29

295 28 55
                                    

Happy Reading!

Fanya dan Mars baru saja kembali dari rooftoop. Fanya terus memeluk lengan Mars sepanjang perjalanan ke kelas. Ia seperti takut Ngus nya akan pergi dan menjauh lagi darinya.

"Lo bolos di jam Pak Jamal, siap siap lo di hantam sama mistar kayu dia Fan" Ucap Afka ketika baru saja keluar dari toilet cowok dan berpapasan dengan Mars dan Fanya. Ia sedikit heran, soalnya selama ini mereka terlihat tidak begitu dekat atau sekedar bertegur sapa aja sepertinya tidak.

"Bacot Ka, lo merusak suasana tau gak?!" Ucap Mars melirik sinis pada Afka, si ketua kelas itu langsung berlalu begitu saja, tapi baru beberapa langkah ia kembali menghadap ke Fanya untuk menyampaikan sesuatu pada Fanya.

"Eh Fan, tau nggak...._"

"Gak! " potong Mars.

"Gue gak ngomong sama lo ya!" Ancam Afka, menatap tajam Mars. Dalam hati ia terkekeh karena Mars kicep tanpa membantah. Padahal Afka takut jika cowok itu tiba tiba mengamuk dan menghamtam Afka di situ.

"Kenapa Ka? "Tanya Fanya yang sedari tadi diam.

"Flash nya Ifanca hilang, katanya tadi dia naruh di tas. Nah lo kan duduk di samping dia siapa tau lo lihat" Terang Afka menjelaskan. Fanya terlihat sedang berpikir, "Gue gak lihat deh Ka" tutur Fanya.

"Oh yaudah, gue duluan ya. Mau bantuin my honey cari flash nya siapa tahu yang ketemu kepastian buat hubungan kita berdua" Pamit Afka lalu terkekeh sambil berlari takut dia dihujat Fanya.

"Idih. Selain gak ganteng, dia juga bucin" Ucap Mars heran, lalu merangkul pundak Fanya untuk kembali berjalan. Mendengar ucap Mars, Fanya langsung menjepit hidung cowok itu dengan jari tengah dan jari telunjuk, sampai Mars memekik kesakitan.

"Berasa lagi ngomongin diri sendiri apa gimana, hmm?" Gemas Fanya lalu melepaskan tangannya dari hidung Mars yang sudah mengadu kesakitan.

"Gue ganteng An, jangan sama samain gue kek paket lo yang gak jelas itu. For you information, gue gak bucin juga tahu" jawab Mars dongkol.

"Iyain iyain" Kekeh Fanya melihat wajah marah Mars. Terlihat mengemaskan batin Fanya.

"Anjir.... lo sekarang udah moveon ya, Alien?" Seru Jorgi ketika berpapasan dengan Mars yang sedang merangkul Fanya menuju UKS. Tepat di belakang Jorgi, ada Morgan yang sedang dirangkul manja oleh Fero si pelakor, dan Garra yang menatap mereka dengan pandangan sulit diartikan.

"Kenapa? Lo gak suka? Atau lo cemburu?" Ujar Mars menyindir Morgan dan Garra.

"Santai bro, tapi lo hebat bisa luluhin hati Fanya. Pas dia pacaran sama Morgan aja gue udah coba dekatin tapi gak bisa gue jadiin pacar. Eh lo baru dekat aja langsung jadian. Congratulations babyyy!" Ujar Jorgi kagum.

Morgan melepas tangan Fero dengan kasar, lalu berjalan dekat kearah Mars dan Fanya. Ia berdiri tepat didepan keduanya, tangan kanan Morgan beralih ingin menyentuh dahi Fanya yang dibalut hansaplast tapi Fanya langsung refleks dan menghindar. Mars yang sadar akan reaksi Fanya mengusap kepala Fanya pelan.

"Katanya udah moveon. Kok mau dipegang aja gak mau" Canda Mars membuat Fanya mencubit perut cowok itu dan jangan lupa muka kesalnya sudah terpasang.

"Anya udah Moveon Marsayanggg! Itu refleks tau. Kan gak lucu, masa tangan najis mantan masih bisa nyentuh Anya. Nanti kalo dia kasar lagi sama Anya gimana?! " Ucap Fanya sambil menekuk bibirnya. Mars terkekeh sambil mengacak acak rambut Fanya, hingga tak sengaja memegang luka di dahi Fanya.

FANYA(END)Where stories live. Discover now