13. Clara

1K 123 2
                                    

Holaaaa🤗🤗🤗

Bismillah

Happy reading ❤️

Koreksi typo

***

Dimas balas menyapa karyawan dan staf yang menyapanya. Dimas memang terkenal ramah kepada setiap bawahannya. Dimas masuk ke ruangannya, meletakkan tas kerja di atas meja, menyampirkan jasnya di kursi lalu duduk di kursinya.

Syifa masuk ke dalam ruangan tiga puluh menit kemudian dengan membawakan kopi dan makanan ringan. Dimas mengangguk saja melihat Syifa, lalu sekretarisnya itu mulai menjelaskan apa saja kegiatannya hari ini.

"Terima kasih, Syifa. Kamu bisa keluar dan lanjutkan pekerjaannya." kata Dimas setelah Syifa menyelasaikan tugasnya pertamanya pagi ini.

Syifa mengangguk, gadis itu berpamitan keluar dari ruangan. Sebelum benar-benar keluar Syifa kembali berbalik karena mendengar perkataan Dimas.

"Tolong jangan izinkan siapa pun masuk ke ruangan saya." ujar Dimas.

Syifa mengangguk mengerti, "Baik pak." setelahnya Syifa benar-benar keluar dari ruangannya.

Dimas mulai disibukkan dengan pekerjaannya, untuk beberapa hari ke depan memang ada banyak pekerjaan yang harus segera diselesaikan.

Syifa sedang sibuk-sibuknya mengerjakan pekerjaannya saat melihat seorang wanita datang, wanita itu adalah Clara dan dia berniat untuk langsung masuk ke dalam ruangan jikalau Syifa tidak segera mencegatnya.

"Minggir saya mau masuk!" titah Clara otoriter.

Syifa menggeleng cepat, dia harus patuh pada amanat sang bos. "Maaf bu, pak Dimas sedang sibuk dan tidak ingin di ganggu." kata Syifa pelan.

Clara bersidekap dada memandang rendah pada gadis yang melarangnnya masuk ke dalam ruangan.

"Kamu gak kenal siapa saya? Saya mau masuk, minggir! " titah Clara menatap tajam pada Syifa.

Syifa masih kukuh berdiri menghalangi Clara yang memaksa untuk masuk ke dalam ruangan.

"Maaf bu, saya tahu siapa ibu. Tapi tetap saja ini perintah langsung dari pak Dimas."

Clara menarik napas dalam kemudian menunjuk ke arah Syifa. "Kamu?! Saya pastikan setelah ini kamu akan di pecat karena berani melarang saya masuk dalam." setelah mengucapkan itu Clara mendorong keras bahu Syifa membuat Syifa terhuyung hampir terjatuh kalau dia tidak berada dalam posisi siap.

Clara masuk ke dalam ruangan dengan tersenyum lebar menuju tempat Dimas berada.

"Hay, Dim." sapa Clara langsung duduk tanpa permisi di sofa.

Dimas menatap tidak suka pada Clara yang masuk tanpa permisi ke ruangannya. Bagaimana wanita itu bisa masuk, bukankah dia sudah memerintah pada sekretarisnya agar tidak ada yang boleh diizinkan masuk.

"Sedang apa kamu disini Clara? Apa saya mengizinkan kamu masuk?" tanya Dimas kentara sekali nada tidak sukanya.

Clara tersenyum simpul lalu beranjak mendekat ke arah Dimas. "Apa aku gak boleh masuk? Aku gak lihat ada yang jaga jadi aku pikir bisa langsung masuk." jawab Clara berbohong, dia saat ini berdiri di samping Dimas.

"Kamu bisa keluar." usir Dimas.

Clara mencebikkan bibirnya, lalu meletakkan tangannya di pundak Dimas. Dimas dengan cepat menepis tangan Clara yang berada di pundaknya.

PULANG [SELESAI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang