6 (Rasa Ketenangan)

1.7K 162 10
                                    

Pukul 08.00 PM KST, Dejun sedang berada di balkon lantai dua mansionnya. Menikmati semilir angin malam yang menyapanya. Dingin tapi sangat menenangkan. Itulah yang dirasakan Dejun saat angin itu meniup surai dan menyentuh pipinya. Dejun memandang bintang di langit setiap kerlap-kerlipnya seolah menyapa Dejun yang sedang sendirian di balkon.

"Eomma, apakah Eomma ada di salah satu bintang di sana? Dejun sangat merindukan Eomma"

"Eomma apakah di Surga sangat indah dan menyenangkan dibandingkan dengan Bumi yang Dejun tempati? Kapan Dejun bisa ke sana Eomma? Menyusulmu ke Surga-Nya"

"Eomma tolong katakan pada Tuhan, Dejun tak ingin hidup lama-lama di sini. Dejun ingin cepat menyusul Eomma ke Surga-Nya. Dejun selalu berharap Tuhan mengambil nyawa Dejun secepatnya. Dejun sudah tidak kuat tinggal di semesta penuh dengan kekejaman, penyiksaan, dan kebencian"

"Dejun tak tahan Eomma mendengar ucapan Appa yang selalu menyalahkan Dejun atas meninggalnya Eomma dan selalu menganggap Dejun anak sial. Seolah Dejun malaikat pencabut nyawa Eomma. Dejun sudah mengikhlaskan Eomma walaupun berat rasanya.
Eomma, Dejun ingin merasakan kasih sayang seorang ibu, merasakan pelukan hangatnya, dan perhatian seorang ibu ketika anaknya sedang sakit. Eomma, Dejun ingin sekali Appa menyanyangi Dejun dan memeluk Dejun dengan penuh kasih sayang. Seperti Appa menyayangi Kun Hyung dan Jaehyun Hyung. Memberi perhatian lebih dikala Dejun sedang sakit seperti saat ini"

"Eomma, tolong katakan pada Tuhan untuk menyembuhkan penyakit Kun Hyung. Dejun tak tega melihat Kun Hyung sakit. Bisa tidak penyakit yang ada di tubuh Kun Hyung dipindahkan ke tubuh Dejun? Dejun ikhlas Eomma. Eomma kemarin Dejun mendonorkan darah Dejun untuk Kun Hyung. Senang rasanya Dejun bisa menolong Kun Hyung. Eomma, neomu bogoshipoyo"

Airmata yang berkumpul di maniknya akhirnya terjatuh membasahi pipinya dan membentuk seperti aliran sungai.

"Eomma maaf Dejun curhatnya lama. Setidaknya Dejun merasa tenang Eomma"

Dejun berjalan menuju bangku di dekat balkon lalu duduk di sana. Dejun mengeluarkan foto mendiang ibunya dari dalam saku piyamanya.

"Eomma, Dejun sangat merindukan Eomma" lalu mencium foto sang ibunda.

Dejun duduk menghadap langit dan kemudian bersenandung.

sumeul keuge swieobwayo
dangsinui gaseum yangjjogi jeorige
jogeumeun apaol ttaekkaji
sumeul deo baeteobwayo
dangsinui ane nameun ge eoptdago
neukkyeojil ttaekkaji

sumi beokchaollado gwaenchanhayo
amudo geudael tathajin anha
gakkeumeun silsuhaedo dwae
nugudeun geuraesseunikka
gwaenchanhdaneun mal
malppunin wirojiman

nugungaui hansum geu mugeoun sumeul
naega eotteoke hearil suga isseulkkayo
dangsinui hansum geu gipil ihaehal sun eopgetjiman
gwaenchanhayo naega anajulgeyo

sumi beokchaollado gwaenchanhayo
amudo geudael tathajin anha
gakkeumeun silsuhaedo dwae
nugudeun geuraesseunikka
gwaenchantaneun mal
malppunin wirojiman

nugungaui hansum geu mugeoun sumeul
naega eotteoke hearil suga isseulkkayo
dangsinui hansum geu gipil ihaehal sun eopgetjiman
gwaenchanhayo naega anajulgeyo

namdeul nunen him ppajineun
hansumeuro boiljin mollado
naneun algo itjyo
jageun hansum naebaetgido eoryeoun
harureul bonaetdan geol
ije dareun saenggageun mayo
gipi sumeul swieobwayo
geudaero naebaeteoyo

-Don't Hate Me Dad- (END) ✔Where stories live. Discover now