OBSESION WITH YOU (27)

4.8K 255 9
                                    

Happy Reading♡.

"Rickyyy!!" Teriak Raka dari ambang pintu ruangan.

"Berisik ajng!" Kesal Kenzo yang berdiri di sebelahnya.

"Bodo! Wlee" Raka menjulurkan lidahnya mengejek Kenzo yang kini memasang wajah malas.

"Lo gak papa ky?" Tanya Kenzo.

"Gapapa kok, cuman bonyok dikit doang" jawab Ricky santai.

"Bonyok dikit emang, tapi pake di infus segala" sindir Raka.

"Lah mana gue tau, kan dokternya yang ngelakuin ini semua" ucap Ricky.

"Terserah" ujar Raka malas lalu duduk di sofa.

"Oh iya, giamana misinya? Berhasil?" Tanya Kenzo yang membuat Ricky kembali murung.

Kenzo yang melihat respon sahabatnya mengusap pelan bahu Ricky. Ia tau betul pasti rencananya gagal total. Jujur Kenzo sedikit geram, namun ia tak dapat membantu banyak selain hanya memberi saran.

"Coba lain waktu" ucap Kenzo sebelum duduk di sofa.

"Cahya udah lama?" Tanya Raka dengan nada yang sengaja di buat genit.

"Eh, iya nih" jawab Cahya sedikit canggung apalagi Raka menggunakan nada suara yang menggelikan di pendengarannya.

"Gak usah canggung ca, gue becanda doang kali" ucap Raka lalu terkekeh pelan.

Cahya pun hanya menanggapi dengan senyuman tanpa membalas ucapan Raka.

"Ky, gue ke kantin dulu ya haus nih. Lo sama Raka Kenzo dulu ya. Sekalian gue mau nyusulin kak Raja yang belum balik balik" ucap Cahya lalu berdiri dari duduk nya.

***

"Mbak, jus alpukat nya satu ya" ucap Cahya pada mbak mbak penjual jus di kantin rumah sakit.

"Siaap! Di tunggu sebentar ya?!"

Cahya hanya mengangguk kecil lalu mencari tempat duduk yang kosong.

Tak lama jus pesanan Cahya datang. Cahya pun langsung membayar jus tersebut dan kemudian ia minum sambil memain kan handphone nya.

"Cahya?" Panggil seseorang yang berdiri di samping nya.

Cahya pun mendongak kan kepalanya dan melihat siapa yang baru saja memanggil namanya.

"Dokter Agra?" Kaget Cahya saat melihat yang memanggil nya ternyata dokter Agra.

"Hai" sapa Agra lalu duduk di samping Cahya.

"Oh, hai" sapa Cahya agak canggung.

"Siapa yang sakit? Kok bisa ada di sini?" Tanya Agra.

"Temen dok" jawab Cahya seadanya.

"Ohh"

"Dokter kenapa bisa ada di sini?" Tanya Cahya.

"Omong omong kamu bukan pasien saya, jadi jangan memanggil saya dengan embel embel 'dok'. Paham?"

Seakan terhipnotis oleh pesona Agra, Cahya hanya mengangguk dan kemudian mengalihkan pandangannya.

"Saya kesini karna sedang beristirahat" ucap Agra tiba tiba yang membuat Cahya menoleh.

"Ohh...tapi tumben sendiri" ucap Cahya.

"Saya memang selalu sendiri" ucap Agra yang membuat Cahya terkekeh.

"Serius? Maksud mas Agra, mas gak ada temen  atau calon atau pendamping hidup gitu?" Tanya Cahya.

"Kalau teman mungkin ada, tapi kalau untuk pendamping hidup, saya belum memikirkannya. Lagian saya mau fokus sama karier saya dulu" jawab Agra.

"Hmm...mas Agra kan emang udah sukses dan jabatan serta gelar nya udah tinggi. Jadi mau nunggu apalagi?"

"Untuk sekarang mungkin tidak. Tapi setidak nya saya nanti akan tau dimana hati saya akan berlabuh" ucap Agra sambil emnatap lurus ke depan.

"Kenapa mas Agra lebih milih jadi dokter?" Tanya Cahya lalu kembali meminum jus nya.

"Karna saya ingin, bahkan saya pernah sempat berfikir untuk menjadi seorang bidan" jawab Agra.

"Hah? Bidan? Yang bener aja!" Ujar Cahya lalu terkekeh pelan.

"Kamu gak percaya?" Tanya Agra dan di jawab gelengan oleh Cahya.

"Jadi, saya itu orang nya posesif. Makanya saya pengen jadi bidan supaya nanti bisa memeriksa kondisi anak saya sendiri. Terlebih, saya gak rela jika seandainya ada bidan laki laki yang menangani istri saya bersalin dan melihat aset yang seharusnya hanya saya yang boleh melihatnya" jelas Agra hingga membuat Cahya takjub.

"Emang sekarang udah ada bidan laki laki?" Tanya Cahya heran.

"Ada! Bahkan di rumah sakit ini ada 4 orang bidan laki laki" jawab Agra dan Cahya hanya mengangguk angguk kan kepalanya saja.

"Dan kenapa sekarang mas Agra malah jadi dokter spesialis bedah?" Tanya Cahya bingung.

"Cerita nya lumayan panjang, dan saya sebenarnya tidak hanya menangani masalah bedah membedah" jawab Agra.

Cahya pun hanya menganggukkan kepalanya mengerti lalu menghabiskan jus nya.

"Mas, saya belik ke ruangan temen saya dulu ya? Gak enak klo lama lama" pamit Cahya.

Jujur Agra masih mau lebih lama dengan Cahya. Tapi ia tak ada hak untuk mencegah Cahya pergi. Agra pun kemudian mengangguk dan tersenyum manis pada Cahya.

Cahya pun kemudian pergi dari kantin menuju ruangan Ricky. Rencananya setelah ini ia akan pulang dan kembali besok sekalian beres beres karna besok Ricky sudah di izin kan pulang.

Namun, saat ia melewati lorong rumah sakit, penglihatannya menangkap sosok pria yang kini sedang duduk di kursi tunggu dengan menyenderkan badannya ke senderan kursi. Bahkan pria tersebut juga memejamkan matanya tanda ia tengah tertidur.

"Tidur?" Gumam Cahya lalu menghampiri pria tersebut.

Saat Cahya telah dekat dengan pria itu, Cahya malah ikut duduk di samping nya dan menyenderkan kepalanya di bahu pria tersebut.

Tanpa disangka sangka, Cahya malah menangis namun mulut nya seakan terkunci untuk mengeluarkan suara. Iya, Cahya menangis dalam diam. Entahlah, Cahya tak bisa mendefinisikan perasaan nya saat ini. Intinya saat ini ia hanya ingin menangis.

"Apa gue rindu sama sosok kak Raja yang dulu?"

Prob. 25 Dec 2020

Obsesion With You [Completed]Where stories live. Discover now