OBSESION WITH YOU (62)

2.2K 145 43
                                    

Happy Reading♡.

Kini Cahya, Raja dan Raden telah berada di salah satu cafe tempat biasa Cahya dan Dita nongkrong. Memang usai perdebatan panjang tadi, Cahya langsung mengambil alih untuk menemudikan mobil milik Raden.

"Ayo masuk!" Ujar Cahya lalu berjalan memasuki cafe tersebut.

Raja dan Raden mengangguk lalu memasuki Cafe tersebut.

"Cahya!" Panggil seseorang.

Cahya yang di panggil pun reflek menoleh dan mendapati Dita serta Kenzo yang telah duduk di salah satu kursi kafe tersebut.

"Udah lama?" Tanya Cahya.

"Nggak kok, baru 10 menit lalu." Jawab Dita. Cahya hanya mengangguk mengerti.

"Mereka siapa Ca?" Tanya Dita.

"Oh, ini Kak Raja sama sepupunya, Raden." Jawab Cahya.

"Tunggu, lo kan yang waktu itu nonjok Ricky! Yang di cafe waktu Ricky mau nembak Cahya. Gara gara lo, rencana kita hancur tau gak! Dan sakarang, Ricky udah gak disini lagi. Maksud lo dulu nonjok Ricky apa an? Hah?!!" Ucap Kenzo pada Raja. Ia baru mengingat jika Raja pernah menghancurkan rencana Ricky untuk menembak Cahya.

Raja yang tiba tiba mendapat amukan dari Kenzo langsung menunduk. Bukan, bukan karna menyesal atau merasa bersalah. Melainakan ingin mendapat kalimat pembelaan dari mulut Cahya.

"Heh! Lo inget kan? Jangan pura pura lupa deh!" Ujar Kenzo dengan nada yang lumayan lantang dan terkesan seperti membentak.

Raja semakin menunduk, sedangkan Raden hanya diam saja karna tak tau apa permasalahannya.

Cahya yang melihat Raja menunduk pun mengelus Rambut Raja pelan dan menatap Kenzo.

"Ken, kejadiannya udah lama kan? Lagian Raja waktu itu udah minta maaf kok!" Bela Cahya.

"Tapi Ca, gara gara orang ini, rencana Ricky gagal. Dan sekarang, Ricky udah pindah. Asal lo tau, Ricky lebih menderita sekarang!" Ucap Kenzo emosi.

"Tapi kan gue udah minta maaf." Lirih Raja.

Kenzo yang memdengar ucapan Raja mendadak emosi. Ia pun bangkit dari duduk nya dan menghampiri Raja.

Bugh

Satu pukulan berhasil mendarat pada pipi mulus Raja. Raden yang berada di sebelah Raja kaget sata Raja tiba tiba di tonjok oleh Kenzo. Begitu pula dengan Cahya, ia reflek bangkit dari duduk nya dan menghentikan aksi Kenzo.

Sedangkan Dita hanya diam menyaksikan. Karna jujur, Dita sebenarnya kurang menyukai Raja. Ia merasa bahwa Raja memiliki aura yang negatif dan berdampak buruk pada Raja. Namun ia tetap diam tanpa berkomentar apapun.

"Kenzo! Lo apa apa an sih?" Tanya Cahya sambil membantu Raja berdiri.

"Ca! Itu gak sebanding sama apa yang Ricky rasain. Gue cuma mau dia ngerasain apa yang Ricky rasain." Jawab Kenzo lantang.

"Ya tapi apa perlu pake kekerasan? Kan gue udah bilang! Kak Raja udah minta maaf! Kenapa harus diperpanjang sih?"

"U-udah, aku gak papa kok." Ucap Raja yang mencoba menenangkan Cahya.

"Tapi kak-"

"Mending kita balik aja. Kaya bya temen lo kurang suka sama Raja." Ucap Raden.

"Yaudah. Den, lo bawa kak Raja ke mobil dulu." Ucap Cahya.

Raden pun mengangguk lalu membawa Raja menuju mobilnya. Sedangkan Cahya menatap kedua temannya tersebut denga tatapan yang sulit diartikan.

"Gue balik dulu Ken, Dit. Sorry kalau hati ini gak bisa lama." Ucap Cahya lalu pergi meninggalkan Dita dan Kenzo.

"Semoga pilihan Cahya tepat." Batin Dita.

***

"Sakit gak?" Tanya Cahya yang entah ke berapa kalinya.

"Ratu, kamu udah berapa kali ngomong kaya gitu? Kan aku udah bilang, ini gak sakit. Lagian ini tuh gak sebanding sama yang Ricky alamin." Jawab Raja dengan nada lirih di akhir kalimat.

"Udah kak, gak usah dipikirin. Mungkin tadi Kenzo lagi badmood. Dia orang nya ramah kok, cuma agak dingin aja." Ucap Cahya.

"Ini waktu kak Raja minum obat kan?" Tanya Cahya. Raja yang ditanya sedikit menegang. Namun dalam hitungan detik, ia sudah menormalkan kembali ekspresinya.

"Iya, tapi kayanya aku gak mau minum obat lagi deh." Jawab Raja lesu.

"Lho kenapa? Emang nya kak Raja gak mau sembuh."

"Bukan gak mau sembuh, tapi aku gak mau aja bergantung sama obat. Masa dikit dikit minum obat."

"Kan buat kesehatan kak Raja juga."

"Buat hari ini aku bolos dulu ya minum obat nya." Ucap Raja menawar.

"Ya gak bisa gitu dong. Nanti kalau di marahi sama dokter nya gimana?"

"Ya kamu jangan bilang bilang dong! Lagian aku bisen kalau minum obat terus."

Sebenarnya Raja malas jika harus terus meminum vitamin yang menyamar sebagai obat tersebut. Bagaimana tidak? Vitamin itu rasanya sangat pahit dan ber aroma menyengat jika sudah memasuki mulut. Rasanya Raja mau muntah saja. Namun selama ini ia selalu menyembunyikannya agar Cahya tidak curiga.

"Hufft...oke, tapi besok kak Raja harus minum obat nya." Ucap Cahya final.

"Yesh!" Girang Raja.

"Yaudah, sekarang mau makan nggak? Kalau mau makan, aku masakin."

"Aku mau makan di restoran bareng kamu, boleh kan?"

"Kenapa harus di restoran? Kan bahan masakan masih ada."

"I-iya sih, tapi kan aku bosen."

"Raden mau di ajak?" Tanya Cahya.

"Gak!" Tolak Raja cepat.

"Kenapa?"

"Nanti kita gak bisa berduaan." Batin Raja.

"Nanti dia gak mau bayar. Aku males kalau harus ngasih makan Raden. Dia kalau udah makan gak inget total pengeluaran." Jawab Raja beralibi.

"Hmm oke."

***
Disinilah Cahya dan Raja sekarang. Di sebuah tempat makan bernuansa eropa clasik. Jika bukan karna kemauan Raja untuk kesini, mungkin Cahya akan lebih memilih makan di tempat yang lebih sederhana lagi.

Saat tadi melihat harga di setiap menu makanan saja membuatnya ingin pingsan. Bagaimana tidak? Satu porsi makanan yang ia pesan harganya bisa mencapai satu juta. Bahkan jika makan 3 porsi pun belum tentu mengenyang kan.

"Kak, apa ini gak kemahalan? Kakak barusan juga pesen desert yang topping nya emas kan? Emang gak papa?" Tanya Cahya dengan nada lirih. Ia menghormati setiap pengunjung yang makan dengan tenang.

"Gak papa kok. Kamu tenang aja. Makan di sini gak akan bikin aku bangkrut." Jawab Raja santai.

Ia bingung dengan sikap Ratu. Jika perempuan lain di ajak ke tempat yang seperti ini, mungkin mereka akan senang karna bisa pamer ke semua orang. Tapi Cahya berbeda, ia malah menolak untuk diajak ke tempat yang selerti ini.

"Silahkan di nikmati." Ujar pelayan sambil meletakkan 2 porsi desert di meja.

"Terima kasih." Ucap Raja.

Pelayan itu mengangguk lalu pergi dari hadapan Raja dan Cahya.

Glek.

Cahya meneguk ludah nya susah payah. Ia yakin, harga dessert ini lebih mahal daripada harga makanan yang baru saja ia makan.


Prob. 27 Jan 2021

Obsesion With You [Completed]Where stories live. Discover now