perbolehkan pulang dari rumah sakit saat keadaannya sudah di pastikan benar-benar pulih. Selama Eyang di rawat di rumah sakit Jihan selalu menyempatkan diri untuk datang menjenguk setelah pulang mengajar atau setelah kontrol kandungan rutin.

Tentang kehamilannya Dimas masih belum mengetahuinya sampai sekarang karena sejak malam itu, Jihan belum berbicara sama sekali dengan Dimas. Dimas mendiami dan menghindarinya. Jihan mengerti bahwa Dimas sangat kecewa dengannya, Jihan pun ikut terluka karena ini tetapi dia tidak dapat berbuat apa-apa.

"Dimas kamu sudah datang." seru Eyang melihat Dimas.

"Assalamu'alaikum, eyang."

"Wa'alaikumussalam."

Jihan mengangkat kepalanya melihat kedatangan Dimas, dia pun ikut menjawab salamnya. Jihan berdiri menghampiri Dimas, Dimas tidak menghindar seperti biasanya saat Jihan meraih sebelah tangannya untuk di kecup. Mungkin keberadaan Eyang di ruangan membuat Dimas sedikit melembut, namun tidak ada kecupan di kening seperti yang biasanya Dimas lakukan. Dan Jihan memakluminya.

"Mas sudah makan?" tanya Jihan tersenyum teduh seperti biasa.

"Sudah." jawab Dimas singkat melangkah mendekat ke arah brankar Eyang.

Jihan merasakan nyeri di ulu hatinya. Dimas masih marah padanya.

Jihan menghela napas, berjalan menuju sofa. Jihan menatap punggung lebar Dimas yang membelakanginya. Wajahnya merunduk mengusap ujung matanya yang basah.

Pintu ruang inap Eyang kembali terbuka, Jihan ikut melihat siapa yang datang. Seketika pasokan udara di sekitar Jihan terasa menipis.

Orang yang baru saja masuk ke dalam adalah Clara. Jihan tidak tahu kenapa Clara bisa ada di sini. Tapi sepertinya Eyang yang memanggil Clara datang.

"Clara, kamu sudah datang?"

Clara mengangguk lalu memeluk Eyang,"Eyang apa kabar? Maaf aku baru bisa jenguk sekarang." tanya Clara balik.

Eyang menepuk-nepuk tangan Clara menyuruh Clara untuk duduk.
"Eyang sudah sehat, terima kasih sudah datang menjenguk eyang. Kamu pasti sibuk sekali, eyang mengerti."

Jihan hanya diam mendengar obrolan antara Eyang dan Clara, sesekali terdengar suara Dimas yang ikut menimpali. Keberadaan Jihan seakan tak terlihat.

"Jihanna." panggil Eyang. Jihan mendongak melihat ke arah Eyang.

"Kemari lah." pinta Eyang. Jihan bangun mendekat ke arah brankar Eyang.

Jihan berdiri di samping Dimas, matanya menatap Clara sebentar.
"Ada apa eyang? Apa eyang membutuhkan sesuatu?" tanya Jihan.

Eyang menggeleng pelan menandakan bahwa ia tidak menginginkan apa-apa. Eyang meraih tangan Clara dan tangan Dimas kemudian menumpukan tangan keduanya.

PULANG [SELESAI] Where stories live. Discover now