15. Calon Istri

1.7K 158 2
                                    

Bismillah

Kita mulai masuk ke konfliknya yah, konfliknya gak terlalu berat kok :)

Selamat membaca :)

Koreksi typo

***


Jihan duduk di depan cermin tengah memasang hijab di kepalanya. Selesai dengan hijabnya, Jihan mengambil lipcream dan memolesnya sedikit di bibir lalu menyimpan lipcreamnya ke dalam tas. Jihan bangun berjalan ke arah Dimas yang sudah menunggunya sejak tadi berdiri di ambang pintu kamar dengan bersidekap dada.

Jihan tersenyum merangkul lengan Dimas, "Ayo, aku udah siap." kata Jihan menatap Dimas.

Dimas berdecak sebal memperhatikan penampilan Jihan pagi ini. Jihan pun ikut memperhatikan penampilannya sendiri.

"Kenapa? Ada yang aneh?" tanya Jihan.

Dimas menggeleng, "Enggak ada, istri Mas cantik banget." berbeda dengan perkataan yang dikeluarkan Dimas yang memuji kecantikan istrinya, tetapi ekspresi Dimas menunjukkan hal yang berbeda.

"Mas bilang aku cantik tapi kok malah ekspresi kamu bete gitu? Aku gak cantik yah?"

"Cantik."

"Terus kenapa mukanya bete gitu?"

Dimas menarik napas lalu membawa Jihan kembali masuk ke dalam kamar dan mendudukkan di kursi depan meja rias. Jihan menatap Dimas bingung melalui pantulan cermin.

"Lihat, istri Mas cantik banget." ujar Dimas menatap Jihan melalui pantulan cermin.

Jihan tersenyum tersipu mendengar pujian dari suaminya.

"Tapi ..."

Ekspresi cerah Jihan berubah menjadi mendung saat Dimas melanjutkan perkataannya.

"Tapi apa?" tanya Jihan murung.

Dimas membalikkan tubuh Jihan agar menghadapnya, lalu menyentuhkan ibu jarinya di bibir Jihan memberikan usapan ringan disana.

Dimas menatap Jihan dalam,"Tapi Mas gak suka kalau istri Mas yang cantik ini kelihatan cantik di depan orang lain. Cantiknya kamu cukup di depan Mas aja." lanjut Dimas mengambil tissue, menghapus lipcream yang Jihan pakai.

Jihan menatap cemberut pada Dimas, namun Dimas mengabaikannya. Dimas memberikan kecupan di bibir istrinya lalu menyunggingkan senyum memandang semu merah di pipi Jihan.

" Ayo sayang, nanti kita telat. Bisa-bisa tante Kanya ngomel-ngomel."

Jihan mengangguk lalu menggandeng lengan Dimas melangkah keluar dari kamar. Jihan dan Dimas sudah berada di dalam mobil yang siap melaju meninggalkan pelantaran rumah menuju tempat tujuan.

Sampai di depan sebuah rumah megah, Dimas melajukan mobilnya masuk ke dalam gerbang. Mobil berhenti, Jihan dan Dimas turun dari mobil. Keduanya berjalan beriringan masuk ke dalam rumah megah itu, di tangan Dimas ada sebuah kado yang sudah di siapkan oleh Jihan.

Begitu masuk ke dalam sudah terdengar suara riuh dan ramai oleh orang-orang yang sudah hadir. Acara ini adalah perayaan anniversarry pernikahan tante Kanya dan suaminya.

"Eh Dimas dan istrinya sudah datang. Ayo masuk."

Dimas dan Jihan tersenyum pada tante Kanya yang menyambut kedatangan mereka.

"Assalamu'alaikum, tante." sapa Dimas dan Jihan bersamaan lalu menyalimi tante Kanya bergantian.

"Wa'alaikumussalam, akhirnya kalian dateng, tante kira gak bakalan dateng karena sibuk."

PULANG [SELESAI] Where stories live. Discover now