23 (Jun tidak gila!)

1.1K 128 13
                                    

Vote sebelum membaca!

.

.

.

🌱

Dejun bangun lebih pagi seperti biasa. Selesai mandi dan memakai baju, Dejun langsung menuju ke dapurnya untuk memasak sarapan untuk ayah dan kedua kakaknya.

Sudah dua seminggu sejak sang ayah bebas dari penjara, Dejun kembali melakukan aktivitas seperti biasanya. Semenjak ia divonis sakit jantung, kakak-kakaknya sangat overprotektif padanya dan melarang dirinya untuk melakukan aktivitas fisik yang membuatnya drop atau kelelahan. Sekarang ayahnya telah kembali, dan juga kembali menyiksanya. Hukuman penjara yang dijalankan ayahnya tak membuat ia jera. Suho kerap menyiksa Dejun seperti dulu, memukulnya menggunakan rotan, ikat pinggang, gagang sapu, dan lainnya. Luka di punggung Dejun yang seharusnya menghilang atau memudar itu kembali muncul. Jika dirinya membuat kesalahan sekecil apapun, ayahnya langsung marah dan memukulnya tanpa ampun.

Selama beberapa bulan ini Dejun sudah tak meminum obat antidepresan. Sejak ayahnya kembali, Dejun kembali mengkonsumsi obat itu dan terkadang melakukan self harm, setiap ia merasakan lelah dengan sikap ayahnya dan juga lelah karena siksaan yang selalu ia terima dari ayahnya baik fisik maupun batin.

Bagi orang lain sosok ayah adalah pelindung bagi anak-anaknya, tapi tidak untuk Dejun. Di mata Dejun, ayahnya seperti malaikat mautnya yang suatu saat akan mencabut nyawanya kapan saja.

Dejun sudah selesai memasak. Kemudian ia menata menu sarapan di atas meja makan. Kemudian Dejun mengambil mangkok untuk menaruh sarapannya.

"Dejun" panggil Jaehyun

"Ne, Hyungnim?"

"Siang nanti Hyung akan mengantarkanmu check up"

"Ne"

Kemudian Dejun membawa sarapannya ke kamar lamanya di dekat dapur.

Di kamar Dejun menyantap menu sarapannya. Selesai menyantap sarapan, Dejun membereskan bekas sarapannya setelah itu ia menatap dirinya di kaca lalu menyibakkan poninya.

Di dahinya terdapat luka lebam. Semalam Dejun membenturkan dahinya ke tembok setelah sang ayah memukulnya dengan gagang sapu ijuk. Ayahnya terus memakinya dengan kata-kata yang sangat menyakitkan. Dan kata-kata menyakitkan itu terngiang-ngiang di ingatan Dejun. Dejun dengan sadar membenturkan dahinya ke tembok kamarnya berkali-kali hingga meninggalkan luka lebam.

Siang harinya, Jaehyun pergi ke kamar Dejun untuk memberitahu adiknya agar bersiap-siap karena hari ini jadwal check up Dejun ke dr. Byun.

Tok... Tok...

"Jun, apakah kau sudah siap?"

Cklek...

"Jun sudah siap Hyungnim. Kajja kita berangkat"

Ketika hendak melangkahkan kakinya, Jaehyun melihat sesuatu dibalik poni adiknya lalu Jaehyun menyibakkan poni Dejun.

"Ini kenapa Jun?"

"Appa membenturkan dahimu ke tembok?"

"Bukan Appa yang membenturkan dahi Jun ke tembok, tapi Jun sendiri yang membenturkan dahi Jun hingga lebam" ucapnya meneteskan airmata.

Jaehyun menarik tangan Dejun dan menyingkap lengan baju panjang milik adiknya.

Di lengan Dejun terdapat luka bekas sayatan dan juga luka bekas gigitan yang membiru dengan sedikit darah.

-Don't Hate Me Dad- (END) ✔Where stories live. Discover now