Kebangkitan Siluman Naga Berkepala Delapan

Mulai dari awal
                                    

"Kau harus ke Konoha dan minta bantuan secepatnya pada Godaime, Pakkun! Sedangkan Bull harus membantu mengumpulkan korban yang mungkin timbul akibat kerusakan nanti. Angkat tubuh mereka ke tempat yang lebih aman bersama Sakura."

"Hai," ucap Pakkun, sedangkan Bull yang tidak punya kecakapan bicara langsung mengangguk. Mereka hilang dalam sekejap bersamaan dengan aura aneh yang terasa di atas air danau yang mulai bergejolak.

Air danau yang berwarna jernih seolah berubah cepat menjadi hitam, Yu mengacungkan Kusanagi dan menancapkan pedang itu tepat di bawah tubuh Taka. Sora sudah bersiap meloncat lebih dekat seperti instruksi Tetsuo, sedangkan sang pemimpin kuil berjalan mendekat pada Yu yang tampak marah. Wajah lelaki itu tampak berkilat dan berbahaya.

Dalam hitungan menit, suara air yang bergerak terdengar mengerikan begitu pedang Kusanagi lenyap turun ke bawah. Benar seperti yang diucapkan oleh Tetsuo, seekor siluman dengan delapan kepala terlihat mengerikan muncul dari bawah permukaan air. Delapan kepala itu terlihat bergerak ingin bebas, mata mereka merah menyala dan perutnya berwarna merah seperti darah. Salah satu kepala yang paling besar mulai bergerak lurus ke atas seolah lama menahan lapar. Matanya yang merah semakin berkilat menandakan amarah tersegel sekian lama di bawah sana. Mulut kepala naga paling besar mulai terbuka lebar-lebar.

Pelindung yang menopang tubuh Taka hancur dalam hitungan beberapa detik saja. Tubuh yang sudah lemas tidak bergerak tertekan gerakan gravitasi turun ke arah mulut Yamata yang terbuka. Sora sudah memberikan energi chakra yang besar di kedua kaki. Ia meloncat cepat dari pijakan air bergerak hendak mengambil Taka lebih dulu. Naas, Yamata mengibaskan salah satu dari tujuh kepala yang lain untuk menyerang wanita itu. Ditengah usaha melawan salah satu kepala, wanita cantik itu bisa melihat tubuh sang anak yang meluncur ke mulut Yamata. Seperti kilat, terlalu cepat. Seandainya ia punya tangan panjang untuk meraihnya ....

"TIDAK!!!"

Katana yang dimiliki Sora menancap di kepala Yamata yang bertarung dengannya. Wanita itu jatuh ke air dengan bunyi debur yang keras, lalu ia diselamatkan oleh Akinu—salah satu anjing kuchiyose milik Kakashi. Saat ia mendongak, ada banyak bayangan Kakashi yang telah tersebar dan berkutat dengan setiap kepala sang naga raksasa.

"Ta-Taka-kun," ucap Sora lirih tak bisa menahan tangis yang berderai.

Kepala naga yang paling besar bergerak membuat air danau kembali bergejolak kuat, menghancurkan seluruh pelindung yang membingkai Danau Mashu. Sora yang masih tidak bisa menahan kepedihan hati terbelalak saat melihat moncong kepala naga paling besar itu berusaha mengenyahkan benda tajam yang memisahkan mulut bagian atas dan bawah.

Bukan pedang, tetapi senjata ninja mirip katana yang lebih pendek. Tanto Kakashi yang berwarna putih berkilat membuat rongga mulut itu semakin terbuka. Gerakan kepala Yamata yang paling besar semakin intens, berusaha mengenyahkan tanto yang menghalangi mulutnya.

Mendadak ada gerakan yang menendang tanto keluar diikuti dua bayangan hitam. Gerakan itu sangat cepat sehingga mata merah Yamata terlihat semakin bercahaya menahan amarah. Tangan kanan Kakashi meraih tanto yang masih melayang di udara, lalu memijakkan kaki di lubang hidung sang kepala naga. Memberikan energi chakra yang kuat pada kaki sehingga ia bisa sampai di depan tubuh Sora yang masih terduduk lemas.

"Segera bawa Taka pada Sakura, dia bisa membuat anak ini kembali bernapas. Cepatlah!"

Sora segera bangkit dan menerima tubuh Taka yang tampak pucat dan lemas, napasnya tinggal satu dua. Saat kaki Sora menjejak danau dengan cepat, ia masih bisa melihat bagaimana siluman naga itu menghabisi bayangan Kakashi satu per satu.

***

Pakkun bergerak cepat menuju ke tempat Sakura yang sedang cemas menatap pada danau. Tidak bisa melihat apa yang terjadi di dalam sana karena putaran air yang terus bergejolak. Dia hanya bisa merasakan hawa di sekitar kuil menjadi dingin sekali. Ulu hatinya terasa nyeri saking cemasnya pada semua orang yang ada di dalam kekkai pelindung, kecuali Yu—bajingan itu.

BlueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang