2.Murkanya Fajar

28 6 0
                                    

"Lo kalo enggak iklas tinggalin Senja dirumah mending lo pulang deh Jar,lo enggak fokus dari tadi,"ujar Mars yg melihat gelagat sahabatnya sendari tadi memeriksa ponselnya

"Enggak lah,gue percaya Senja baik baik aja,"sahut Fajar
"Udah Jar,tinggal dikit doang, biar kita yg selesaiin,lo pulang aja,"sahut Jupiter,Fajar menghela nafasnya,tak bisa dipungkiri hatinya benar benar tidak enak

"Oke,kalo gitu gue duluan,"ujar Fajar sambil membenahi alat tulisnya
"Ati ati lo,santai aja bawa mobilnya,"ujar Saturnus, Fajar hanya mengangguk,cowok itu lantas pergi setelah berpamitan pada teman temannya

Perasaan Fajar benar benar tak tenang,hatinya benar benar mengkhawatirkan Senja,coba saja ia berhasil membujuk Senja untuk ikut dengannya,ia tak akan sekhawatir ini

"Gue harap lo baik baik aja Ja,"gumamnya sambil terus mencoba fokus pada jalanan padat di depannya

_____

Fajar segera berlari menuju dalam rumahnya, begitu sampai didepan pintu,cowok itu mematung melihat Senja yg sedang dimarahi oleh mamanya,dan juga air yg sepertinya tumpah dari ember didekat Senja

"Ma!"teriak Fajar dari sana, cowok itu benar benar tidak tau lagi dengan keluarganya, kenapa begitu kejam dengan Senja?

Fajar melangkah lebar menuju Senja yg kaget melihat kehadirannya
"Bangun Ja!"ujar Fajar tegas sambil menarik lengan Senja agar cewek yg masih bersimpuh dilantai basah itu berdiri

"Kamu apa apaan Fajar!dia yg buat mama celaka!"omel Mentari,Fajar menghela nafasnya,mencoba mengatur emosinya agar tak bersikap kurang ajar pada Mamanya

"Ma,berapa kali Fajar bilang,Senja anak mama,kenapa mama kaya gini?kapan hati mama terbuka buat Senja,"

"Senja bukan anak mama!"
Ucapan frontal dari Mentari langsung menusuk hati Senja,cewek itu menunduk tak mau mendengarkan kata kata menyakitkan lagi

"Cukup Ma!Fajar kecewa sama Mama!"setelah itu Fajar berlalu membawa Senja kekamar Senja tanpa berkata kata lagi,bahkan ia mengabaikan pekikan dari Mamanya

"Kak,"panggil Senja lirih,dadanya benar benar sesak,tak bisa di pungkiri perkataan Mamanya menohok hatinya

"Mandi dulu Ja,kalau mau tanya nanti aja,kakak enggak mau kamu sakit gara gara bajumu basah,"ujar Fajar dangan nada yg melunak,Senja hanya bisa menganggukinya,Fajar mengusap kepala Senja sekilas, sebelum cowok itu membiarkan Senja masuk kedalam kamar

Fajar kemudian pergi ke kamarnya, membersihkan diri dan menenangkan fikirannya,untuk saat ini ia benar benar kecewa.

_____

Fajar menyisir rambut panjang Senja dengan gerakan pelan,tak ada percakapan diantaranya,Senja juga memilih diam sambil menatap pantulan dirinya di cermin

"Masih mikirin yg tadi Ja?"tanya Fajar sambil menatap Senja dari pantulan cermin
"Enggak,"

"Ja,"
Senja berdehem menanggapinya,tak bisa ia mengeluarkan suara saat ia yakini suaranya akan bergetar

"Ucapan Mama enggak usah lo dengerin,"
"Lo itu adik gue,dan gue bakal lindungi lo dari siapapun yg sakiti lo,"
Perlahan,air mata Senja yg ia tahan tahan ternyata tak bisa terbendung,Fajar langsung membalik badan Senja agar menghadapnya

Diusap pelan air mata itu seolah air mata Senja adalah air mata yg berharga
"Senja enggak mau buat kak Fajar dibenci kaya Senja,"Senja menunduk,dadanya benar benar sesak

"Ja,enggak ada yg benci sama lo, jangan mikir kaya gitu,"

"Mungkin kalau Senja enggak ada, semua enggak kaya gini kan Kak?"Senja tak mengindahkan ucapan Fajar,fikiran yg tidak tidak selalu mehantuinya
"Tarik ucapan lo Ja,gue enggak suka lo kaya gini!"

"Maaf,"lirih Senja saat mendengar nada bicara Fajar yg meninggi
Fajar memejamkan matanya,ia lantas menarik Senja kedalam pelukannya,diusap pelan pundak Senja yg semakin bergetar,ia biarkan sang adik membasahi kemejanya dengan air mata yg sangat membuat hati Fajar teriris setiap kali mendengar isakan Senja

"Gue janji sama diri gue sendiri Ja,gue enggak bakal biarin orang lain buat lo nangis kaya gini lagi, ini yg terakhir kali Ja,gue janji."

_____

"Mer,pinjem tipe x dong,"ujar Senja pada Meri yg duduk di sampingnya
"Ye,modal dong,"cibir Meri sambil menyodorkan tipe x nya
"Ketinggalan punya gue,minta dikit doang,"sahut Senja sambil mentipe x tulisannya

"Oh iya Ja,"ujar Meri
"Apaan?"
"Lo itu beruntung banget coba Ja,"ujar Meri dengan wajah berbinar
"Beruntung gimana?"

"Lo itu punya kakak ganteng banget gila,ya meski kadang rada sedeng,tapi tu kak Fajar care banget sama lo,beda banget sama abang gue yg pelitnya ngakar sampe DNA,"cibir Meri, Senja terkekeh,faktanya hidupnya tak seindah yg Meri banyangkan,namun ia meski bersyukur dengan adanya Fajar yg selalu sabar untuknya

"Tukeran apa gimana?"tawar Senja bercanda
"Jangan deh Ja,bukan takut kilap,tapi takut darah gue naik,tau sendiri kakak lo gimana kalo sama gue,panggil aja Merica kadang Merkurius,enggak ada ahlak emang,"cibir Meri sambil bergidik ngeri
"Ada ada aja lo,"sahut Senja sambil terkekeh

"Senjaaaa!!oh senjaaa!!!"seru Yayan,teman sekelasnya yg mempunyai otak yg rada rada, berkali kali menembak Senja namun terus Senja tolak
"Apa sih Yan? berisik deh,"omel Senja sambil menatap Yayan kesal

"Gue mau nanya,"ujar Yayan
"Nanya apa?"tanya Senja heran
"Kenapa ya roda itu bulet,kenapa enggak kotak aja?"tanya Yayan

"Sumpah Yan, pertanyaan lo enggak mutu,"cibir Meri
"Gue enggak nanya sama lo yee,"
"Lo pengen tau jawabannya?"tanya Senja balik,Yayan mengangguk antusias

"Kalo kotak ya enggak bisa jalan lah,kaya otak lo,makanya otak lo buat bulet aja, jangan kotak,kan jadi ngandat,"sahut Senja yg langsung dihadiahi gelak tawa Meri,pun Senja yg juga ikut tertawa

"Sungguh jawabanmu membuat diriku terlena,"sahut Yayan sok tersakiti,Senja tertawa bersama saat Fajar melewati kelas Senja,seulas senyum terbit dibibir Fajar saat mendapati sang adik tak murung lagi.

7. Titik Terakhir SenjaWhere stories live. Discover now