Opportunity

157 21 6
                                    

COBA BACA DENGAN MENDENGARKAN LAGU INI YAAA biar apa min? Biar makin enjoy aja hehehe kalo lagunya abis ulang lagi aja yaaaa

Myungsoo masih berdiri melihat mobil Jungkook yang semakin lama menjauh. Kemudian ia menatap rumah Jiyeon dengan sendu.

"Aku tidak akan menyerah untukmu Jiyeon. Aku akan membawamu kembali kepadaku". Myungsoo pergi menuju mobilnya yang ia parkirkan di depan rumah Jiyeon.

Myungsoo kembali ke rumahnya. Ia berbaring sambil memejamkan mata. Pikirannya dipenuhi dengan pertanyaan mengapa Jiyeon sedekat itu dengan Jungkook. Myungsoo membuka matanya dan mengambil ponsel disampingnya. Jari-jarinya mulai mengetik pesan untuk Jiyeon.

"Kau sudah tidur? apa besok kau ada waktu? ada sesuatu yang ingin aku bicarakan".

Myungsoo menarik selimutnya dan mencoba tidur.

Jiyeon membaca pesan Myungsoo dan masih belum tahu ingin membalas apa. Ia menghembuskan napas panjang. Perasaan Jiyeon untuk Myungsoo masih sama. Hatinya masih untuk Myungsoo, hanya saja ia masih belum terbiasa untuk bertemu Myungsoo. Ia juga tidak tahu harus bagaimana saat berhadapan dengan Myungsoo nanti. Ia tidak ingin terlihat seperti seseorang yang begitu mudah dihadapan Myungsoo.

"Sepertinya besok aku tidak sibuk".

Jiyeon masih menatap layar ponselnya.

"Besok akan aku jemput ya, jam 10 pagi".

Jiyeon hendak menjawab "ya" namun urungkan dan segera tidur. Entah apa yang membuat dirinya seperti ini. Padahal bisa saja Jiyeon langsung memaafkan Myungsoo dan kembali dengan cepat ke pelukan Myungsoo. Mungkin Jiyeon ingin memberi sedikit pelajaran kepada Myungsoo bagaimana memperjuangkan seseorang itu tidaklah mudah.

Besok harinya. Myungsoo bangun lebih pagi dari biasanya. Ia merasa sangat senang karena akan bertemu dengan Jiyeon. Ia terlihat sangat rapi dan wangi. Myungsoo bergegas menuju rumah Jiyeon dengan mobilnya. Di tengah perjalanan ia mampir sebentar ke toko bunga. Myungsoo membeli satu buket bunga mawar untuk diberikan kepada Jiyeon. Sebenarnya ia sangat gugup untuk bertemu Jiyeon saat ini tapi ia harus bisa mengambil hati Jiyeon kembali. Itu yang Myungsoo pikirkan.

Jiyeon juga sudah siap dan sedang menunggu Myungsoo datang. Ia juga merasa gugup dan merasa akan canggung saat bertemu Myungsoo. Muncul notif dari ponselnya. Myungsoo sudah berada di depan rumah Jiyeon. Jiyeon masih diam sambil memikirkan bagaimana ia harus bersikap nanti. Jiyeon berpikir untuk meminta Krsytal juga ikut dalam pertemuannya dengan Myungsoo tapi itu tidak mungkin karena Krystal minggu ini memang sedang sibuk. IU dan Luna juga sedang berada di luar Seoul sampai lusa.

Jiyeon akhirnya pergi ke luar rumah. Myungsoo sudah berdiri dengan menyembunyikan kedua tangannya yang memegang buket bunga. Myungsoo menyambut Jiyeon dengan memberikan buket bunga yang telah ia beli tadi. Jiyeon diam sejenak melihat ke arah buket dan kemudian menatap mata Myungsoo.

"Aku membelikan ini untukmu..". Kata Myungsoo.

"Untuk apa?". Jawab Jiyeon.

"Aaa.. untuk simbol penyambutan kedatanganmu ke Korea. Sekaligus simbol permintaan maafku". Jawab Myungsoo.

"Maksudmu dengan aku menerima buket ini tandanya aku memaafkanmu?". Kata Jiyeon.

"Mmm.. tidak.. jika kau memang belum bisa memaafkanku tidak apa-apa.. anggap saja ini hadiah dariku". Kata Myungsoo tersenyum.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 06, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

I'll never be herWhere stories live. Discover now