18. Keputusan

2K 153 3
                                    

Lebih baik merasa sakit untuk sesaat, dibanding menanggung luka untuk waktu yang lama.

Pulang

Nrfitri

Bismillah

Koreksi typo

***

"Terima kasih sayang, sudah hadir menemani Mama. Mama sayang kalian, bantu Mama yah sayang. Kita lewati masa ini sama-sama."

Jihan mengusap air matanya yang telah mengering. Meski di hadapkan dengan kondisi yang pelik di mana harus bertahan atau melepaskan, Jihan harus tetap berusaha semampunya. Jujur saja, Jihan sama sekali tidak merindukan surga yang itu. Meskipun terdengar egois, Jihan tidak akan mau berbagi dengan wanita lain. Dimas adalah suaminya, miliknya. Dia tidak akan sanggup mengikhlaskan Dimas berbagi cinta dengan wanita lain.

Jihan tahu, sekeras apapun Dimas berusaha mempertahankannya tetap berada di sisinya tetap saja pada akhirnya Jihan yang harus mengalah. Keputusan Eyang tidak akan dapat di rubah, meski Jihan berbaik hati mengizinkan Dimas menikahi wanita bernama Clara, suatu saat Jihan tetap harus menyingkir atau di singkirkan.

Sepulang dari kantor Dimas tadi siang, Jihan sudah merenung dan memikirkannya baik-baik. Setiap opsi yang Jihan pilih hanya mengantarkan pada satu jalan keluar. Jihan tidak mau menyakiti banyak hati dengan keegoisannya. Lebih baik merasa sakit untuk sesaat, dibanding menanggung luka untuk waktu yang lama.

Jihan sudah memutuskan untuk mengizinkan Dimas menikah lagi. Tidak ada pilihan lain selain itu. Jihan berharap semoga Eyang tidak lagi membebankan Dimas lagi nantinya. Dimas, sudah banyak berkorban demi pernikahan mereka. Jihan tidak bisa melihat Dimas terus dibebankan oleh Eyang karena menolak permintaan Eyang.

"Ya Allah, semoga keputusan ini adalah yang terbaik untuk semua orang."

Hari sudah malam dan sebentar lagi Dimas akan pulang. Jihan menyimpan hasil USG di dalam laci nakas, Jihan menarik napas lalu menyunggingkan senyuman lebar. Ia harus terlihat ceria di depan suaminya.

Terdengar suara bell berbunyi, Jihan buru-buru keluar kamar dan turun ke lantai dasar untuk menyambut suaminya pulang. Jihan membuka pintu dan langsung mendapati suaminya dengan gurat kelelahan.

"Assalamu'alaikum, Mas pulang."

"Wa'alaikumussalam, Mas. Selamat datang."

Jihan tersenyum lebar, mengambil tangan kanan Dimas dan mencium punggung tangannya. Dimas mengusap kepala Jihan, mencium keningnya.

Dimas memeluk Jihan, "Makasih sayang udah nyambut Mas pulang." gumam Dimas, Jihan mengangguk dalam dekapan Dimas.

Jihan melerai pelukan Dimas, "Ayo masuk Mas. Langsung mandi yah, Mas bau asem." kekeh Jihan mengambil tas kerja Dimas dan membawakannya.

Dimas mencium bau tubuhnya kemudian mendekatkan dirinya pada Jihan."Masih wangi yang, sini cium."

Jihan menghindari Dimas yang ingin mengusilinya, "Ih jangan deket-deket Mas! Kamu bauuuu." Jihan menutup hidungnya semakin menjauh dari Dimas.

Dimas menggelengkan kepalanya melihat Jihan yang sudah kabur menghindarinya. Dimas pun menyusul istrinya.

"Jihan istriku." Dimas memeluk Jihan dari belakang, menyandarkan dagunya di bahu Jihan.

Jihan berdeham pelan, tangannya sibuk memilih baju salin untuk Dimas. "Sana, mandi dulu Mas." suruh Jihan.

Dimas menggeleng, "Kangen." gumamnya pelan menciumi bahu Jihan.

PULANG [SELESAI] Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz