第二:Our Time 365 Days

223 32 1
                                    

"Baru kubicarakan, mereka sudah datang," kata Kiba pada Suigetsu. Suigetsu langsung menoleh ke arah adik kesayangannya yang berjalan bersama dengan calonnya, mungkin? Jika Tenten tidak menolak, mungkin calon suami.

Neji dan Tenten menarik napas sebentar dan kembali melanjutkan langkah mereka menuju kursi mereka masing-masing.

"Bagaimana keputusan kalian?" tanya Mito.

Neji mengangguk kala Tenten menatapnya. Mereka saling meyakinkan melalui sorot mata, bahwa ini adalah jalan terbaik.

"Aku setuju untuk perjodohan ini." Tenten akhirnya mengatakan kata yang sebenarnya ia pantangkan.

Sudahlah, ini pun demi nyawanya, karena Neji tidak segan-segan akan membunuhnya demi ibunya sendiri. Sedangkan, sang adik, Kiba sibuk berpikir, memakai pelet apa Neji hingga kakaknya yang adalah tuan putri yang langka dan hampir punah ini mau dengannya? Atau apa yang membentur kepala Tenten sehingga Tenten mendadak diam dan mau saja dinikahkan dengan Neji? Ya, meski mereka ada waktu 1 tahun untuk lebih saling mengenal sebelum akhirnya menikah.

Suigetsu? Ia hanya berpikir, mungkin benar yang dikatakan Namiya mengenai apa yang dilihat Nanami, adiknya Neji. Hanya saja, tidak masuk akal. Setahunya, keduanya saling membenci. Bagaimana mungkin jadi pasangan kekasih? Sudahlah, selama adiknya setuju, ia tidak akan melarang. Neji pun tidak pernah macam-macam dengan adiknya.

"Nee-chan— ma-maksudku, Onee-sama, ini sungguh kau? Kau menerima perjodohan?"

Tenten menatap tajam adik kesayangannya itu dengan pandangan tidak suka.

"Maaf, aku salah," Kiba terdiam.

Temten kemudian tertawa terbahak-bahak saat melihat wajah takut adiknya itu. Ini adalah hiburan yang sangat ia butuhkan di saat-saat seperti ini. Melihat adiknya merasa bersalah dan ketakutan.

"Kau mengerjaiku lagi," sebal Kiba.

Namiya ikut tertawa menatap calon menantunya itu. Entah mengapa, ia merasa ada magnet istimewa yang menarik keluarganya pada gadis ini. Bahkan, Neji barusan ikut tersenyum tipis? Ya, meski tipis, ia senang bisa melihat senyum di wajah putranya.

Bagi Neji, itu senyum terpaksa guna membuat keluarga mereka percaya. Karena bila ada kejanggalan, maka perjodohan ini tidak akan terjadi lagi. Dan Neji takut,

"Nah, baiklah. Sesuai kebiasaan keluarga Hozuki, untuk ucapan terima kasih karena sudah menerima putri kerajaan kami, mari kita berpelukan," ujar Hashirama.

Neji membulatkan mata. Sedangkan, Tenten tersentak dan menatap tidak rela ke arah Neji. Tenten sungguh-sungguh tidak rela bila dipeluk oleh Neji.

"Aku tidak mau!" seru Tenten.

Suigetsu memandangnya dengan tatapan 'jangan membuat masalah lagi!'. Tenten dengan terpaksa meminta maaf atas kesalahannya.

Namiya dan Mito menatap kedua anaknya. Menunggu mereka melakukan kebiasaan yang seharusnya dilakukan oleh putri dan pangeran kerajaan Hozuki.

Neji menatap Tenten.

Tenten menatap Neji.

Mereka saling melotot seolah memberi isyarat 'lakukan saja' dan yang satunya seolah mengatakan 'aku tidak sudi'. Yang tidak sudi adalah Tenten. Neji? Jika perjodohan ini gagal, maka ... ia yang akan membunuh gadis di hadapannya.

Tell Me, What I Feel?Where stories live. Discover now