3.Yg dianggap dan tidak dianggap

24 6 0
                                    

"Biar Senja bantu Oma,"tawar Senja saat melihat omanya kesusahan membawa barang belanjaan
"Enggak usah, belajar sana,"titah Omanya yg benar benar tak mau Senja bantu,wanita berumur itu langsung pergi dari hadapan Senja sambil membawa barang yg banyak

"Biar Fajar yg bawa Oma,"tawar Fajar,Oma tersenyum pada Fajar,lantas membiarkan Fajar membantunya,Fajar pun memberi isyarat pada Senja agar menunggunya di kamar

Helaan nafas keluar dari mulut Senja,ia harus menguatkan hatinya,ia tak tau salah apa pada masa lalunya sehingga harus dikucilkan oleh keluarganya sendiri,rasa tak adil terus menguat pada hatinya,namun Senja berusaha menepis rasa itu yg malah ia fikir akan semakin merusak suasana.

____

"Jar!"pekik Venus memanggil Fajar dari bawah
"Ayo makan dulu!"teriaknya lagi saat tak mendapati sang adik turun

"Bentar!"

Sahutan itu langsung membuat Venus diam, cewek itu lalu duduk di kursinya,mereka semua telah berkumpul dimeja makan,hanya sisa menunggu Fajar saja
Namun Fajar turun dengan Senja yg sengaja Fajar ajak, mereka semua langsung memandang sinis pada Senja

"Fajar,"

"Senja ikut Ma,"tukas Fajar yg tau maksud Mamanya, mereka semua langsung menatap Fajar,tak suka dengan ucapan cowok itu

"Enggak bisa, disini hanya tinggal satu kursi,"sahut Oma,Senja semakin menciut, cewek itu lantas melepaskan tangan Fajar yg masih mencekalnya

"Aku ada tugas kak,tadi lupa,kak Fajar makan aja,"alibi Senja, cewek itu langsung berlari menuju kamarnya lagi tanpa perduli Fajar yg memanggilnya

"Fajar!mau kemana kamu! duduk!"titah Mamanya saat melihat Fajar hendak pergi menyusul Senja
"Duduk Jar."titah papanya, Venus yg sudah kesal akhirnya menarik Fajar

"Nurut apa susahnya,"ujar Venus lirih sambil menyuruh Fajar untuk duduk

"Kalian kenapa selalu kaya gini?"tanya Fajar yg sudah tak tahan dengan sikap orang orang rumahnya memperlakukan Senja

"Jangan rusak suasana Jar,makan,"titah papanya
"Fajar!"ucapan penekanan dari omanya langsung membungkam Fajar,ia kesal,tapi ia juga tau batas kesopanan yg selalu mereka ajarkan padanya

Semua langsung fokus pada makanan masing masing,namun tidak dengan Fajar,cowok itu hanya makan beberapa sendok lalu mengambilkan makan untuk adiknya yg ia yakini Senja belum makan sendari siang.

_____

"Ja,"panggil Fajar dari luar,tanpa menunggu jawaban dari Senja,ia langsung masuk kedalam, dilihatnya Senja sedang menulis sesuatu diatas kasurnya sambil tengkurap

"Ja,"panggil Fajar lagi saat Senja masih tak menyadari keberadaannya

"Kakak ngagetin,"ujar Senja sambil membalikkan badan lalu menyusupkan bukunya pada selimut
"Padahal gue udah panggil panggil dari tadi,"Senja tertawa
"Lah masa?"tanya Senja tak percaya

"Dah,makan dulu Ja,selalu lo itu telat makan,"ujar Fajar sambil meletakkan nampan berisi makanan dihadapan Senja
"Biasa aja padahal,"

"Jangan di biasain,enggak baik,"
"Iya deh iya,calon dokter,"sahut Senja sambil mulai memakan makanan yg Fajar bawa

"Tadi lo nulis apa?"
"Bukan apa apa,enggak penting kok,"sahut Senja di sela sela makanan
"Tapi buat gue semua yg menyangkut tentang lo itu penting,gimana dong?"
"Gombal,"cibir Senja yg la langsung membuat Fajar tertawa

"Makan yg banyak Ja,gue lihat akhir akhir ini lo sering pucet,lo sakit?"tanya Fajar dengan nada khawatir
"Enggak kok, biasa aja perasaan."
"Kalo sakit jangan diem aja,gue enggak mau lo kaya dulu,tiba tiba pingsan,gue khawatir tau,"cibir Fajar sambil mengacak gemas rambut Senja

"Gombal mulu ih kak Fajar,cari cewek sana ah!"
"Males,kan ada lo,gue belajar dulu,biar mahir entar,"Senja tertawa dan tawanya menular pada Fajar
"Gue seneng lihat lo ketawa,gimana kalo akhir pekan ke pasar malem?"tawar Fajar yg tentu langsung diangguki semangat oleh Senja

"Tapi kak,kalo enggak boleh sama mama gimana?"tanya Senja takut takut
"Mama urusan gue,pokoknya lo harus seneng seneng,"Senja tersenyum lantas ia menggeser makanannya dari depannya dan langsung berhambur memeluk Fajar

"Senja beruntung punya kakak kaya kak Fajar,cuma kakak yg ngertiin Senja,Senja bener bener bersyukur punya kak Fajar,"

"Gue juga bersyukur punya elo Ja,jangan pernah tinggalin gue,lo pikir gue masih bisa waras kalo lo tiba tiba enggak betah di rumah ini gara gara sifat mereka dan milih pergi ninggalin gue,"

"Selama kak Fajar baik sama Senja, Senja enggak pergi,karena kakak satu satunya alasan Senja buat terus hidup,"

Fajar mengecup pelan dahi Senja, berusaha menyalurkan kasih sayang seorang kakak pada adiknya yg ia yakini hatinya tertoreh luka yg menganga dalam

"Gue bakal selalu baik sama lo, sebesar apapun kesalahan lo,gue enggak bakal buat lo ngerasa sendiri,jadi jangan tinggalin gue Ja,gue bisa mati kalau lo enggak ada."

7. Titik Terakhir SenjaWhere stories live. Discover now