Chapter 6

334 254 177
                                    

Seperti biasa, jangan lupa untuk tinggalkan jejak ^^ Baik itu sebelum atau sesudah membaca❤

Uhmm, saya mau buat target update untuk chapter 7 deh😏

Next chapter 7, asal komennya melebihi 130😝

Yakin gak yakin sih, bakal tembus. Tapi bodo amat. Saya maunya gitu, ya udah hehe. Semoga tembus deh ya! Supaya bisa cepet update ^^

Jadi, yang masih jadi sider, buruan munculkan dirimu! Vote&Komen jangan lupa!💚❤💙

Ketikan miring : flashback

Happy Reading!


Aldris pulang ke rumahnya dengan perasaan yang aneh. Di satu sisi ia kesal, tapi di sisi lainnya ia mengkhawatirkan Diva.

Memilih tak lagsung masuk ke dalam rumah, anak lelaki itu duduk di kursi yang ada di teras rumah. Menatap lurus ke rumah di depan sana. Nampak tak berpenghuni. Ia menghela napas. Mendongak dan menatap langit yang cerah, Aldris kembali menatap rumah Indra.

"Aldris!" panggil seseorang dari kejauhan.

Ternyata Kiki. Anak itu datang membawa dua buah paper bag berukuran sedang.

Menatap Kiki bingung, Aldris menghampiri Kiki yang kini duduk di anak tangga.

"Aku dateng kan! Bawa mainan banyak!" seru Kiki girang.

"Disini banyak mainan baru! Papah aku yang beliin! Harganya juga mahal tau!" serunya lagi. Kali ini ia menunjuk satu paper bag bermotif mobil-mobilan.

"Ayok main!" ajaknya semangat.

Aldris diam.

Sambil menunggu Aldris menjawab, Kiki menoleh ke samping. Ke arah rumah Diva.

"Ajak sekalian anak cewek di rumah itu yuk!"

"Diva maksudnya?"

"Oh, namanya Diva! Iya! Kita ajak dia!"

Dalam diam Aldris berpikir. Dan pada akhirnya ia menyetujui perkataan Kiki. Keduanya pergi untuk mengajak Diva bermain. Mainan milik Kiki disimpan di teras rumah Aldris lebih dulu.

"Permisi!" teriak Kiki sementara Aldris mengetuk pintu.

"Diva! Main yuk!" panggil Kiki lagi.

"Ada orang gak sih?" tanyanya entah pada siapa.

Kurang dari satu menit, pintu terbuka. Menampilkan sosok Mega yang memasang wajah datar.

Kedua anak lelaki itu diam tak membuka suara. Membuat wanita dewasa yang ada di hadapannya berdecak kesal.

"Diva! Cepet sini!" teriaknya.

"Kalian mau main sama Diva kan?" tanyanya setelah dirasa cukup memanggil Diva.

"Iya tante" jawab Aldris. Kiki hanya mengangguk canggung.

Kok galak? Pikir Kiki.

"Sebelum makan siang harus udah selesai! Nanti dia juga harus tidur siang!" tegasnya memberi perintah.

DIVALDRIS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang