9 (Takut)

1.6K 143 7
                                    

Vote sebelum membaca ! 🙏

🍂

Suho berjalan menuju kamar rawat Kun. Ia berjalan dengan tergesa-gesa dan penuh kekhawatiran. Perasaannya tak enak. Ia takut terjadi apa-apa pada anak sulungnya, Kun.

Suho membuka pintu rawat dan Suho terkejut melihat beside monitor yang bergaris lurus dan masker oksigen terlepas dari wajah Kun.

"Kun!"

Suho menghampiri brangkar Kun dengan panik dan memencet tombol yang berada di sisi brangkar.
Suho menekan tombol dengan berutal.

"Kun, Appa mohon kau jangan tinggalkan Appa hiks..."          

"Bertahanlah Kun hiks..."

Suho menyentuh tubuh Kun yang mulai mendingin dan kaku.

"Tidak mungkin! Kun!"

"Kun!" Suho terbangun dari tidurnya dengan nafas yang terengah-engah dan keringat membasahi pelipisnya.

"Syukurlah itu hanya mimpi" gumamnya dan mengusap kasar wajahnya.

Suho menatap wajah pucat anak sulungnya yang tertutup mask oxygen. Suho menggenggam tangan anaknya yang terjepit oximetry.

"Kun, bertahanlah. Appa yakin kau pasti sembuh nak. Kau harus optimis untuk sembuh"

"Cepatlah sadar nak,"

Suho menggenggam tangan Kun dengan erat. Lalu mengecupnya dengan berurai airmata.

Sejak kejadian itu, Kun belum membuka matanya. Sudah dua hari manik indahnya tertutup. Suho sangat takut jika anak sulungnya memilih untuk menyerah dan pergi meninggalkannya, menyusul istrinya yang sudah lebih dulu pergi meninggalkannya untuk selamanya.

"Kapan kau membuka matamu nak? Jangan tinggalkan Appa nak, Appa sangat menyanyangimu Kun"

"Kapan kau membuka matamu nak? Jangan tinggalkan Appa nak, Appa sangat menyanyangimu Kun"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Jun, waktunya makan siang. Kau harus makan agar cepat sembuh Jun"

"Jun tak mau makan. Jun ingin menyusul Eomma, Hyungnim" ucapnya menatap kosong jendela kamar rawatnya.

"Sore nanti kajja kita ke makam Eomma. Sore nanti kau kan diijinkan pulang oleh dr. Park. Sebelum pulang ke mansion kita ke makam Eomma. Sekarang kau makan agar tenagamu pulih Jun"

"Tidak mau!!!"

"Jun tak mau makan!. Jun ingin pergi menyusul Eomma. Jun sudah tak kuat hidup penuh dengan kebencian. Kenapa Tuhan membiarkan Jun hidup? Appa tak membutuhkan Jun, Appa membutuhkan Eomma bukan Jun. Jadi untuk apa Jun hidup?. Lebih baik Jun mati saja" ucap Jun meneteskan airmatanya.

-Don't Hate Me Dad- (END) ✔Where stories live. Discover now